Hitstat

24 December 2006

Kejadian Volume 10 - Minggu 1 Senin

Bertemu dengan Malaikat Allah
Kejadian 32:1-2
“Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat-malaikat Allah dengan dia. Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia: ‘Ini bala tentara Allah.’ Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim.”

Kejadian 32:1-2 mengatakan, “Yakub melanjutkan perjalanannya, lalu bertemulah malaikat-malaikat Allah dengan dia. Ketika Yakub melihat mereka, berkatalah ia: Ini bala tentara Allah. Sebab itu dinamainyalah tempat itu Mahanaim. “Mahanaim” dalam bahasa Ibrani berarti “dua bala tentara”. Allah hendak memperlihatkan kepada Yakub bahwa Dia beserta dengannya. Karena itu, Yakub seharusnya tidak perlu takut untuk pulang ke negeri nenek moyangnya. Ia tidak perlu takut terhadap Esau, kakaknya. Orang-orang yang Yakub miliki di sini adalah satu kumpulan bala tentara, sedangkan Allah juga memiliki satu kumpulan bala tentara, sebab itu disebut “dua bala tentara.” Allah membuka mata Yakub, memperlihatkan kepadanya bahwa malaikat-malaikat Allah berjalan besertanya.
Pertama-tama Allah sendiri mencari dia, berkata kepadanya, “Pulanglah ke negeri nenek moyangmu dan kepada kaummu, dan Aku akan menyertai engkau” (Kej. 31:3). Fakta bahwa Allah telah melindungi Yakub dari Laban dan orang-orangnya yang mengejar dia membuktikan bahwa Allah beserta dengan dia. Tidak saja di bumi ada satu bala tentara, masih ada satu bala tentara lagi, tentara surgawi, mengikuti dia. Hal ini membuat Yakub belajar percaya kepada Allah. Kita perlu berlatih senantiasa hidup bersandar kepada Allah. Hari ini bukan hanya orang dunia yang menempuh hidup yang merdeka, banyak orang Kristen juga menempuh hidup yang merdeka terhadap Allah. Akibatnya, banyak orang Kristen kurang berguna bagi Allah. Amsal 3:5 mengatakan, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”

Penyusun Bala Tentara Allah
Ef. 3:8; 2 Kor. 11:29; Rm. 9:16; Gal. 2:20; Why. 3:8

Dari manakah sumber kekuatan rohani? Kalau kita melihat rasul Paulus, mungkin kita mengira bahwa kekuatannya berasal dari pengetahuan rohaninya, atau dari sejumlah karunia yang ia miliki. Tidak! Kekuatan rasul Paulus adalah Allah itu sendiri. Tanpa Allah, tidak seorang pun yang dapat bermegah. Selain di dalam Allah, rasul Paulus tidak dapat bermegah. Bahkan ia sendiri mengatakan bahwa ia adalah orang yang paling hina di antara orang kudus (Ef. 3:8). Dia berkata, “Jika ada orang merasa lemah, tidakkah aku turut merasa lemah?” (2 Kor. 11:29). Dalam Roma 9:16 Paulus berkata, “Jadi, hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada belas kasihan Allah.” Kita mungkin berpikir bahwa kita dapat berlari, tetapi kita tidak dapat. Kristuslah yang dapat berlari. Paulus juga berkata, “Bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20). Asalkan kita menganggap diri kita berhikmat, kita tidak memperhidupkan Kristus. Semua orang yang sungguh-sungguh memperhidupkan Kristus menganggap diri mereka bodoh, lemah, tidak terpandang, tidak berarti, dan menyadari bahwa keberadaan mereka di bumi tidak berarti apa-apa. Mereka hanya tahu bersandar kepada Tuhan.
Ketika Tuhan datang kembali, mereka semua yang kuat dalam dirinya sendiri akan didiskualifikasi. Mereka yang diperhitungkan sebagai pemenang adalah orang-orang yang lemah, orang-orang yang menangis dengan mencucurkan air mata dan berkata, “Tuhan, aku tidak dapat melakukannya. Aku tidak dapat melakukan sesuatu. Aku hanya seorang yang kecil, seorang yang lemah.” Orang-orang yang lemah demikian yang bersandar kepada Tuhan akan dianggap layak menjadi para pemenang.
Dalam Wahyu 3:8, Tuhan berkata bahwa mereka yang ada di Filadelfia memiliki sedikit “kekuatan”. Dia memuji kemutlakan dan kesetiaan mereka untuk mengerjakan apa yang mereka dapat. Jika kita terlalu mampu dan terlalu berkapasitas dalam melakukan sesuatu, ada kecenderungan kita tidak lagi merasa perlu berdoa dan bersandar kepada Tuhan. Kalau demikian, kita pasti habis. Hari ini Tuhan sedang menunggu. Dia masih memanggil para pemenang. Jika kita mengatakan, “Tuhan aku tidak dapat menang,” Tuhan akan mengatakan, “Anak-Ku, apa pun yang tidak dapat kaulakukan, akan Kulakukan untukmu. Aku membenci orang congkak, tetapi memberi anugerah kepada orang yang rendah hati.” Ingatlah bahwa kedua bala tentara itu terdiri atas istri Yakub dan anak-anaknya. Akhirnya, tidak ada satu pun yang berperang melawan Esau. Allahlah yang berperang dengan Esau. Allah mengalahkan Esau melalui mengubah sikapnya terhadap Yakub.

Penerapan:
Menjadi orang Kristen yang menang, bukan berarti menjadi orang yang selalu kuat, berdasarkan kekuatan diri sendiri. Menjadi pemenang adalah mengetahui diri sendiri lemah, tidak mampu, dan terbatas, oleh karena itu sepenuhnya bersandar kepada-Allah dan membiarkan Allah beroperasi dengan bebas di dalam kita. Marilah kita mengakui kelemahan kita dan datang kepada Tuhan setiap hari, sehingga kita boleh dikuatkan oleh Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau tidak membuang orang yang lemah dan rapuh seperti aku. Tuhan, hari ini aku persembahkan diriku agar aku mau menjadi orang yang sepenuhnya bersandar kepada diri-Mu, untuk dengan setia mengikuti-Mu.

No comments: