Hitstat

14 December 2006

Kejadian Volume 9 - Minggu 3 Jumat

Akulah Allah yang di Betel Itu (1)
Kejadian 31:13
“Akulah Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu.”

Setelah Allah menyingkapkan kepada Yakub bahwa sebenarnya Dialah yang telah memberkati dan menjadikan Yakub kaya (Kej. 31:11-12), maka Allah kemudian mengingatkan Yakub akan peristiwa dua puluh tahun yang lalu, dengan berkata, “Akulah Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku;...” (Kej. 31:13). Allah mengingatkannya kembali akan peristiwa yang mungkin sudah dilupakannya. Allah tidak pernah lupa bahwa pada suatu pagi, Yakub mengambil batu, yang sebelumnya ia pakai sebagai alas kepalanya, mendirikannya menjadi tugu dan mengurapinya dengan menuangkan minyak ke atasnya (Kej. 28:18).
Yakub juga mungkin melupakan nazarnya kepada Allah bahwa jika Allah akan menyertai dan akan melindunginya di jalan yang ia tempuh, memberikan kepadanya roti untuk dimakan dan pakaian untuk dipakai, sehingga ia selamat kembali ke rumah ayahnya, maka TUHAN akan menjadi Allahnya. Dan batu yang ia dirikan sebagai tugu akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Allah berikan kepadanya akan selalu ia persembahkan sepersepuluh kepada TUHAN (Kej. 28:20-22). Allah yang di Betel itu, sekali lagi menampakkan diri dan berbicara kepadanya. Bukankah kita juga sering lupa akan apa yang pernah kita ucapkan kepada Tuhan? Tetapi Tuhan tidak pernah sekali pun melupakannya. Mungkin dahulu kita pernah mempersembahkan diri kepada Tuhan, tetapi selang beberapa tahun, kita sudah tidak mengingatnya lagi. Ingatlah, bersamaan dengan terjadinya perubahan situasi di sekeliling kita, Tuhan akan datang untuk mengingatkan kita akan minat kita yang semula kepada-Nya.

Akulah Allah yang di Betel Itu (2)
Kej. 31:13; 28:10-22; 1 Tim. 3:15; Why. 22:1-3

Dalam Kejadian 31:13, mengapa Allah menyebut diri-Nya dengan sebutan “Allah yang di Betel itu”? Ketika Ia hendak menyuruh Yakub pulang ke negeri sanak saudaranya, mengapa Ia perlu mengingatkan Yakub kembali akan peristiwa di Betel yang sudah berselang dua puluh tahun yang lalu? Dari perkataan Allah dalam Kejadian 31:13, kita menyadari bahwa peristiwa di Betel itu bukan sebuah kejadian yang biasa, melainkan suatu kejadian yang berkaitan dengan tujuan Allah. Mimpi Yakub merupakan titik yang paling menentukan dalam seluruh Kitab Kejadian (Kej. 28:10-22). Pertama-tama, Yakub menggunakan batu itu sebagai bantal; kemudian ia mendirikan batu itu sebagai tugu (Kej. 28:18). Bantal melambangkan perhentian. Dalam pandangan Allah, debu tanah tidak pernah dapat menjadi perhentian kita. Hayat insani kita, sifat alamiah kita, serta apa adanya kita ini tidak dapat menjadi perhentian kita. Yang dapat menjadi perhentian kita satu-satunya adalah Kristus sendiri yang telah tergarap ke dalam diri kita. Dialah batu itu, tempat perhentian kita yang sejati. Walau kita berpendidikan tinggi sekalipun, tanpa kita memiliki Kristus di dalam kita, kita hanyalah gumpalan tanah liat belaka. Tanah liat ini mustahil menjadi penunjang kita yang kokoh.
Setelah terjaga dari mimpi, Yakub lantas mendirikan batu itu sebagai tiang (Kej. 28:18). Artinya, batu itu harus menjadi bahan pembangunan Allah. Asalnya, kita meletakkan kepala kita ke atas Kristus dan beroleh perhentian. Akhirnya, kita menjadikan pengalaman kita terhadap Kristus menjadi bahan untuk pembangunan Allah. Apapun pengalaman kita terhadap Kristus, harus menjadi bahan untuk membangun rumah Allah. Yakub bukan cuma mendirikan batu sebagai tiang begitu saja; ia bahkan menuangkan minyak ke atasnya (Kej. 28:18). Setelah minyak dituang ke atas tiang, tiang itu menjadi rumah Allah. Mimpi Yakub pertama kali terkabul di saat bani Israel mendirikan Kemah Pertemuan setelah mereka terlepas dari Mesir. Itulah rumah Allah yang pertama di antara manusia, yang merupakan perwujudan yang pertama dari mimpi Yakub. Kemudian dalam Perjanjian Baru, kita memiliki gereja sebagai rumah Allah (1 Tim. 3:15). Akhirnya, dalam langit baru dan bumi baru, kita akan mendapatkan Yerusalem Baru sebagai tempat tinggal Allah yang kekal (Why. 22:1-3). Di sana kita dan Allah akan menikmati perhentian yang kekal serta menikmati kepuasan sampai abadi. Karena wahyu yang terkandung dalam mimpi Yakub di Betel itu sangat berkaitan dengan tujuan kekal Allah, maka Allah kembali mengingatkan dia akan peristiwa itu dan mewahyukan kepadanya bahwa Dialah Allah yang di Betel itu, Allah yang akan membangun rumah-Nya. Seluruh pekerjaan Allah di atas diri Yakub dan keturunannya adalah untuk tujuan ini.

Penerapan:
Allah menghargai minat persembahan diri kita kepadanya. Karena itu, Dia tidak pernah melupakan minat kita, walaupun kita sendiri mungkin sudah lama melupakannya.
Bila hari ini Allah berbicara dan mengingatkan kita kembali akan persembahan diri kita di masa yang sudah lewat, marilah kita melunakkan hati dan sekali lagi datang kepada-Nya, memperbarui persembahan kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku yang sering melupakan persembahanku kepada-Mu. Hari ini aku mau memulihkan persembahanku, minatku, dan seluruh hidupku demi kesaksian-Mu. Tuhan, tariklah aku masuk ke dalam kehendak dan rencana kekal-Mu.

No comments: