Hitstat

21 December 2006

Kejadian Volume 9 - Minggu 4 Jumat

Ekspresi Manusia yang Jatuh
Kejadian 31:44-45
“Maka sekarang, marilah kita mengikat perjanjian, aku dan engkau, supaya itu menjadi kesaksian antara aku dan engkau. Kemudian Yakub mengambil sebuah batu dan didirikannya menjadi tugu.”

Setelah mendengarkan pembelaan Yakub, Laban kemudian mengaku kalah dan mengubah sikapnya. Ia mengadakan ikatan janji perdamaian dengan Yakub. Kejadian 31 mengungkapkan kepada kita bahwa tidak ada seorang pun yang boleh dipercayai. Baik Laban maupun Yakub, keduanya sama-sama tidak dapat dipercayai. Yakub pada awalnya mempercayai Laban, tetapi akhirnya ia tertipu. Demikian pula, ketika Laban mulai mempercayai Yakub, justru ia yang ditipu. Laban berkata, “Mengapa engkau lari diam-diam dan mengakali aku?” (Kej. 31:27a). Keduanya adalah penipu dan juga korban penipuan. Keduanya mewakili kehidupan manusia alamiah, manusia yang telah jatuh.
Pemazmur mengatakan, “Ya TUHAN, lepaskanlah aku dari pada bibir dusta, dari pada lidah penipu” (Mzm. 120:2). Apakah yang ada di dunia? Bibir dusta dan lidah penipu. Bibir dusta adalah untuk membela diri, sedangkan lidah penipu adalah untuk mendapatkan keuntungan bagi diri sendiri. Saat seseorang ingin mengambil keuntungan dari orang lain, ia menjadi penipu. Saat seseorang bermaksud membela diri, ia menjadi pendusta. Di dalam dunia yang bengkok ini tidak ada yang lain selain dusta dan tipu daya. Dunia ini benar-benar telah dipenuhi dengan tipu daya dan dusta. Dusta adalah sumber segala kejahatan. Sekali kita membiarkan diri tinggal dalam dusta dan kepalsuan, segala macam kejahatan masuk. Kita tidak tahu seberapa banyak kita telah berdusta. Bahkan ketika seseorang sedang membicarakan kebenaran, ia mungkin berdusta. Karena itu, kita perlu berdoa seperti pemazmur ini, “Ya TUHAN, lepaskanlah aku dari pada bibir dusta, dari pada lidah penipu.”

Hanya Allah yang Patut Dipercaya
Mzm. 28:7

Dalam Kejadian 27, Ribka, ibu Yakub mengira bahwa Laban akan menjadi penolong dan pelindung putra kesayangannya, sehingga ia menyuruh Yakub untuk pergi ke tempat saudaranya. Namun perhatikanlah apa yang diperbuat Laban terhadap Yakub! Memang, tidak ada seorang pun yang dapat dipercayai penuh, sekalipun dia adalah sanak famili kita yang paling dekat. Janganlah menaruh percaya penuh kepada siapa pun. Hanya Tuhan yang layak dipercayai (Mzm. 28:7). Bila kita menyadari bahwa kita adalah orang-orang yang dipanggil Allah dan sekarang ini tengah menempuh proses pengubahan-Nya, kita wajib sadar bahwa di dalam segala perkara ada campur tangan Allah. Kapan kita tidak lagi menaruh percaya pada seorang pun, kita akan berterima kasih kepada Tuhan karena setiap orang di seputar kita adalah di bawah pengaturan tangan Allah demi kebaikan kita.
Kita mungkin mengira mempunyai “paman” yang setia dan dapat dipercaya. Tetapi “paman” seperti itu tidak seberapa menolong terhadap pengubahan kita. kita tidak dapat menaruh kepercayaan kita kepada siapa pun, dan kita tidak dapat menyalahkan siapa pun. Entah “paman” kita itu jujur atau tidak, kita wajib berkata, “Puji Tuhan, Allah itu Sang Penguasa, aku bukannya di dalam tangan ‘pamanku’, melainkan dalam tangan pengaturan Allah. Bahkan ‘pamanku’ yang tidak dapat dipercayai itu sendiri berada dalam tangan Allah untuk kepentingan pengubahanku.” Kita semua perlu melihat hal ini dan mengetahui bahwa tidak ada satu pun dalam lingkungan kita yang dapat kita percayai. Setiap hal dan setiap orang di sekeliling kita merupakan alat yang dipakai Allah untuk mengubah kita. Jika pengubahan kita memerlukan seorang yang jujur, Allah niscaya memberi kita orang yang demikian. Tetapi kebanyakan kita memerlukan “Laban” dan “saudara-saudara sepupu” kita yang seperti putra-putra Laban. Janganlah menggerutu, melainkan bersyukurlah kepada Allah atas orang-orang itu, dan katakanlah, “Tuhan, aku berterima kasih kepada-Mu atas semua ‘saudara sepupuku’. Aku berterima kasih kepada-Mu atas ‘pamanku’, bahkan atas kelemahanku.” Puji Tuhan, sebab kelemahan kita juga merupakan sarana yang dipakai Allah untuk mengubah kita.
Di balik semua peristiwa yang terjadi dalam hidup kita, ada Allah dan tangan-Nya yang tidak kelihatan. Pemegang peranan yang utama bukanlah Laban atau Yakub, tetapi Allah yang tersembunyi, yang berkuasa menyediakan lingkungan kita bagi pengubahan kita. Kalau kita nampak akan hal ini, kita akan memiliki perhentian di dalam Tuhan serta percaya apa pun keadaan kita dan di mana pun kita berada, semua itu baik, sebab semuanya itu telah ditentukan oleh tangan Allah sang Pengubah yang berdaulat.

Penerapan:
Saat kita mulai mengasihi Tuhan, Dia pun mulai bekerja di atas diri kita, mulai mendisiplin kita. Tuhan akan menyingkapkan kepada kita bahwa diri kita adalah orang yang tidak tepat, penuh dengan kelemahan. Pada saat demikian, satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah berseru kepada nama-Nya, memohon rahmat-Nya (Mzm. 123:3). Dialah kekuatan dan perlindungan kita yang benar.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, selain Engkau, tidak ada seorang pun yang dapat kusandari dan kupercayai sepenuhnya. Manusia dan suasana bisa berubah, tetapi Engkau tidak mungkin berubah. Biarlah di saat susah atau senang, hatiku tidak berubah terhadap-Mu.

No comments: