Hitstat

17 December 2006

Kejadian Volume 9 - Minggu 4 Senin

Yakub Pulang Ke Negeri Nenek Moyangnya
Kejadian 31:13b
“...maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan cpulanglah ke negeri sanak saudaramu.”

Meski Yakub masih bersifat penipu, Allah tetap memberkatinya. Dalam mimpi, Allah tidak mencelanya, malahan menghiburnya serta kata-Nya, “Telah Kulihat semua yang dilakukan oleh Laban itu kepadamu” (Kej. 31:12). Allah melihat penderitaan Yakub dan kesengsaraannya di bawah tangan Laban. Ia berkata, “Akulah Allah yang di Betel, Allah ayahmu. Aku akan menjaga engkau.” Membaca catatan ini, kita melihat bahwa Allah seolah-olah tidak mempermasalahkan apa yang diperbuat Yakub. Allah hanya memperhatikan tujuan-Nya. Semua yang Allah perbuat adalah untuk pengubahan Yakub. Yang Allah perhatikan bukan apakah Yakub memiliki ternak atau tidak, melainkan apakah ia telah berubah. Apakah kita memiliki berkat-berkat jasmani, itu bukan yang utama. Yang harus kita perhatikan adalah Allah bertambah di dalam kita, Ia mengubah kita, Ia hidup di dalam kita, dan kita memperhidupkan Dia.
Ketika Yakub sedang mempertimbangkan untuk tetap tinggal atau pergi ke negeri asalnya, Allah turun tangan serta bersabda kepada Yakub, “Pulanglah ke negeri nenek moyangmu dan kepada kaummu, dan Aku akan menyertai engkau” (Kej. 31:3). Jika Yakub sudah berubah dengan tuntas, ia pasti segera memuji Tuhan dan percaya atas pimpinan Allah yang tegas itu. Tetapi Yakub tidak berdoa. Bahkan sebaliknya ia menyuruh orang memanggil kedua istrinya. Ia tidak berani berbicara di hadapan pamannya. Setelah ia menceritakan kepada mereka perihal adanya perubahan-perubahan situasi, mereka lantas menyetujui untuk meninggalkan ayah mereka (Kej. 31:4-16). Perubahan-perubahan situasi seputar Yakub itu jauh-jauh hari sebelumnya telah diatur oleh Allah.

Bersiap Meninggalkan Laban
Kej. 31:14-19

Perubahan sikap Laban dan anak-anaknya terhadap Yakub, serta perkataan Allah kepadanya, membuat ia benar-benar harus pulang ke rumahnya sendiri. Setelah rencananya disetujui oleh kedua istrinya (Kej. 31:14-16), lalu bersiaplah Yakub. Dinaikkannya anak-anaknya dan istri-istrinya ke atas unta, digiringnya seluruh ternaknya dan segala apa yang telah diperolehnya, yakni ternak kepunyaannya, yang telah diperolehnya di Padan-Aram, dengan maksud pergi kepada Ishak, ayahnya, ke tanah Kanaan (Kej. 31:17-18). Yakub memang berangkat pulang, namun bukan terang-terangan. Ia pergi dengan sembunyi-sembunyi. Ia takut Laban akan menggunakan kekuasaannya untuk menahan anak-anak perempuannya dan pelayan-pelayan serta semua anak mereka. Karena itulah ia melarikan diri dengan sembunyi-sembunyi.
Sekalipun cara Yakub meninggalkan Laban agak curang, namun Allah membiarkan hal itu terjadi. Cara Yakub ini menunjukkan bahwa ia belum cukup matang, ia masih mempunyai kelemahan. Mengapa Yakub tidak menaruh kepercayaannya kepada Allah? Allah itu Mahakuasa, tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Yakub seharusnya menaruh kepercayaan bahwa Dia bisa melindungi istri-istrinya dan anak-anaknya. Memang mudah mengatakan menaruh iman kepada Allah, tetapi tidak mudah mempraktekkannya. Ini memerlukan kematangan hayat dan kadar iman. Untuk memiliki kadar iman yang cukup ini, memerlukan pertumbuhan hayat. Yakub tidak memiliki ini. Kerap kita terjepit dalam situasi seperti ini, kita tidak punya pilihan lain, kecuali melarikan diri, pergi dengan curi-curi. Menyalahkan Yakub karena ia pergi secara diam-diam memang gampang, tetapi apabila kita memeriksa diri kita, niscaya menemukan bahwa kita pun tidak jarang melakukan hal-hal yang tersembunyi seperti Yakub.
Pada hari Yakub hendak melarikan diri, Laban telah pergi menggunting bulu domba-dombanya. Ketika itulah Rahel mencuri terafim ayahnya (Kej. 31:19). Terafim ini adalah berhala yang disembah di rumah Laban. Lihatlah, di antara orang-orang yang takwa kepada Allah masih mungkin terdapat berhala. Ini bukannya berhala yang di kuil, melainkan berhala rumah tangga, berhala yang mereka puja di dalam rumah mereka. Mereka amat menganggap penting berhala-berhala itu, sehingga Rahel mau mencuri berhala-berhala itu. Jangan menyangka kalau kita adalah orang yang dipanggil Allah, pasti semua anggota keluarga kita tulus dan lurus. Belum tentu. Allah tahu bahwa kita mungkin masih mempunyai berhala-berhala di rumah kita. Tanpa Alkitab menyebutkan berhala ini, tidak seorangpun yang akan percaya bahwa Laban ataupun Yakub masih ada berhala-berhala dalam keluarga Laban ataupun Yakub.

Penerapan:
Banyak orang terlalu menekankan berkat-berkat jasmani sampai-sampai melupakan Tuhan sendiri yang adalah sang Pemberi berkat, padahal yang paling Tuhan tuntut dari diri kita adalah berapa banyakkah kadar ilahi-Nya di dalam kita, sudahkah kita diubah dari seorang yang suka merebut menjadi orang yang memberkati, dan apakah kita selalu belajar memperbesar Dia dalam hidup kita. Hal-hal inilah yang seharusnya kita dambakan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, semua berkat yang Kau beri adalah baik bagiku, tetapi bawalah aku lebih maju lagi dengan mengalami Engkau sendiri sebagai berkatku yang paling bernilai. Aku berdoa semoga kadar-Mu hari demi hari makin bertambah di dalamku.

No comments: