Hitstat

22 December 2006

Kejadian Volume 9 - Minggu 4 Sabtu

Mendirikan Tugu
Kejadian 31:46b-47
“Maka mereka mengambil batu dan membuat timbunan, lalu makanlah mereka di sana
di dekat timbunan itu. Laban menamai timbunan batu itu Yegar-Sahaduta, tetapi Yakub menamainya Galed.”


Dalam Kejadian 31:44-55 kita melihat sebuah catatan mengenai perjanjian yang dibuat oleh Laban dengan Yakub. Kejadian 31:51-53 mencatat, “Selanjutnya kata Laban kepada Yakub: Inilah timbunan batu, dan inilah tugu yang kudirikan antara aku dan engkau —timbunan batu dan tugu inilah yang menjadi kesaksian,... Allah Abraham dan Allah Nahor, Allah ayah mereka, kiranya menjadi hakim antara kita...” (Kej. 31: 51-53). Laban adalah cucu Nahor. Nahor adalah saudara Abraham. Sebab itu Laban berkata, “Allah Abraham dan Allah Nahor...” Tetapi ini tidak diakui oleh Allah. “Lalu Yakub bersumpah demi yang disegani oleh Ishak, ayahnya” (Kej. 31:53b). Yakub hanya bersumpah demi Allah Ishak. Garis janji Allah dimulai dari pemilihan. Allah memilih ayah Yakub dan kakek Yakub; Ishak dan Abraham. Ini adalah perbuatan Allah sendiri, orang lain tidak bisa mencampuri. Nahor tidak bisa disisipkan di antaranya.
Tugu (tiang; pillar, KJV) yang didirikan oleh Yakub adalah saksi, kesaksian. Dalam hidupnya, Yakub sedikitnya pernah mendirikan tiga tugu (Kej. 31, 35). Tugu pertama, yang didirikan di Galed (Kej. 31:45) adalah kesaksian pemeliharaan Allah dalam kedaulatan-Nya terhadap dia. Tugu kedua, yang didirikan di Betel (Kej. 35:14), adalah kesaksian dari bangunan Allah, rumah Allah. Tugu ketiga, yang didirikan di kubur Rahel di jalan yang menuju Betlehem (Kej. 35:20), adalah kesaksian matinya pilihan alamiah Yakub. Ketiga tugu tersebut merupakan kesaksian dari perkembangan pengalaman Yakub terhadap Allah: Allah memelihara dia, Allah mengubah dia bagi rumah Allah, dan Allah mematikan pilihan alamiahnya.

Mempersembahkan Kurban Sembelihan
Kej. 31:54

Fakta selanjutnya mencatat bahwa Yakub “mempersembahkan kurban sembelihan di gunung itu. Ia mengundang makan sanak saudaranya, lalu mereka makan serta bermalam di gunung itu” (Kej. 31:54). Laban tidak mempersembahkan korban sembelihan, hanya Yakub yang mempersembahkan kurban sembelihan. Yakub telah mendengar suara Allah, lalu mulai mendekati Allah, dia sudah maju. Dahulu ia pergi ke Padan Aram karena disuruh orang tuanya, bukan karena mendengar suara Allah. Kemudian di Betel ia bertemu dengan Allah, tetapi ia tidak melakukan apa-apa terhadap Allah, ia hanya mengucapkan satu nazar kepada Allah. Kini Allah menyuruh dia pulang, dia mendengar firman Allah, lalu berkemas-kemas dan pulang. Hubungan Yakub dengan Allah mulai maju. Boleh dikatakan ini adalah kali pertama Yakub mendengarkan firman Tuhan, kali pertama Yakub taat kepada Tuhan, juga kali pertama Yakub mempersembahkan kurban kepada Allah.
Meskipun Allah selama dua puluh tahun menanggulangi dia, tetapi Yakub belum juga berubah menjadi orang yang lain. Walau demikian, kini Yakub telah menyatakan hatinya mau Allah; dia sudah mulai maju. Semula Yakub memegang tumit kakaknya, sangat menginginkan hak kesulungan, sangat ingin berkat, tetapi semua itu bukan berarti dia mau Allah, dia hanya ingin mendapatkan kebaikan, mendapatkan faedah dari Allah. Dengan kata lain, dia mau karunia Allah, tetapi tidak mau Sang Pemberi karunia. Dia mau barang-barang dari Allah, tetapi tidak mau Allah sendiri. Dulu pikirannya, perbuatannya, tidak satu pun yang tidak bertujuan, tetapi semua tujuannya tidak mengarah kepada Allah. Ia mau segalanya, tetapi tidak mau Allah. Ia mengarah kepada banyak hal, tetapi sedikit pun tidak mengarah kepada Allah.
Sekarang, setelah lewat penanggulangan dua puluh tahun, dia mulai memiliki sedikit kecenderungan kepada Allah, memiliki sedikit perubahan. Ia sepertinya mulai bertobat, berbalik kepada Allah. Pikirannya terlebih dulu berbalik, kemudian tindakan di luar, perbuatan di luar, bahkan seluruh hidupnya berbalik kepada Allah. Sebab itu ketika dia telah mengadakan perjanjian dengan Laban, dia mempersembahkan kurban kepada Allah. Meskipun Laban tidak mempersembahkan, dia mempersembahkan. Ini adalah bukti nyata bahwa penanggulangan Allah terhadapnya selama dua puluh tahun tidak sia-sia. Tahun-tahun penderitaan yang dilaluinya tidak sia-sia. Sekarang Yakub menjadi orang yang mendirikan mezbah dan mempersembahkan kurban kepada Allah, sama seperti yang dilakukan oleh Abraham, kakeknya. Setelah Yakub mempersembahkan kurban sembelihan, keesokan harinya, ia berpisah dengan Laban, dan meneruskan perjalanannya ke tanah Kanaan.

Penerapan:
Reaksi pertama dari seorang yang telah mengalami penanggulangan dan peremukan Allah adalah mempersembahkan kurban, yakni mempersembahkan diri sebagai kurban yang hidup kepada Allah. Marilah kita belajar menerima peremukan dari Tuhan, supaya kita bisa menjadi orang yang mempersembahkan diri kepada Tuhan dan mempersaksikan bahwa kita tidak hidup untuk diri sendiri, melainkan bagi Allah.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, biarlah kasih-Mu mendorongku menjawab panggilan-Mu, menyerahkan segalaku kepada-Mu. Buatlah aku rela menderita rugi dan sengsara, bila itu bagian dari ujian dan salib-Mu. Biarlah seumur hidupku, bagi-Mu selalu.

No comments: