Hitstat

04 December 2006

Kejadian Volume 9 - Minggu 2 Selasa

Pujilah Tuhan!
Kejadian 29:35
“Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: ‘Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN.’ Itulah sebabnya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.”

Setelah Lea melahirkan empat anak laki-laki bagi Yakub, yakni Ruben, Simeon, Lewi, dan Yehuda, maka ia berkata, “Sekali ini aku akan bersyukur kepada TUHAN.” (Kej. 29:35). Kata “bersyukur” di sini juga berarti “memuji” (praise, KJV). Memuji adalah pekerjaan anak-anak Allah yang tertinggi, atau pernyataan hidup rohani kaum saleh yang tertinggi. Takhta Allah adalah titik tertinggi bagi Allah dalam alam semesta, namun Allah “bertakhta di atas puji-pujian Israel.” Nama Allah, diri Allah, dijunjung tinggi dan diagungkan karena puji-pujian.
Dalam mazmur, Daud mengatakan bahwa ia sendiri berdoa tiga kali sehari kepada Allah (Mzm. 55:18), ia juga mengatakan bahwa ia sendiri memuji-muji Allah tujuh kali sehari (Mzm. 119:164). Daud digerakkan Roh Kudus, ia mengakui bahwa puji-pujian adalah perkara yang amat penting. Kalau berdoa ia lakukan tiga kali sehari, tetapi memuji tujuh kali sehari. Tidak saja demikian, ia bahkan memerintahkan orang-orang Lewi menyanyikan syukur dan puji-pujian di hadapan tabut Allah dengan memainkan gambus dan kecapi (1 Taw. 16:4-6). Tatkala Salomo selesai membangun Bait Allah, ada orang-orang Lewi berdiri di sebelah mezbah dengan ceracap, gambus, kecapi, dan nafiri, serentak memperdengarkan paduan suara untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada Tuhan. Saat itu kemuliaan Tuhan memenuhi rumah Allah (2 Taw. 5:12-14). Daud dan Salomo telah menjamah hasrat hati Allah, yakni mempersembahkan puji-pujian yang diperkenan Allah. Allah bertakhta di atas puji-pujian Israel. Kita pun wajib memuji-muji Tuhan seumur hidup kita; kita wajib menyanyikan puji syukur kita kepada Allah kita.

Kurban Puji-pujian
Ibr. 13:15

Kita tidak saja harus berdoa di hadapan Allah, juga harus belajar memuji Dia. Pada mula pertama kita menjadi orang Kristen, kita sudah harus menyadari pentingnya hal memuji Allah. Kita harus senantiasa memuji Allah. Daud dikaruniai Allah, ia dapat memuji Allah tujuh kali sehari. Jika kita dapat memuji Allah dari hari ke hari, itu suatu pelajaran dan pelatihan rohani yang baik sekali. Kita wajib belajar bangun pagi-pagi untuk memuji Tuhan. Dalam menghadapi urusan, dalam berhimpun, atau ketika seorang diri, haruslah memuji Allah tujuh kali sehari, jangan sampai lebih sedikit daripada Daud. Bila kita tidak belajar memuji Allah setiap hari, kita akan sukar memiliki kurban puji-pujian.
Dalam Alkitab, puji-pujian menduduki tempat yang penting. Puji-pujian bukan hanya keluar dari mulut mereka yang hidupnya enak dan lancar, lebih-lebih dari mereka yang menderita ganjaran dan ujian. Allah sengaja menunjukkan kepada kita bahwa orang yang memuji itu telah dipimpin Allah melewati kesesakan dan kesulitan yang membuat perasaan mereka terluka. Banyak orang Kristen yang telah melewati pengalaman memasuki jurang yang gelap, terbuang, difitnah, dan teraniaya, namun di atas diri mereka justru Allah beroleh puji-pujian. Ketika umat Allah mengalami banyak kesesakan, kesukaran, dan fitnahan, saat itulah Allah menciptakan puji-pujian di atas diri mereka, agar dalam situasi seperti itu mereka di hadapan Allah dapat belajar menjadi pemuji-pemuji Allah. Allah tidak hanya menginginkan kita memuji-muji-Nya dari atas gunung yang tinggi sambil memandang negeri Kanaan, tempat yang dijanjikan Allah, tetapi lebih-lebih menginginkan kita juga dapat memuji-muji-Nya tatkala kita melalui “lembah bayang-bayang maut.” Yang terakhir inilah baru puji-pujian yang sejati. Sifat dari puji-pujian ialah sebagai suatu kurban. Dengan kata lain, puji-pujian berasal dari kesesakan dan kesukaran. Ibrani 13:15 mengatakan, “Sebab itu, marilah kita, melalui Dia, senantiasa mempersembahkan kurban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya.”
Meskipun kita tertimpa kesukaran, Ia tetap patut dipuji; meskipun kita kekurangan, kita tetap harus memuji-Nya. Pada saat-saat demikianlah puji-pujian kita akan menjadi kurban puji-pujian. Kita memuji sambil mencucurkan air mata, inilah arti kurban puji-pujian. Apa artinya kurban? Kurban berarti terluka, dimatikan, dan dirugikan. Bila kita di hadapan Allah terluka, seperti mati, dan menderita kerugian, pada saat itulah kita nampak takhta Allah teguh di surga, tanpa tergoncangkan, dan kita harus memuji Allah. Itulah kurban puji-pujian. Allah berkenan bila anak-anak-Nya memuji-muji-Nya dengan sebaik-baiknya.

Penerapan:
Kita tidak saja harus berdoa di hadapan Allah, juga harus belajar menjadi umat yang mempersembahkan pujian kepada Allah. Sejak hari pertama kita menjadi orang Kristen, kita sudah harus menyadari pentingnya hal memuji Allah. Kita harus senantiasa memuji Allah.
Dalam menghadapi urusan, dalam perhimpunan ibadah, atau ketika seorang diri, haruslah memuji Allah tujuh kali sehari, jangan sampai lebih sedikit daripada Daud.

Pokok Doa:
Ya Allah, takhta-Mu tidak pernah berubah, nama dan kemuliaan-Mu pun tidak pernah berubah. Walau keadaanku tidak begitu baik, aku harus memuji Engkau, sebab Engkau patut mendapat puji-pujian.

No comments: