Hitstat

03 October 2007

Matius Volume 6 - Minggu 1 Kamis

Memberi untuk Berkat yang Lebih Besar
Matius 14:17
Jawab mereka: “Yang ada pada kami di sini hanya lima roti dan dua ikan.” Yesus berkata: “Bawalah ke mari kepada-Ku.”

Berbicara tentang roti dan ikan yang disebutkan dalam Matius 14:17, Tuhan berkata dalam ayat selanjutnya, “Bawalah kemari kepada-Ku.” Apa pun yang kita miliki dari Tuhan perlu kita berikan kepada Tuhan agar menjadi berkat yang besar bagi banyak orang. Tuhan sering menggunakan apa yang kita persembahkan kepada-Nya untuk memenuhi keperluan pengikut-pengikut-Nya hari ini.
Meskipun kita mungkin mengatakan bahwa kita tidak memiliki sesuatu untuk dipersembahkan kepada Tuhan, tetapi paling sedikit kita memiliki tubuh. Puji Tuhan bahwa kita semua dapat memberikan diri kita kepada-Nya! Kita mungkin tidak memiliki apa pun selain diri kita yang miskin dan lemah ini, tetapi kita dapat memberikan diri kita kepada-Nya. Bahkan seseorang yang sakit pun dapat memberikan dirinya kepada Tuhan. Marilah kita memberikan apa adanya kita kepada Dia. Tuhan memerlukan persembahan kita. Jangan menyimpan sesuatu untuk diri sendiri. Apa pun yang kita berikan melalui tangan kita ke dalam tangan Tuhan, akan menjadi berkat yang besar.
Kita wajib mempersembahkan diri kita dan apa yang kita miliki kepada Tuhan. Apabila kita demikian mempersembahkan, maka Tuhan akan mempunyai jalan untuk memberkati banyak orang dan kita akan termasuk dalam berkat itu. Anugerah menyingkapkan kemiskinan dan kekosongan kita. Tetapi kita mempunyai sesuatu - diri kita - untuk diberikan kepada Tuhan. Meskipun sedikit sekali yang kita miliki, kita perlu mempersembahkannya kepada Tuhan. Jika kita meletakkan apa yang kita miliki ke dalam tangan-Nya, maka Tuhan akan menjadikannya suatu berkat yang besar. Tuhan tidak ingin mengubah batu menjadi roti. Yang Dia inginkan adalah kita mempersembahkan “roti” kita kepada-Nya sehingga di tangan-Nya roti itu berkat yang besar bagi banyak orang.

Mat. 14:17-19

Matius 14:19 berkata, “Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di rumput. Setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap syukur. Ia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya kepada orang banyak.” Tuhan Yesus memberi makan orang, Ia melayankan suplai hayat kepada mereka. Dengan menyuruh orang banyak itu duduk di rumput, Ia mengatur orang-orang itu dengan tertib. Ini menunjukkan hikmat Tuhan dan ketertiban Tuhan.
Dengan menengadah ke langit, Raja surgawi menunjukkan bahwa sumber-Nya adalah Bapa-Nya yang ada di surga. Kemudian Ia memberkati ikan dan roti serta memecahkan-mecahkannya. Ini menunjukkan bahwa murid-murid bukan sumber berkat; mereka hanya saluran yang dipakai oleh Tuhan Sang sumber kepuasan manusia. Apa pun yang kita bawa kepada Tuhan harus dihancurkan, dipecahkan, agar dapat menjadi berkat bagi orang lain. Setelah kita mempersembahkan diri kita kepada Tuhan, maka tangan-Nya akan “memecah-mecahkan” kita, sampai kita menjadi berkat bagi banyak orang. Persembahan kita baru berguna setelah kita dipecahkan oleh Tuhan. Inilah prinsip Tuhan dalam memberkati pekerjaan-Nya. Tuhan ingin memberkati kita demi kesaksian-Nya dengan berlimpah, namun masalahnya adakah orang yang mau mempersembahkan? Berapa banyakkah orang yang mau menyerahkan diri mereka kepada Tuhan untuk dipecahkan dalam tangan-Nya?
Lima ketul roti di sini adalah lima roti jelai. Jelai adalah lambang Kristus yang bangkit (Im. 23:10). Jadi, roti jelai melambangkan Kristus dalam kebangkitan sebagai makanan bagi kita. Roti adalah hayat nabati, melambangkan aspek kelahiran dari hayat Kristus; sedangkan ikan adalah hayat hewani, melambangkan aspek penebusan dari hayat Kristus. Agar rasa lapar rohani kita dipuaskan, kita memerlukan hayat kelahiran Kristus dan hayat penebusan Kristus. Kedua aspek itu dilambangkan dengan hal-hal kecil - roti dan ikan. Ini menunjukkan bahwa dalam zaman ini, Raja surgawi datang kepada para pengikut-Nya bukan sebagai Raja besar untuk memerintah mereka, melainkan sebagai sepotong kecil makanan untuk mengenyangkan kita.

Doa:
Tuhan,ampunilah aku yang seringkali terlalu mementingkan kepentinganku sendiri dengan menahan apa yang Kau berikan bagi diri sendiri. Tuhan, aku mau menjadi saluran berkat-Mu. Bebaskan aku dari keadaan seperti ini. Ajarlah aku untuk rela memberi. Tuhan, saat ini juga aku persembahkan diriku dan apa yang aku miliki bagi-Mu dan bagi kepentingan-Mu.

No comments: