Hitstat

16 October 2007

Matius Volume 6 - Minggu 3 Rabu

Bukan Pembasuhan Lahiriah tetapi Batiniah
Markus 15:18
Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Segera setelah perdebatan mengenai pembasuhan tangan, Injil Matius beralih kepada catatan tentang mendapatkan rawatan dari Yesus (Mat. 15:21-28). Apa yang Tuhan kehendaki bukan pembasuhan tangan, melainkan makan Dia, menerima Dia sebagai makanan. Dia tidak menghendaki kita membasuh secara lahiriah, Dia menghendaki kita makan, menerima Dia masuk. Tak peduli seberapa banyak kita membasuh tangan kita, kita akan tetap lapar. Tuhan tidak memperhatikan pembasuhan tangan. Lahiriah kita kotor atau tidak, tidak berarti apa-apa bagi-Nya. Yang Tuhan inginkan adalah dipuaskannya rasa lapar kita. Yang dipersoalkan Tuhan bukan praktek lahiriah, melainkan kondisi batiniah. Kita tidak seharusnya hanya membasuh kenajisan secara lahiriah, sebaliknya kita perlu dibersihkan dari dalam.
Dalam agama hari ini apa yang diajarkan kebanyakan sejenis pembasuhan tangan. Pertanyaannya ialah bagaimana kita dapat dibersihkan secara batiniah. Agar dibersihkan dari dalam, sesuatu harus masuk ke dalam kita, dan satu-satunya jalan agar hal ini bisa terlaksana ialah dengan makan. Sebagai makanan yang bergizi, Tuhan Yesus adalah unsur pembersih yang terbaik. Ketika Ia masuk ke dalam kita sebagai makanan, Ia tidak hanya memberi kita gizi, tetapi juga membersihkan kita secara batiniah. Ia tidak membasuh tangan kita, Ia membasuh susunan kita dan apa adanya kita.
Tidak sedikit orang Kristen yang berkata, “Apakah saya berbuat demikian ini salah? Apakah saya berkata demikian ini tidak benar?” Persoalan yang utama bukan melakukan benar atau salah, bukan mengatakan benar atau salah, juga bukan menyatakan benar atau salah, melainkan ketika kita berbuat demikian, ketika kita mengatakan demikian, bagaimanakah hati kita? “Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Allah melihat hati” (1 Sam. 16:7).

Mat. 15:17-28

Matius 15:17-20, Tuhan berkata, “Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu yang masuk ke dalam mulut turun ke dalam perut lalu dibuang di jamban? Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat. Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang.” Perkataan ini dengan tegas menyiratkan bahwa yang kita butuhkan bukanlah pembasuhan tangan lahiriah kita, melainkan pembasuhan batiniah kita dari segala hal yang najis.
Untuk hal-hal yang berdosa kita perlu pembasuhan darah Yesus, tetapi untuk perkara yang kotor dan bukan dosa kita perlu pembasuhan rohaniah, pembasuhan oleh Roh Kudus, firman hidup dan hayat yang di dalam. Menjadi kotor bukan berarti kita berdosa. Sering-sering kita tidak berdosa, tetapi kita dikotori. Di mana saja ada “debu”, sehingga begitu mudahnya kita tercemar, sampai-sampai kita duduk saja pun dapat tercemari oleh kenajisan dunia.
Dalam melakukan apa pun, kita mudah tercemar oleh “debu” duniawi. Bahkan ketika kita mengendarai kendaraan di jalan menuju tempat ibadah, mata kita mungkin secara tak sengaja melihat sesuatu yang menyebabkan kita menjadi kotor. Sebelum kita masuk ke dalam mobil, roh kita hidup dan membubung, tapi setelah mengendarai mobil selama sepuluh menit, walau kita tidak ingin melihat sesuatu, namun hanya melihat beberapa hal dalam perjalanan menuju ke sidang, kita ternoda dan roh kita tenggelam. Kadangkala bahkan dalam persekutuan kita pun kita dapat menjadi kotor.
Tuhan selalu ingin membasuh batiniah kita dari setiap macam kotoran yang disebabkan oleh sentuhan dunia. Tanpa pembasuhan Tuhan yang batini, persekutuan kita dengan Tuhan pasti terhalang. Terang Tuhan tidak dapat menyinari batin kita, karena batin kita telah diselubungi oleh “debu” dunia yang tebal. Tetapi begitu kita datang kepada Tuhan, terbuka terhadap firman hayat-Nya, menikmati firman-Nya di dalam doa, maka semua debu tersingkir dan terang Tuhan segera menyinari batin kita.

Doa:
Tuhan Yesus, aku mengakui bahwa keadaanku masih penuh dengan kecemaran. Di bawah terang-Mu, aku merasa masih begitu alamiah dan dosa dalam sifatku. Tuhan, aku mengasihi-Mu dan aku ingin hidup oleh-Mu. Bahkan sampai hari ini, aku masih berada dalam sifat alamiahku. Oh Tuhan, karena sifatku yang najis ini, aku perlu pembasuhan-Mu.

No comments: