Hitstat

09 October 2007

Matius Volume 6 - Minggu 2 Rabu

Mendayung atau Terhanyut
Matius 14:24
Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.

Kehidupan orang Kristen adalah kehidupan yang melawan arus dunia, mendayung melawan terpaan angin sakal. Kalau kita ingin angin buritan, tidak perlu bersusah-payah, asal berhenti mendayung, langsung ada angin yang menghantar kita kembali ke tempat asal. Terhanyut tidak perlu tenaga. Kalau kita ingin berdiri teguh, akan merasakan sulit. Asal kita mau sedikit kompromi, sedikit kendur, sedikit santai, sedikit mundur, angin akan menghantar kita kembali, tidak perlu mengeluarkan tenaga. Mengasihi dunia tidak perlu mengeluarkan tenaga.
Murid-murid sepanjang malam mendayung; mereka terus mendayung sampai jam tiga malam. Kalau mereka kembali, mereka merasa malu; bukankah lebih baik kembali ke Kapernaum menunggu sebentar, dan istirahat sebentar? Tetapi mereka tidak berbuat demikian. Jam tiga adalah saatnya malam paling gelap, akhir dari malam hari, juga saatnya kita harus bertahan dari pencobaan dan ujian. Pada titik ini, bahaya yang paling besar, pencobaan yang paling besar, adalah sedikit dingin, sedikit kompromi, sepertinya sedikit mengantuk. Sekarang kita memang terlalu letih. Pada mulanya, karena dorongan kasih, masih ada sedikit kekuatan bertahan; sekarang, sepertinya sudah terlalu lama, terlalu sulit, lalu menjadi tawar.
Banyak orang beriman, beberapa tahun yang lalu penuh semangat, gigih berjuang dalam medan perang, sekarang telah tawar, telah mundur. Karena angin sakal terlalu keras. Sedikit tawar lebih sulit dikalahkan daripada pencobaan apa pun. Kita masih bisa mengalahkan dosa, tetapi dalam perjalanan yang melawan angin sakal sedemikian, karena merasa terlalu letih, lalu condong agak tawar sedikit. Sekarang saatnya kita memilih, saatnya kita setia. Semoga kita menempuh jalan yang ditentukan Tuhan.

Mat. 14:24; 1 Kor. 15:58; Yes. 21:12; 2 Tim. 1:6

Kalau semula Tuhan pernah sekali menggerakkan kita, memerintahkan kita menempuh satu jalan; kalau Tuhan pernah memerintahkan kita menyeberang laut ke sisi sana, kita tidak boleh berhenti. Kalau kita berhenti, arus air laut akan menghantar kita ke tempat yang lebih jauh dari Tuhan, angin buritan juga akan menghantar kita ke tempat yang lebih jauh dari Tuhan. Kita lebih baik menderita, tetapi tidak mau terhanyut. Sekarang kita memerlukan dorongan yang positif. Paulus berkata kepada Timotius, “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu” (2 Tim. 1:6). “Mengobarkan” dalam bahasa aslinya berarti diaduk-aduk (khususnya terhadap tumpukan bara api, supaya lebih membara). Saudara saudari, semoga kasih kita yang semula, sekarang diaduk-aduk, sehingga kasih itu dikobarkan lagi.
Mungkin kita telah jatuh, sekarang bangunlah. Penulis Surat Ibrani melihat bahwa di antara saudara-saudara Ibrani “ada yang kelihatannya ketinggalan”, hati yang semula untuk Tuhan kelihatannya sudah mundur, sebab itu ia menganjuri mereka “kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah.” Tuan Muller berkata, “Kunci rahasia seseorang bila ingin mendapatkan kesuksesan yang besar di hadapan Allah, tergantung pada tetap bertahan, bahkan sampai pada setengah jam yang terakhir.”
Meskipun gelap sungguh terlalu pekat, tetapi tidak akan lama lagi. Yesaya 21:12 mengatakan, “Pengawal itu berkata: Pagi akan datang, tetapi malam juga ....” Meskipun sekarang berada pada malam hari, tetapi pagi segera datang. Meskipun kita berada dalam keadaan yang demikian, tetaplah bertahan bahkan sampai pada setengah jam yang terakhir. Mata kita jangan hanya menatap pada malam hari, jangan hanya melihat pada kesulitan. Hari ini kalau kita tidak berjalan, itu sangatlah rugi; hari ini kalau kita terlalu kendur atau santai, itu sangat disayangkan, karena kita segera akan tiba di seberang. Saudara saudari, meskipun kita bisa merasa sengara, bisakah bertahan sedikit lagi? Bisakah kita bertahan pada setengah jam yang terakhir? Bisakah kita berjaga-jaga bersama Tuhan dalam sejangka waktu yang pendek? O, hari ini adalah waktu kita, waktu kita bertahan.

Doa:
Tuhan Yesus, keadaan dunia ini begitu jahat dan senantiasa menghimpit aku. Tuhan, rashmati aku agar dapat bertahan dari berbagai pencobaan. Aku tidak mau terbawa arus dunia ini karena kurang berjaga-jaga. Tuhan lindungilah aku dari serangan si jahat sehingga aku dapat mengakhiri perjalanan iman yang telah Kau tentukan dengan baik.

No comments: