Hitstat

17 October 2007

Matius Volume 6 - Minggu 3 Kamis

Sebagai Remah-remah di Bawah Meja
Matius 15:26-27
Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”

Penentangan oleh kaum agamawan membuat Tuhan pergi bahkan lebih jauh, ke dunia kafir, yakni ke daerah Tirus dan Sidon (Mat. 15:21). Matius 15:22 mengatakan, “Lalu datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru, ‘Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.’” Karena penolakan kaum agamawan Yahudi, kesempatan untuk berkontak dengan Raja surgawi datang kepada orang bukan Yahudi, bahkan kepada perempuan bukan Yahudi yang lemah. Perempuan Kanaan ini menyebut Tuhan Yesus sebagai Tuhan, Anak Daud. Sebutan “Tuhan” menyiratkan keilahian Kristus, dan sebutan “Anak Daud” menunjukkan keinsaniannya. Memang tepat bila perempuan ini, orang bukan Yahudi, menyebut Kristus sebagai “Tuhan”. Namun, dia tidak berhak untuk menyebut-Nya “Anak Daud”.
Murid-murid terganggu oleh teriakan perempuan Kanaan ini, sehingga mohon Tuhan mengusirnya. Ini menunjukkan bahwa sekali lagi mereka mengajari Tuhan untuk melakukan sesuatu. Murid-murid seolah-olah berkata, “Tuhan, ia berteriak-teriak mengganggu kita. Tidakkah Engkau dapat berbuat sesuatu, Tuhan? Suruhlah ia pergi.” Pada saat ini Tuhan berkata, “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Mat. 15:24).
Perempuan ini tidak menghiraukan “penolakan” Tuhan. Dia tetap tenang dan tetap berusaha dengan satu cara – lebih banyak berdoa dan lebih banyak mempercayai. Dia mempercayai bahwa Tuhan tidak mungkin menyuruh dia pergi dengan tangan hampa. Dia berharap dan terus berharap, kepercayaannya melebihi situasi-situasi diluar, bahkan melebihi kata-katanya sendiri. Adakah kita memiliki kegigihan dalam hal berdoa sebagaimana yang dimiliki oleh perempuan Kanaan ini? Kegigihan dan iman dalam doa adalah rahasia kemenangan kita.

Mat. 15:21-28; Kis. 13:46; Rm. 11:11; Im. 11:27

Dalam Matius 15:25, perempuan bukan Yahudi dengan tepat memanggil Yesus Tuhan dan menyembah Dia, katanya, “Tuhan, tolonglah aku!” Kali kedua dia menyebut Kristus hanya sebagai “Tuhan”, bukan sebagai “Anak Daud”, karena dia sadar bahwa dia bukan seorang Israel, melainkan seorang bukan Yahudi. Tuhan lalu menjawab perempuan Kanaan, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing” (Mat. 15:26).
Perempuan Kanaan menganggap-Nya Tuhan, orang yang ilahi, dan Anak Daud, turunan raja, agung dan besar dalam pemerintahan-Nya. Tetapi Dia menyingkapkan diri-Nya sebagai roti kecil yang baik untuk dimakan. Ini menyiratkan bahwa sebagai Raja surgawi, Dia memerintah atas umat-Nya melalui memberi mereka makan dengan diri-Nya sebagai roti. Kita dapat menjadi orang yang tepat dalam kerajaan-Nya hanya dengan menerima rawatan-Nya dengan diri-Nya sebagai makanan kita. Makan Kristus sebagai suplai kita adalah jalan untuk menjadi umat kerajaan dalam realitas kerajaan.
Tuhan berkata bahwa roti anak-anak tidak patut dilemparkan kepada anjing. Ini menunjukkan bahwa dalam pandangan Tuhan semua orang kafir adalah anjing najis di mata Allah (Im. 11:27). Ketika Tuhan Yesus menganggap perempuan Kanaan itu sebagai anjing, ia berkata, “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya” (Mat. 15:27). Perempuan Kanaan itu tidak tersinggung karena perkataan Tuhan, tetapi justru mengakui bahwa dia adalah anjing kafir yang berhak atas remah-remah di bawah meja.
Tanah Kudus Israel adalah meja yang di atasnya Kristus, sebagai roti surgawi, telah datang sebagai bagian bagi bani Israel. Tetapi mereka membuang-Nya dari meja ke tanah, tanah kafir, sehingga Dia menjadi remah-remah sebagai bagian bagi orang kafir. Betapa hebatnya pemahaman perempuan kafir ini pada saat itu! Tidak heran kalau Raja surgawi mengagumi imannya. Matius 15:28 mengatakan, “Lalu Yesus berkata kepadanya, ‘Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.’ Seketika itu juga anaknya sembuh.” Kegigihan perempuan Kanaan itu akhirnya mendapatkan upah yang berlimpah: anak perempuannya terlepas dari penyakit yang dideritanya.

Doa:
Ya Tuhan, aku bersyukur karena Engkau menyediakan “remah-remah roti” keselamatan bagiku, orang yang berdosa dan najis ini. Karena itu, berilah aku tekad yang kuat agar senantiasa datang pada-Mu untuk menikmati dan mengalami karunia keselamatan-Mu yang berlimpah. Tuhan, saat ini kenyangkanlah rohku dengan kelimpahan hayat-Mu melalui firman kudus-Mu.

No comments: