Hitstat

11 October 2007

Matius Volume 6 - Minggu 2 Jumat

Tenanglah! Inilah Aku, Jangan Takut!
Matius 14:25, 27
Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. ... Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”

Ketika murid-murid-Nya menderita karena gelombang, Tuhan berjalan di atas laut. Ini mempersaksikan bahwa Dia adalah Pencipta dan Penguasa alam semesta (Ayb. 9:8). Karena mengira bahwa Tuhan adalah hantu, murid-murid berseru ketakutan (Mat. 14:26). “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka, ‘Tenanglah! Inilah Aku, jangan takut!’” (Mat. 14:27). Raja surgawi membawakan keberanian kepada murid-murid karena kehadiran-Nya. Ketika mereka salah sangka bahwa Dia adalah hantu, Dia meneguhkan mereka dengan berkata, “Inilah Aku.”
Matius 14:28 mengatakan, “Lalu Petrus berkata kepada-Nya, ‘Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.’” Ketika Tuhan berkata, “Datanglah!” Petrus turun dari perahu, “berjalan di atas air mendapatkan Yesus” (Mat. 14:29). Hanya Petrus yang berani melakukan hal ini. Adalah mukjizat bahwa Petrus dapat berjalan di atas air. Ia berjalan di atas gelombang oleh iman. Iman adalah kita bertindak menurut firman Tuhan. Beriman bukan berarti kita mampu melakukan suatu perkara, bukan pula berarti kita berketetapan untuk menuju ke suatu arah. Iman berarti walaupun kita mungkin sangat lemah, kita berani melakukannya menurut firman Tuhan.
Tuhan berkata kepada Petrus, “Datanglah”, dan Petrus memegang firman itu, bertindak, dan berjalan di atas air. Janganlah menyelidiki apakah kita beriman atau tidak. Janganlah bertanya kepada diri sendiri, “Apakah aku kuat dalam iman? Apakah imanku cukup?” Jika kita bertanya kepada diri sendiri sedemikian, kita akan segera tenggelam di bawah gelombang. Iman berasal dari perkataan Tuhan dan bertumpu pada perkataan Tuhan. Asalkan kita memiliki perkataan Tuhan, kita seharusnya hanya percaya kepada perkataan-Nya dan tidak bimbang.

Mat. Ayb. 9:8; Mat. 14:25-33; 2 Kor. 5:7; Yoh. 5:18

Matius 14:30 mengatakan tentang Petrus: “Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak, ‘Tuhan, tolonglah aku!’” Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air demi iman kepada perkataan Tuhan (Mat. 14:29). Namun, ketika dirasanya angin yang kencang, imannya lenyap. Dia seharusnya berjalan demi iman kepada perkataan Tuhan, bukan dengan memandang situasi. Dalam mengikuti Tuhan kita seharusnya berjalan demi iman, bukan demi penglihatan (2 Kor. 5:7). Ketika Petrus berseru minta tolong, “segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata, ‘Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?’” (Mat. 14:31). Karena Tuhan berkata, “Petrus, datanglah” (Mat. 14:29), Petrus seharusnya berdiri di atas perkataan itu dan tidak seharusnya bimbang. Karena itu, Tuhan menegurnya. Janganlah terganggu oleh penentangan dan penganiayaan. Bersandarkan firman Tuhan kita dapat berjalan menghampiri Dia, bahkan berjalan dan melampaui semua penentangan. Inilah iman yang sesungguhnya.
Matius 14:32 mengatakan, “Lalu mereka naik ke perahu dan angin pun reda”. Ini sebuah mukjizat. Mukjizat ini bukan hanya mempersaksikan Tuhan adalah Penguasa langit dan bumi, tetapi juga mempersaksikan bahwa Dia memperhatikan kesulitan yang dialami para pengikut-Nya ketika mereka mengikuti-Nya dalam perjalanan. Ketika Tuhan ada di dalam perahu kita, angin pun redalah. Catatan kedua mukjizat dalam pasal ini menyiratkan bahwa ketika Kristus ditolak oleh orang-orang dalam kalangan agamawan dan politisi, Dia dan para pengikut-Nya berada di padang gurun yang gersang dan di atas laut yang bergelombang. Bagaimanapun situasi kita, Tuhan mampu menyediakan keperluan kita dan membawa kita melewati kesulitan demi kesulitan.
Setelah Tuhan meredakan angin, “Orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia, katanya, ‘Sesungguhnya Engkau Anak Allah’” (Mat. 14:33). Mengenal Tuhan sebagai Anak Allah adalah mengakui bahwa Dia sama dengan Allah (Yoh. 5:18). Ini menunjukkan bahwa murid-murid mengakui keilahian Tuhan (Mat. 1:23; 3:17).

Doa:
Tuhan Yesus,aku mengucap syukur akan pembicaraan-Mu dan atas janji-janji-Mu. Bersandar darah-Mu dan fakta firman-Mu, aku dapat dengan penuh keberanian datang menghampiri Engkau. Tuhan ampunilah aku yang sering bimbang dan terpengaruh oleh situasi di sekelilingku. Tuhan berbicaralah kepadaku setiap kali aku datang ke dalam firman-Mu.

No comments: