Hitstat

16 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 2 Sabtu

Menanggulangi Kesombongan dan Pencinta Uang
Matius 19:21
Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

Matius 19:16 mengatakan, “Ada seseorang datang kepada Yesus, dan berkata, ‘Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup (hayat) yang kekal?’” Memperoleh hayat yang kekal di sini adalah berbagian dalam realitas Kerajaan Surga dalam zaman ini dengan hayat kekal Allah dan berbagian dalam manifestasi kerajaan pada zaman yang akan datang. Orang muda ini mengira bahwa untuk mewarisi hidup yang kekal, ia harus berbuat baik. Tuhan kemudian menjawabnya, “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik” (Mat. 19:17).
Kalau kita menyebut Tuhan baik, artinya kita mengenal bahwa Dia adalah Allah, karena tidak ada seorang pun yang baik selain Allah. Kita tidak seharusnya menganggap diri baik, karena kita bukan Allah. Hanya Allah yang baik. Kita tak mampu melakukan kebaikan apa pun karena kita tidak baik. Bisakah manusia yang tidak baik melakukan sesuatu yang baik? Dapatkah pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang baik? (Mat. 7:18).
Tuhan berkata kepada orang muda itu, “Jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah” (Mat. 19:17b). Orang muda itu berkata kepada Tuhan bahwa ia telah menuruti semua perintah itu (Mat. 19:20). O, perkataan ini adalah kesombongan terbesar. Orang muda itu benar-benar tidak mengenal dirinya sendiri. Dia masih mengira dirinya begitu baik, begitu sempurna. Tetapi Tuhan berkata kepadanya, “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Mat. 19:21). Mengikuti Tuhan adalah mengasihi Dia lebih daripada segala sesuatu (Mat. 10:37-38). Ini adalah permintaan yang tertinggi sekaligus ujian bagi kita untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga.

Mat. 19:16-26; 10:37-38; Ibr. 10:34; 1 Yoh. 4:20

Mencintai harta benda melebihi Tuhan membuat orang berduka, tetapi orang yang mengasihi Kristus melebihi segala sesuatu tetap bersukacita walaupun kehilangan harta benda (Ibr. 10:34). Matius 19:22 mengatakan, “Mendengar perkataan itu, pergilah orang muda itu dengan sedih, sebab banyak hartanya.” Salah satu perintah Allah yang Tuhan sebutkan dalam Matius 19:19 adalah “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”. Orang muda ini mengira bahwa dia telah memenuhi perintah ini. Tetapi perkataan Tuhan agar dia menjual segala miliknya dan memberikannya kepada orang-orang miskin telah menyingkapkan keadaannya yang sebenarnya. Dia tersadar bahwa dia belum bisa mengasihi sesamanya manusia seperti dirinya sendiri. Dia masih lebih mengasihi dirinya sendiri daripada mengasihi sesamanya. Orang yang demikian mengasihi dirinya sendiri, mungkinkah dapat mengasihi Allah yang tidak kelihatan? (1 Yoh. 4:20).
Tuhan berkata bahwa lebih sulit bagi seseorang yang mencintai uang masuk ke dalam kerajaan daripada seekor unta masuk melalui lubang jarum (Mat. 19:23-24). Cinta akan uang merupakan halangan terbesar untuk masuk ke dalam kerajaan.Orang kaya yang ingin diselamatkan adalah seperti seekor unta yang mencoba masuk melewati lubang jarum. Mendengar perkataan Tuhan ini, murid-murid mungkin kecewa, lalu bertanya, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” (Mat. 19:25) Yesus kemudian menjawab, “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin” (Mat. 19:26). Allah mampu memperbesar lubang jarum dan Dia juga mampu mengecilkan ukuran seekor unta. Kita tidak mungkin bisa, tetapi Allah bisa. Karena itu, janganlah kita kuatir. Bagi Allah tidak ada yang mustahil!
Perkataan Tuhan dalam bagian ini benar-benar menelanjangi keadaan kita dan kecenderungan kita terhadap harta benda. Apakah kita serius terhadap Tuhan dan bagi kerajaan-Nya? Jika demikian, bagaimana dengan cinta akan uang? Masih adakah tempat di dalam kita bagi cinta akan uang? Kekayaan dan harta benda di bumi tak banyak berarti bagi kita. Berdasarkan hayat ilahi dengan anugerah ilahi, kita mampu berkata bahwa menyimpan harta benda kita di surga merupakan sukacita yang besar!

Doa:
Tuhan Yesus, lepaskanlah aku dari keserakahan dan cinta uang agar aku dapat mengikuti Engkau dengan lurus. Wahyukanlah diri-Mu lebih banyak kepadaku agar aku nampak kemustikaan-Mu yang melampaui segala hal yang ada di dunia ini. Tuhan, rebutlah hatiku agar aku dapat mengasihi-Mu lebih dari segala sesuatu.

No comments: