Hitstat

30 November 2007

Matius Volume 7 - Minggu 4 Sabtu

Mewahyukan diri-Nya sebagai Batu penjuru
Matius 21:42
Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.”

Dalam Matius 21:42 Tuhan Yesus berkata, “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” Batu di sini ialah Kristus untuk bangunan Allah (Yes. 28:16; Za. 3:9; 1 Ptr. 2:4), dan tukang-tukang bangunan ialah pemimpin Yahudi, yang diwajibkan bekerja pada bangunan Allah. Dalam ayat ini Tuhan berkata bahwa batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjara. Kristus bukan saja batu pondasi (Yes. 28:16) dan batu utama (Za. 4:7), tetapi juga batu penjuru.
Matius 21:43 berkata, “Sebab itu, Aku berkata kepadamu bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari kamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” Kerajaan Allah sudah ada di sana bersama orang Israel, sedangkan Kerajaan Surga hanya sudah dekat (Mat. 3:2; 4:17). Ini membuktikan bahwa Kerajaan Surga berbeda dengan Kerajaan Allah. Dalam ayat ini Tuhan berkata bahwa Kerajaan Allah akan diberikan kepada bangsa lain yaitu gereja.
Bagian pertama dari Matius 21:44 berkata, “Siapa saja yang jatuh ke atas batu itu, ia akan hancur.” Ini menunjukkan bahwa orang Yahudi telah tersandung pada Kristus sehingga hancur remuk (Yes. 8:15; Rm. 9:32). Bagian terakhir dari ayat 44 berkata, “Siapa saja yang ditimpa batu itu, ia akan remuk.” Ini menunjukkan kepada bangsa-bangsa yang akan dipukul Kristus pada saat kedatangan-Nya kembali (Dan. 2:34-35). Bagi kaum imani, Kristus ialah batu pondasi yang mereka sandari (Yes. 28:16); bagi orang Yahudi yang tidak beriman, Ia merupakan batu sandungan (Yes. 8:14, Rm. 9:33); dan bagi bangsa-bangsa, Ia merupakan batu yang meremukkan.

Mat. 21:42-43; Yes. 28:16; 1 Kor. 3:9; Rm. 9:32

Dalam Kisah Para Rasul 4:10-11, Petrus menerangkan bahwa Yesus Kristus orang Nazaret sebagai batu yang dibuang oleh tukang bangunan. Kemudian dalam ayat 12 ia berkata “Tidak ada keselamatan di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” Kristus bukan saja Juruselamat tetapi juga batu. Juruselamat kita itu adalah batu yang mewahyukan fakta bahwa penyelamatan Allah adalah untuk pembangunan Allah.
Pada zaman dahulu bangsa Israel ialah kebun anggur; namun hari ini gereja bukan saja kebun anggur, tetapi juga suatu bangunan. Gereja ialah ladang yang menghasilkan bahan-bahan untuk pembangunan Allah (1 Kor. 3:9). Apa pun yang ditumbuhkan ladang ini untuk pembangunan. Untuk menjadi hayat kita, Kristus adalah benih; untuk pembangunan Allah, Dia adalah batu. Benih adalah untuk penanaman hayat; batu adalah untuk pembangunan.
Setelah menerima Dia sebagai benih hayat, kita perlu bertumbuh agar kita dapat mengalami Dia sebagai batu yang hidup di dalam kita. Karena itu, Dia juga akan membuat kita menjadi batu hidup; diubah dengan sifat batu-Nya, supaya kita dapat terbangun bersama orang lain menjadi rumah rohani di atas diri-Nya sebagai dasar dan batu penjuru (Yes. 28:16).
Batu penjuru ialah batu yang mengikat dinding yang satu dengan dinding lainnya. Sebagai batu penjuru, Kristus menghubungkan orang Yahudi dengan orang kafir. Melalui Kristus sebagai batu penjuru kaum imani Yahudi dan kaum imani kafir disatukan sebagai satu bangunan bagi Allah. Sebab itu Kristus tidak saja hanya sebagai batu pondasi untuk menopang bangunan, tetapi juga batu penjuru untuk menghubungkan kedua dinding utama.
Sebagai kaum imani, Kristus bagi kita adalah batu penjuru. Kita perlu datang kepada-Nya, batu yang hidup itu (1 Ptr. 2:4). Hari demi hari kita yang asalnya debu tanah akan disusun oleh sifat batu-Nya. Melalui kita menikmati Kristus sebagai batu penjuru, kita akan diubah, disatukan dengan kaum beriman yang lainnya, dan dibangunkan menjadi rumah rohani.

Doa:
Tuhan Yesus, aku mau datang kepada-Mu, Sang batu penjuru itu, agar aku pun diubah menjadi batu yang hidup bagi pembangunan rumah rohani. Aku mau menyatukan diri dengan kaum beriman lain dalam kehidupan gereja yang normal, sehingga aku bisa dibangunkan bersama dengan mereka bagi kesaksian-Mu.

No comments: