Hitstat

23 April 2008

Markus Volume 3 - Minggu 2 Kamis

Mengalami Pemeliharaan Tuhan di Tengah Badai
Markus 6:48a
Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air...

Ayat Bacaan: Mrk. 6:45-48; Mat. 13:121;Why. 20:6; Mzm. 23:1; Ibr. 4:14-15

Kehidupan orang Kristen dapat digambarkan sebagai sebuah perjalanan atau pelayaran. Pelayaran ini dimulai sejak kita percaya Tuhan dan dilahirkan kembali. Tujuan pelayaran ini adalah “ke seberang”, yang melambangkan manifestasi kerajaan yang akan datang (Mrk. 6:45; Why. 20:6). Dunia ini bagaikan lautan (danau, LAI) yang luas, sementara gereja adalah perahu yang di dalamnya kita tinggal guna menempuh pelayaran kita (Mat. 13:21). Walau hari ini kita masih hidup di dunia, namun kita tidak bersatu dengan dunia melainkan berada di dalam perahu (gereja).
Karena perahu berada di permukaan laut, belum sampai ke seberang, maka seringkali ia diterpa badai dan diombang-ambingkan oleh gelombang. Bukankah pengalaman rohani kita juga demikian? Walau kita sudah berada di dalam gereja, tidak berarti bahwa hidup kita telah bebas dari kesulitan dan bahaya. Bahkan seringkali kita diterpa badai kesulitan dan ombak permasalahan yang besar (angin sakal), sehingga kita dengan susah payah “mendayung” kehidupan kristiani kita (Mrk. 6:48). Situasi ini sering membuat kita menderita, bahkan tidak jarang anak-anak Allah menjadi tawar hati, putus asa, bahkan mundur.
Sampai di sini, kita harus jelas bahwa Allah tidak mempunyai maksud supaya umat-Nya menderita. Alkitab mengatakan bahwa Allah tidak menahan apa yang baik untuk kita. Mazmur 23:1 mengatakan. “TUHAN (Yehova) adalah Gembalaku: takkan kekurangan aku.” Selama kita memiliki Tuhan sebagai Gembala kita, kita tidak akan kekurangan apa pun. Lalu mungkin kita akan bertanya, “Kalau demikian, mengapa begitu banyak badai dan gelombang dalam hidupku?” Justru melalui badai dan gelombang itulah kita dapat secara nyata mengalami tangan pemeliharaan Tuhan. Badai dan gelombang akan membantu kita menyadari betapa berharganya pemeliharaan dan penyertaan Tuhan.
Dalam Markus 6:46, Tuhan berdoa. Dia adalah Imam Besar yang berdoa syafaat bagi kita (Ibr. 4:14-15). Tuhan memperhatikan setiap kesulitan kita dalam perjalanan kita mengikuti Dia. Karena itu, begitu ada badai atau gelombang menerpa kita, jangan lekas menyerah atau berhenti mendayung. Kita harus percaya bahwa Tuhan sanggup membawa kita melewati setiap masalah.

No comments: