Hitstat

01 April 2008

Markus Volume 2 - Minggu 3 Rabu

Hati yang Dikeraskan oleh Lalu Lintas Duniawi
Markus 4:15
Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka.

Ayat Bacaan: Mrk. 4:15; 2 Kor. 3:16

Tanah yang di pinggir jalan merupakan daerah tepi dari suatu bagian ladang yang dekat dengan jalan raya. Karena letaknya yang begitu dekat dengan jalan raya, ia dengan mudah dikeraskan oleh lalu lintas jalan itu. Tanah di pinggir jalan ini melambangkan hati yang dikeraskan oleh lalu lintas duniawi. Karena kesibukan kita, seringkali hati kita menjadi keras karena terlalu dekat dengan lalu lintas dunia hari ini. Akibatnya benih firman bukan hanya tidak dapat menembus hati kita, tetapi juga dimakan / dirampas oleh burung-burung yang melambangkan si jahat (Mrk. 4:15).
Tatkala kita mendengarkan firman Tuhan diberitakan dalam sebuah perhimpunan ibadah, bagaimanakah respon kita terhadap firman itu? Kalau kita jujur, kita dapat bersaksi bahwa seringkali firman itu tidak dapat menembus hati kita, tidak menyentuh kita, tidak menerangi kita, atau justru malah membosankan kita. Mengapa demikian? Ini dikarenakan hati kita telah diduduki oleh perkara-perkara di luar Allah. Pada saat yang bersamaan mungkin kita sedang memikirkan pekerjaan, usaha, atau keluarga kita sehingga tidak ada ruang lagi untuk perkara-perkara rohani.
Dalam penyelamatan Allah, pembaruan hati adalah sekali untuk selamanya. Namun dalam pengalaman, hati kita diperbarui terus-menerus, karena hati kita mudah berubah. Boleh jadi saat kita diselamatkan, hati kita berpaling dengan kuat kepada Allah. Tetapi setelah sejangka waktu, hati kita mungkin agak menjauhi Dia. Setidaknya pada taraf tertentu, hati kita menjauh. Kemudian oleh belas kasihan Allah, hati kita sekali lagi berpaling sepenuhnya kepada Dia. Melalui persekutuan dengan seorang beriman, melalui datang ke dalam persekutuan, atau melalui sarana anugerah lain, hati kita kembali kepada Tuhan. Ketika hati kita menjauhi Dia, sedikit banyak hati kita telah tertutup dan terselubung. Tetapi ketika kita kembali kepada Tuhan, hati kita diperbarui. Kita perlu berkata, “Tuhan, aku bersyukur karena belas kasihan-Mu, Engkau telah menjamah hatiku dan memalingkannya kembali kepada-Mu.” Berpaling kepada Tuhan adalah ciri khas pertama dari hati yang telah diperbarui (2 Kor. 3:16).

No comments: