Hitstat

18 May 2010

Kisah Para Rasul Volume 7 - Minggu 2 Rabu

Menguatkan Hati Saudara Seiman
Kisah Para Rasul 20:2
Ia menjelajahi daerah itu dan dengan banyak nasihat menguatkan hati saudara-saudara seiman di situ. Lalu tibalah ia di tanah Yunani.

Ayat Bacaan: Mrk. 12:30; 1 Tes. 5:14; 2 Tes. 2:17; Luk. 4:22; Ef. 4:29; Kol. 4:6; Yes. 50:4; Kid. 4:11

Ketika Paulus berada di Makedonia, dengan banyak nasihat menguatkan hati saudara-saudara seiman di situ. Apakah hati? Hati mencakup pikiran, tekad, dan emosi ditambah satu bagian dari roh, yaitu hati nurani. Fungsi hati ialah mengasihi Tuhan, sebab hati ialah organ mengasihi dari manusia kita. Hati kita diciptakan untuk mengasihi Tuhan. Namun hati ini dapat menjadi tawar. Karena itu dalam 1 Tesalonika 5:14 Paulus mendorong kita untuk menghibur mereka yang tawar hati. Tawar hati dalam bahasa aslinya berarti “berjiwa kecil”, yaitu kapasitas pikiran, emosi, dan tekadnya lemah dan terbatas dalam menanggung penderitaan atau kesulitan.
Cara Paulus menguatkan hati saudara-saudara seiman adalah dengan memberikan banyak nasihat. Efesus 4:29 memberi tahu kita, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Setiap perkataan kita yang jahat perlu diakhiri. Kita perlu mengaku dosa di depan Tuhan, mohon pengampunan-Nya untuk setiap perkataan negatif yang telah kita ucapkan. Kiranya Allah mengawasi mulut dan hati kita, sehingga semua perkataan dan pikiran yang jahat dan negatif bisa dihentikan.
Perkataan kita perlu menyuplaikan kasih karunia dan menguatkan hati saudara saudari. Yesaya 50:4 berkata, “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.” Untuk itu kita perlu memberikan setiap pagi hari kita datang ke hadapan Tuhan. Kita berdoa, “Tuhan, bangunkanlah aku setiap pagi agar aku bisa mendengarkan Engkau, supaya aku memiliki lidah yang meneteskan madu dan susu yang segar (Kid. 4:11) untuk menguatkan saudara saudariku.” Jika kita mempraktekkan hal ini, perkataan kita tidak akan menjadi perkataan yang kosong atau melemahkan orang lain malah menyuplaikan perkataan-perkataan kasih karunia yang dapat menghibur dan menguatkan hati saudara saudari kita (2 Tes. 2:17; Ef. 4:29).

Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang (Kol. 4:6)

No comments: