Hitstat

24 May 2010

Kisah Para Rasul Volume 7 - Minggu 3 Selasa

Mencapai Garis Akhir dan Menyelesaikan Pelayanan
Kisah Para Rasul 20:24
Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah.

Ayat Bacaan: Kis. 20:16-24; Mrk. 8:35; Why. 2:10

Setelah seseorang beroleh selamat, Allah menaruh dia pada satu jalur perlombaan untuk berlari (Ibr. 12:1). Seumur hidup orang Kristen adalah satu perlombaan lari yang harus diselesaikannya. Paulus adalah orang yang mempunyai tekad menderita dan setia sampai mati untuk menyelesaikan jalur perlombaan yang diwajibkan Allah bagi dia. Perkataannya dalam Kisah Para Rasul 20:24 menyiratkan bahwa ia merasakan bahwa dia akan mati martir. Paulus setia sampai mati dan tidak menghiraukan nyawanya, karena itu ia dapat menyelesaikan perjalanannya serta menunaikan ministri yang diamanatkan kepadanya.
Di Cina ada seorang saudara yang sangat akrab dengan Saudara Witness Lee. Ia lebih tua belasan tahun daripada Saudara Witness Lee. Ketika gereja di Cina mengalami penganiayaan, ia beberapa kali ditangkap, tetapi ia sama sekali tidak berdoa, “Ya Tuhan, selamatkanlah aku dari tangan orang-orang yang menganiaya itu. Tuhan, lindungilah aku!”. Ketika diinterogasi, orang-orang yang memeriksa juga tidak perlu banyak bertanya. Saudara itu sendiri berkata, “Aku memberi kalian tiga jalan: bila ingin membunuh aku, silakan bunuh; bila ingin memenjarakan aku, penjarakanlah; bila ingin melepaskan aku, lepaskanlah aku, dan aku akan segera memberitakan Yesus.” Penganiaya-penganiaya itu menahan dia beberapa waktu, namun sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa terhadapnya, sehingga kemudian melepaskannya. Di tempat lain juga ada seorang hamba Tuhan yang dipenjara 13 tahun lamanya. Ketika akan dibebaskan ia berkata, “Kalau aku tidak memberitakan Yesus lagi, sia-sialah aku dipenjarakan selama tiga belas tahun ini.”
Saudara saudari, tuntutan Alkitab ialah kita harus “setia sampai mati” (Why. 2:10). Penderitaan macam apapun harus dapat kita terima, meski sampai mati. Jika seseorang sangat memustikakan nyawanya dan selalu menggenggamnya erat-erat (Mrk. 8:35), maka orang semacam ini pasti tidak dapat berbuat banyak dalam pekerjaan Allah. Jangan ada permulaannya, tetapi tidak ada akhirnya, karena itu jangan berhenti di tengah jalan. Semua orang yang memanjakan dirinya sendiri tidak mungkin dapat melayani Tuhan.

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. (2 Tim. 4:7)

No comments: