Hitstat

29 May 2010

Kisah Para Rasul Volume 7 - Minggu 4 Minggu

Firman Kasih Karunia-Nya
Kisah Para Rasul 20:32
Sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu warisan yang ditentukan bagisemua orang yang telah dikuduskan-Nya. (Tl.)

Ayat Bacaan: Kis. 20:32; Yer. 15:16; Yoh. 6:63; Ef. 6:17-18; Kis. 4:33; 11:23; Luk. 4:22

Di sini Paulus menyerahkan kaum beriman kepada Allah dan kepada firman kasih karunia-Nya. Kasih karunia adalah Allah Tritunggal yang diterima dan dinikmati oleh kaum beriman. Saya percaya bahwa selama tiga tahun Paulus berada di Efesus, ia setiap hari mengatakan firman kasih karunia Allah kepada orang-orang kudus.
Firman Allah dapat dimakan oleh kita untuk menjadi firman kasih karunia-Nya sebagai kesenangan dan sukacita hati kita (Kis. 20:32; Yer. 15:16; Yoh. 6:63; Ef. 6:17-18). Firman kasih karunia Allah adalah firman yang membawakan kepada kita kenikmatan akan Allah, ini adalah warisan kita. Dari pada hanya membaca majalah dan surat kabar, kita perlu datang kepada firman Allah setiap hari. Firman itu disebut firman kasih karunia-Nya. Seperti Yeremia, kita perlu menemukan firman dan memakannya. Kemudian firman akan menjadi kegirangan dan sukacita hati kita. Ketika kita membaca firman Allah, akan ada sukacita yang meluap-luap di dalam hati kita.
Di dalam kehidupan gereja, bila kita memiliki kasih karunia di atas kita, gereja akan terbangun dan kasih karunia yang kita terima akan terlihat (Kis. 4:33; 11:23). Di dalam pelaksanaan hidup Kristiani kita di dalam hidup gereja, kita perlu selalu di dalam kasih karunia. Ketika kita saling berbicara, kita perlu membicarakan firman kasih karunia (Luk. 4:22; Ef. 4:29). Sebagai suami dan istri dan sebagai saudara-saudari di dalam gereja, bagaimana kita saling berbicara? Apakah kita membicarakan firman kasih karunia, atau apakah kita membicarakan perkataan kritik dan perkataan penghakiman? Agar gereja terbangun, kita perlu saling membicarakan firman kasih karunia, dan kita perlu saling memiliki kasih karunia. Namun, ini tidaklah mudah di dalam hidup gereja karena kita banyak berhubungan dengan yang lain. Kita dengan mudah saling menyandung atau tersandung oleh yang lain. Ketika kita tersandung, apakah kita akan meninggalkan hidup gereja dan berkata, “Lupakan saja! Ini adalah gereja yang salah untukku,” atau apakah kita mengambil kasih karunia? Kasih karunia-Nya cukup dipakai (2 Kor. 12:9). Allah ingin kita memiliki kehidupan kasih karunia, pengalaman akan kasih karunia.

Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku. (Yer. 15:16a)

No comments: