Hitstat

10 October 2010

Roma Volume 2 - Minggu 3 Senin

Hukum Taurat Adalah Rohani, tetapi Aku Bersifat Daging
Roma. 7:12, 14
Jadi, hukum Taurat adalah kudus, dan perintah itu juga adalah kudus, benar dan baik. Sebab kita tahu bahwa hukum Taurat bersifat rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.

Ayat Bacaan: Rm. 6:6, 11, 14; 7:17-18; Gal. 5:16, 17, 24; 2 Kor. 7:1

Kata daging dalam Roma 7:14, 17-18 terdiri dari: “dosa” dan “aku”. Dosa ditujukan kepada kuasa dosa; sedang aku ditujukan kepada “ego”. Setiap orang Kristen yang ingin memahami kehidupan rohani, ia harus dapat membedakan kedua unsur daging ini. Keduanya tidak dapat dicampur aduk. Terhadap masalah dosa, Alkitab tidak sekali pun menyuruh kita disalibkan. Karena hal ini telah digenapkan sepenuhnya oleh Kristus. Alkitab hanya menyuruh kita untuk menghitungnya sebagai fakta ( Rm. 6:11), dengan demikian kita boleh mendapatkan khasiat kematian Kristus sehingga kita mutlak terlepas dari kekuatan dosa (Rm. 6:14). Alkitab tidak menyuruh kita agar kita disalibkan karena dosa, melainkan mengharuskan kita memikul salib untuk “ego”. Salib Kristus menanggulangi dosa, sedangkan Roh Kudus melalui salib akan menanggulangi ego. Melalui salib, Kristus membebaskan orang yang percaya dari kuasa dosa, hingga dosa tidak berkuasa lagi, sedang melalui berhuninya Roh Kudus di batin orang yang percaya, Kristus dari hari ke hari membuat mereka mengalahkan ego, hingga mereka mutlak taat kepada-Nya. Terlepas dari dosa adalah perkara yang telah genap, sedangkan menyangkal ego adalah perkara yang sedang dirampungkan setiap hari.
Ada seorang saudara pergi kepada seorang saudari tua yang sangat rohani dan berpengalaman dalam Tuhan untuk mengeluh tentang seorang saudara yang lebih tua. Meskipun saudara itu merasa benar akan keluhan-keluhannya, saudari tersebut selalu memberitahu dia untuk taat kepada saudara yang lebih tua tersebut. Bahkan dia berkata kepadanya,”Apakah saudara yang lebih tua itu salah atau tidak, itu adalah perkara lain. Ketika kamu mengadukan saudaramu, apakah kamu seperti seorang yang memikul salib?” Dosa memang telah berakar; meskipun tekad kita telah diperbarui oleh hayat kelahiran kembali, tetapi kita masih tetap bersatu dengan dosa dan ego. Jika kita malang dan gagal, hendaklah kita menghakimi diri sendiri, mengaku dosa, dan mohon pembasuhan darah Tuhan. Tidak hanya Roh Kudus dan darah adi yang bekerja, kita sendiri juga harus bekerja untuk menyucikan diri. Segala pencemaran daging harus ditanggulangi dan kemudian ego kita diserahkan kepada salib Tuhan.

Saudara-saudaraku yang terkasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging. (1 Ptr. 2:11)

No comments: