Hitstat

26 October 2010

Roma Volume 3 - Minggu 1 Rabu

Kebenaran Allah Diperhitungkan kepada Kita
Roma 4:23-24
...sebab kepada kita pun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus...

Ayat Bacaan: Ibr. 4:16; Why. 22:1; Rm. 4:22-24; Luk.15

Dalam kitab Roma, Paulus memberitahu kita bahwa Allah telah menaruh kebenaran-Nya kepada kita dan bahwa Dia telah menganggap kebenaran-Nya menjadi milik kita (Rm. 4:22-24). Bagaimana kebenaran Allah dapat diperhitungkan sebagai kebenaran kita? Yaitu melalui penebusan kematian Kristus. Melalui kematian-Nya, perbuatan-perbuatan kita yang penuh dosa telah dihapuskan dari perhitungan, dan kebenaran Allah menudungi seluruh diri kita. Syukur kepada Allah karena hari ini kita dapat berkata, “Saya benar karena saya berada dalam kebenaran Allah. Saya telah ditudungi sepenuhnya dengan kebenaran-Nya.” Dalam perumpamaan di dalam Lukas 15, bapa menyuruh hamba-hambanya untuk membawakan jubah yang terbaik dan mengenakan jubah itu kepada anak hilang yang telah kembali itu. Bapa itu adalah Allah, anak yang hilang itu adalah kita orang dosa, dan jubah itu melambangkan kebenaran Allah, yang adalah Kristus. Puji Tuhan bahwa jubah kebenaran Allah telah dikenakan-Nya kepada kita melalui penebusan kematian Kristus!
Ketika seseorang mengatakan sepatah kata yang tidak baik kepada kita, seringkali kita marah dan tersinggung. Kalau orang itu mengatakan lagi perkataan yang tidak baik kepada kita, mungkin kita akan memukul meja, mengamuk, mengomel, dan sebagainya. Tetapi setelah itu, kita pun merasa diri kita tidak benar, berdosa, dan tidak layak datang menghampiri Allah. Kita tidak dapat berdoa dan merasa sangat lemah jika mengingat dosa yang telah kita perbuat. Bila kondisi kita seperti ini, ingatlah bahwa ketika Kristus mati di kayu salib, kebenaran Allah telah dikenakan kepada kita, sehingga kita dapat berdiri di hadapan-Nya tanpa takut. Satu syair kidung mengatakan, “Kristus Allah Sang Benarku, elokku pun pakaianku; Depan takhta ku kenakan, ku mendongak nyanyi riang. Aku yakin, darah Tuhan, t’lah bereskan s’mua dosaku.” Saat kita berdoa, kita perlu mengenakan Kristus sebagai jubah kebenaran kita, dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, maka kasih karunia akan menjadi sungai yang mengalir dan menyuplai kita (Ibr. 4:16; Why. 22:1). Ketika kita berseru “O, Tuhan Yesus,” batin kita kembali dikuatkan.

Sebab itu, marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta anugerah, supaya kita menerima rahmat dan menemukan anugerah untuk mendapat pertolongan pada waktunya. (Ibr. 4:16)

No comments: