Hitstat

17 March 2011

1 Korintus - Minggu 1 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:3-8

Dalam ayat 3 terdapat salam Paulus kepada orang-orang Korintus: "Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu." Anugerah (kasih karunia) adalah Allah sebagai kenikmatan kita (Yoh. 1:17; 1 Kor. 15:10), dan damai sejahtera adalah keadaan yang dihasilkan dari anugerah yang berasal dari kenikmatan atas Allah Bapa kita.

Dalam ayat 4 Paulus berkata, "Aku senantiasa mengucap syukur kepada Allahku karena kamu atas anugerah Allah yang diberikan-Nya kepada kamu dalam Kristus Yesus." Rasul bersyukur kepada Allah atas orang-orang beriman di Korintus bukan berdasarkan keadaan mereka di dalam diri sendiri, melainkan berdasarkan anugerah yang Allah berikan kepada mereka di dalam Kristus.

Dalam ayat 7 karunia mengacu kepada karunia batiniah yang timbul dari anugerah, seperti karunia cuma-cuma akan hayat yang kekal (Rm. 6:23) dan karunia Roh Kudus (Kis. 2:38) sebagai karunia surgawi (Ibr. 6:4). Ini tidak mengacu kepada karunia yang di luar, yang mujizat, seperti penyembuhan, berbahasa lidah, dan lain-lainnya yang dikatakan dalam pasal 12 dan pasal 14. Semua karunia batiniah ini adalah barang-barang awal dalam hayat ilahi yang diterima dalam anugerah. Semua barang awal ini perlu bertumbuh (3:6-7), hingga mencapai perkembangan yang penuh dan matang. Kaum beriman di Korintus tidak kekurangan karunia awal dalam hayat, tetapi mereka sangat kekurangan pertumbuhan dalam hayat. Karena itu, tak peduli berapa kayanya karunia awal yang mereka dapatkan dari anugerah, mereka tetap bayi di dalam Kristus, jiwani, milik tubuh daging, bahkan karnal (2:14; 3:1, 3).

Setelah lewat bertahun-tahun, sekarang saya berani berkata bahwa karunia dalam 1:7 berbeda dengan karunia-karunia yang dibicarakan dalam pasal 12 dan 14. Dalam kedua pasal itu ada beberapa karunia yang bersifat ajaib dan lainnya berkaitan dengan kematangan. (Kita akan membahas hal ini sepenuhnya apabila kita sampai pada bagian tersebut). Sebagaimana telah kita tunjukkan, karunia dalam ayat 7 mengacu kepada karunia-karunia awal yang berasal dari anugerah, yakni hayat kekal dan karunia Roh Kudus. Pada saat kita dilahirkan kembali, kita telah menerima hayat kekal sebagai karunia Allah. Menurut Kisah Para Rasul 2:38, Roh Kudus juga sebuah karunia. Menyebut karunia-karunia ini sebagai karunia awal menunjukkan bahwa karunia-karunia ini belum dikembangkan; mereka belum bertumbuh sampai matang.

Surat 1 Korintus ditulis kepada orang-orang yang berfilsafat. Namun jangan mengira orang-orang Yunani kuno itu lebih berfilsafat daripada kita hari ini. Kita semua memiliki filsafat. Sama dengan orang-orang Korintus, kita orang-orang yang berfilsafat ini telah diperkaya dalam pengertian kita tentang hal-hal rohani. Kita mungkin mempunyai pengetahuan tentang perkara-perkara ini, namun masih bayi di dalam Kristus.

Karena pendidikan mereka, banyak orang kudus mampu mengerti ungkapan-ungkapan yang digunakan untuk menyampaikan perkara-perkara rohani. Mereka mungkin mampu menangkap pemikiran itu tetapi tidak memiliki realitasnya. Inilah situasi kaum beriman Korintus. Karena mereka berbudaya, terpelajar, dan berfilsafat, mereka dapat mengerti perkataan-perkataan yang menyampaikan pemikiran dari ministri Paulus. Tetapi mereka tidak mempunyai realitas dari pemikiran ini. Para sarjana hari ini, memang bisa mengerti pemikiran yang disampaikan dalam kata-kata, namun mereka kekurangan realitas yang ditunjukkan oleh pemikiran itu. Realitas ini adalah Kristus sendiri. Seperti halnya kaum beriman Korintus, mereka kaya dalam penyataan dan pengetahuan, dalam pengertian mereka tentang hal-hal rohani, tetapi mereka tidak memiliki realitas perkara-perkara tersebut.

Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 2.

No comments: