Hitstat

11 March 2011

Roma Volume 7 - Minggu 4 Jumat

Berbicara di Dalam Iman
2 Kor. 4:13
Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.

Ayat Bacaan: Rm. 4:17; Kej. 1:3; 2 Kor. 4:13

Di dalam alam rohani ini Allah melalukan segala sesuatu melalui berbicara. Sekali Allah mengatakan satu hal tertentu, maka hal itu akan terjadi. Di dalam Roma 4:17 kita diberitahu bahwa Allah menyebut apa yang tidak ada menjadi ada. Ini berarti bahwa melalui berbicara Dia menyebut hal-hal itu menjadi ada. Misalnya, menurut Kejadian 1:3, Allah berkata, “Jadilah terang,” dan terang itupun ada.
Sebagai anak-anak Allah, kita perlu sadar bahwa bila kita mengatakan sesuatu yang berasal dari hati yang tulus, maka situasi itu akan terjadi menurut perkataan kita. Misalnya seseorang bertanya kepada kita apakah kita telah diselamatkan. Kita harus menjawab dengan tegas, “Ya, saya sudah diselamatkan.” Kita tidak boleh ragu-ragu dan berkata, “Saya pikir-pikir dulu. Menurut bukti-bukti tertentu saya mungkin sudah diselamatkan.” Kita harus belajar untuk tidak berbicara di dalam ketulusan alamiah kita, melainkan dalam iman. Paulus memberitahu kita bahwa kita berbicara karena kita memiliki roh iman: “Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata” (2 Kor. 4:13). Mengenai berada di dalam roh dan menerima Roh itu, banyak dari antara kita yang salah didikan. Beberapa orang mengajarkan bahwa agar seseorang dapat menerima Roh itu, maka ia harus bertobat, mengaku dosa-dosanya, dan berdoa dengan berpuasa. Kemudian, setelah sejangka waktu, maka ia tiba-tiba akan menerima Roh itu. Karena pengaruh dari latar belakang agama kita, maka kita mungkin ragu-ragu untuk menjawab bila seseorang bertanya kepada kita apakah kita telah menerima Roh Kudus. Jika kita dengan tepat dibimbing di dalam hal-hal rohani, maka kita akan dapat menjawab dengan segera, “Ya, saya telah menerima Roh Kudus!”
Kita sering ragu, sangsi, menimbang-nimbang, dan memikirkan perkara demi perkara terus menerus. Kita mungkin mengira bahwa kita itu hati-hati dan rendah hati. Sebenarnya kita sedang tertipu oleh si musuh dan diperdaya olehnya. Dalam iman, kita perlu mengumumkan dengan berani: ”Tuhan aku cinta pada-Mu! Tuhan aku mengasihi-Mu dengan segenap hatiku!”

Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus. (Yud. 22)

No comments: