Hitstat

01 March 2011

Roma Volume 7 - Minggu 3 Selasa

Allah yang Melalui Proses
Yohanes 14:20
Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.

Ayat Bacaan: Yoh. 14:20; 1:14; 14:6

Suatu hari, melalui inkarnasi Kristus, Allah sendiri menjadi seorang manusia. Dengan cara ini Allah menyatukan diri-Nya dengan manusia. Yesus, Allah yang berinkarnasi itu, adalah Allah dan manusia. Inkarnasi Kristus ini bukan hanya membawa Allah turun ke tingkat manusia, melainkan juga meninggikan manusia ke tingkat Allah. Melalui penciptaan, manusia memiliki gambar Allah dan rupa Allah, tetapi ia tidak memiliki realitas Allah di dalamnya. Inkarnasi membawa realitas Allah ke dalam manusia. Tuhan Yesus bukan hanya memiliki gambar dan rupa Allah; Dia juga mewujudkan realitas Allah, karena Allah ada di dalam Dia. Pada prinsipnya, setiap orang yang telah dilahirkan kembali juga sama. Sebagai orang-orang yang telah dilahirkan kembali, kita bukan hanya mengemban gambar Allah dan memiliki rupa Allah, melainkan juga memiliki realitas Allah di dalam kita.
Karena Persona yang hidup ini adalah segala sesuatu kita, maka kita tidak perlu menuntut kekudusan, kerohanian, kemenangan, kasih, atau ke-taatan semata-mata. Sebagai perwujudan Allah Tritunggal yang direalisasikan sebagai Roh pemberi-hayat yang almuhit, Ia sekarang berada di batin kita, menjadi segala sesuatu yang kita perlukan. Apa yang menjadi kekurangan kita sebenarnya bukanlah kekudusan atau kemenangan, melainkan Persona yang hidup ini.
Terpisah dari Kristus, Persona hidup ini, apa pun yang kita miliki adalah agama. Sebagai contoh, seorang saudara boleh jadi sangat mengasihi istrinya; tetapi jika ia mengasihi istrinya di luar Kristus, kasihnya itu akan menjadi sesuatu yang agamis. Demikian pula, para saudari yang taat kepada suami mereka di luar Kristus, ketaatan semacam itu adalah yang agamis dan tradi-sional. Menjadi orang Kristen berarti menjadi orang yang diduduki oleh Persona yang hidup, bukan oleh agama. Anak Allah itulah hayat, yakni hayat Allah yang bukan ciptaan dan yang kekal. Bagi pengalaman dan kenikmatan kita, Persona ini menjadi Roh almuhit dengan realitas ilahi (Yoh. 1:14; 14:6). Manakah yang kita pilih, agama atau Persona yang hidup dari Putra Allah? Kiranya kita bisa berkata seperti Paulus, “Sebab bagiku hidup adalah Kristus”

Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan. (Rm. 14:8)

No comments: