Hitstat

09 July 2011

1 Korintus - Minggu 17 Sabtu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 7:25-26, 40


Dalam ayat 40 Paulus mengatakan, "Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Lagi pula aku berpendapat bahwa aku juga mempunyai Roh Allah." Dalam ayat 10 rasul mengatakan, "Aku -- tidak, bukan aku, tetapi Tuhan -- perintahkan." Dalam ayat 12 ia mengatakan, "Aku, bukan Tuhan, katakan." Dalam ayat 25 ia mengatakan, "Aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku." Di sini ia mengatakan, "Aku berpendapat bahwa aku juga mempunyai Roh Allah." Semua perkataan ini menunjukkan prinsip inkarnasi dalam Perjanjian Baru (yaitu Allah dan manusia, manusia dan Allah, menjadi satu). Ini mutlak berbeda dengan prinsip bernubuat (yaitu manusia berbicara bagi Allah) dalam Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama, perkataan Tuhan datang ke atas seorang nabi (Yer. 1:2; Yeh. 1:3), nabi hanyalah jurubicara Allah. Tetapi dalam Perjanjian Baru, Tuhan menjadi satu dengan para rasul-Nya, mereka menjadi satu dengan-Nya, demikianlah keduanya berbicara bersama-sama. Perkataan-Nya menjadi perkataan mereka, dan apa saja yang mereka katakan menjadilah perkataan-Nya. Karena itu, perintah rasul adalah perintah Tuhan (ayat 10). Meskipun apa yang dia katakan tidak dikatakan oleh Tuhan, tetapi tetap menjadi bagian dari wahyu ilahi Perjanjian Baru (ayat 12). Dia bersatu dengan Tuhan sedemikian rupa sehingga ketika dia memberikan pendapatnya sendiri, bukan perintah dari Tuhan (ayat 25), dia berpikir bahwa dia juga mempunyai Roh Allah. Dia tidak mengaku secara pasti memiliki Roh Allah, tetapi dia berpendapat bahwa dia juga mempunyai Roh Allah. Inilah kerohanian yang tertinggi; ini didasarkan pada prinsip inkarnasi.

Kita perlu melihat prinsip inkarnasi yang diilustrasikan di sini, dan menerima rahmat dan anugerah dari Tuhan untuk berbicara dalam sikap yang murni dan terus terang tanpa kepura-puraan. Agar dapat berbicara demikian kita perlu dijenuhi dengan Roh. Kemudian apa yang kita utarakan atau ekspresikan akan menjadi pikiran kita, pendapat kita, tetapi juga akan menjadi sesuatu dari Tuhan, karena kita bersatu dengan-Nya.

Apa saja yang diajarkan rasul, bagaimanapun caranya, telah menjadi firman Allah dalam Perjanjian Baru.

Sekali lagi saya ingin menekankan pentingnya menjamah roh Paulus dalam 1 Korintus 7. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh kaum beriman Korintus, Paulus menyatakan rohnya. Ini memungkinkan kita untuk merasakan rohnya. Sudah tentu Paulus mutlak bagi Tuhan dan bersatu dengan-Nya. Bahkan dalam menyatakan pendapatnya, ia mempunyai perasaan bahwa ia juga mempunyai Roh Allah. Ini adalah pengajaran Perjanjian Baru, dan jalan yang harus kita ikuti hari ini. Jangan mengikuti jalan aliran kekristenan tertentu yang rendah dengan meniru sikap bernubuat Perjanjian Lama. Sebaliknya, ikutilah jalan Paulus menjamah kedalaman rahasia Perjanjian Baru. Rahasia ini adalah Tuhan dan kita, kita dan Tuhan, telah menjadi satu roh.

Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 43

No comments: