Hitstat

22 July 2011

1 Korintus - Minggu 19 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 10:6; Ibr. 3:6-19


Umumnya orang-orang Kristen di bawah pengaruh teologi tradisional, bertanya kepada orang lain apakah mereka telah beroleh selamat. Untuk memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan ini, kita harus memikirkan ruang lingkup keselamatan sempurna Allah dan menyadari bahwa itu mencakup seluruh pengalaman bangsa Israel dari Paskah sampai pembangunan bait di tanah permai. Kenikmatan atas Paskah tentunya merupakan satu aspek dari keselamatan Allah. Namun, itu hanya merupakan awal dari keselamatan yang sempurna; itu bukan akhir dari keselamatan ini. Hanya setelah bangsa Israel menyeberangi Laut Merah, menempuh perjalanan di padang gurun, mendapatkan tanah permai, dan membangun bait, yang dipenuhi dengan kemuliaan Allah, barulah mereka memiliki keselamatan sempurna Allah.

Pada bagian pertama dari sejarah bangsa Israel setiap hal yang positif merupakan lambang Kristus atau sesuatu yang berhubungan dengan Kristus. Paskah dengan roti yang tidak beragi dan sayur pahit melambangkan Kristus. Laut Merah merupakan lambang kematian Kristus, dan awan merupakan lambang Roh Kristus. Demikian pula manna, batu karang yang dipukul, air hidup, dan tabernakel dengan perkakas dan perabotnya merupakan lambang. Tetapi lambang yang akhir dari Kristus, lambang yang terbesar dan almuhit, adalah tanah permai. Bangsa Israel memasuki tanah permai, memilikinya, dan menikmatinya. Kita perlu menerapkan bagian dari sejarah ini ke atas pengalaman kita hari ini.

Dari Paskah sampai memasuki tanah permai, ada dua generasi bangsa Israel. Generasi pertama tersusun dari mereka yang keluar dari Mesir, dan yang kedua, mereka yang memasuki tanah permai. Ini menunjukkan bahwa kita sebagai kaum beriman terdiri atas dua generasi. Kita diselamatkan dengan generasi yang pertama, tetapi kita akan memasuki tanah permai dengan generasi yang kedua. Generasi yang pertama adalah manusia lama kita, dan generasi kedua adalah manusia baru kita.

Ketika bangsa Israel melewati Laut Merah, saya meragukan apakah mereka menyadari bahwa mereka mengalami baptisan. Tetapi walaupun mereka mungkin kekurangan pengertian, di pandangan Allah mereka dibaptis pada saat itu. Namun, setelah baptisan mereka masih berada pada situasi yang sangat menyedihkan. Pada pinsipnya, kaum beriman hari ini mungkin seperti itu. Setelah kita dibaptis, kehidupan gereja kita mungkin masih kacau. Karena itu, kita harus melewati Sungai Yordan. Baptisan yang pertama sebenarnya tidak mengakhiri bangsa Israel, melainkan mengubur Firaun dan tentara Mesir. Baptisan Sungai Yordanlah yang mengubur dua belas suku Israel, yang diwakili dengan dua belas batu yang diletakkan di dasar sungai (Yos. 4:9).

Di antara baptisan pertama di Laut Merah dan baptisan kedua di Sungai Yordan, bangsa Israel mengalami transformasi. Jika Anda mengunjungi mereka setelah mereka melewati Laut Merah, Anda mungkin bertanya bagaimana mereka bisa menjadi umat Allah. Mungkin Anda berpikir bahwa Musa salah dalam membantu mereka menikmati Paskah. Mereka berperang, bersungut-sungut, dan mengkritik. Tetapi selama 40 tahun di antara melewati Laut Merah dan menyeberangi Sungai Yordan, ada banyak penanggulangan yang berhubungan dengan transformasi. Ini berarti, secara rohani, selama waktu itu bangsa Israel ditransformasi. Ya, generasi lama diserakkan di padang gurun, dan itu merupakan peringatan bagi kita. Tetapi generasi baru datang. Ini adalah transformasi. Setelah mereka menyeberangi Sungai Yordan, mereka menjadi tentara yang kuat.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 48

No comments: