Hitstat

20 July 2011

1 Korintus - Minggu 19 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 10:8-13


Dalam ayat 11 Paulus membicarakan akhir zaman. Zaman akhir mengacu kepada diakhirinya semua zaman yang lalu pada permulaan zaman Perjanjian Baru; demikianlah zaman akhir ini tiba pada orang-orang pada waktu ini. Dalam zaman Perjanjian Baru, orang-orang ini dapat menerima peringatan dari sejarah bangsa Israel. Setelah zaman Perjanjian Baru adalah zaman kerajaan. Pada zaman itu contoh-contoh tersebut tidak berguna lagi bagi perlombaan lari orang Kristen.

Dalam ayat ini Paulus seolah-olah berkata, "Zaman ini, zaman kasih karunia, merupakan akhir zaman. Saudara-saudara, kalian semua berada dalam zaman kasih karunia. Apa yang terjadi pada bangsa Israel masih merupakan lambang nasihat bagi kalian. Jika kalian tidak memperhatikan peringatan dari lambang ini dan berjalan dalam terang peringatan ini, kalian akan kehilangan kesempatan. Ketika zaman ini berakhir, lambang-lambang dari bangsa Israel ini tidak akan bermanfaat lagi bagi kalian."

Dalam ayat 12 Paulus memberi tahu orang-orang Korintus filosofis untuk berhati-hati agar mereka tidak jatuh. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka kuat, teguh, dan kokoh. Tetapi Paulus memperingatkan mereka agar tidak jatuh, seperti bangsa Israel. Seperti yang akan kita lihat, dalam pasal 11 Paulus menekankan bahwa mereka yang melawan Allah dalam hal meja Tuhan menjadi lemah, sakit, dan bahkan meninggal. Ini adalah jatuh. Setiap orang beriman Perjanjian Baru yang meninggal tanpa kemenangan adalah orang yang jatuh. Paulus meninggal, tetapi dia tidak meninggal dalam keadaan kalah. Dia tidak jatuh di padang gurun. Sebaliknya, dia meninggal dalam keadaan menang. Dia seperti Yosua dan Kaleb, yang tidak meninggal di padang gurun. Namun, kebanyakan orang Kristen meninggal sebagai orang yang dikalahkan. Bagi orang Kristen, meninggal karena kalah oleh dosa, dunia, daging, hawa nafsu, Iblis, atau apa pun yang jahat adalah jatuh di padang gurun. Sebenarnya itu adalah diserakkan di padang gurun. Ini merupakan hal yang sangat serius.

Ayat 13 merupakan kelanjutan dari peringatan dalam ayat 12, yang menunjukkan, pada satu pihak kita seharusnya berjaga-jaga agar tidak tergoda, tidak jatuh, dan tewas. Pada pihak lain, menunjukkan bahwa Allah di dalam kesetiaan-Nya tidak akan mengizinkan percobaan apa pun menimpa kita melampaui apa yang dapat kita tanggung, tetapi bersamaan dengan pencobaan itu, Ia akan memberikan jalan keluar kepada kita. Perkataan yang mendorong ini menyusul peringatan keras yang diberikan dalam ayat-ayat sebelumnya.

Perkataan Paulus dalam ayat 13 merupakan hiburan dan koreksi bagi orang-orang Korintus. Orang-orang Korintus mungkin berpikir bahwa pencobaan terlalu kuat untuk dilawan. Tetapi Paulus menekankan bahwa pencobaan yang mereka alami adalah pencobaan yang biasa bagi manusia. Dia juga mengatakan bahwa Allah setia dan tidak akan membiarkan mereka dicobai melampaui kekuatan mereka, tetapi bersamaan dengan pencobaan itu, Ia akan memberikan jalan keluar sehingga mereka dapat menanggungnya. Ini merupakan perkataan janji dan dorongan. Namun, kalau kita dicobai, kitalah yang harus bertanggung jawab, bukan Allah. Ketika kita dicobai, kita tidak boleh menyalahkan Allah. Menurut ayat ini, tanggung jawab dicobai terletak pada kita. Pada waktu yang sama, kita mungkin didorong untuk mengetahui bahwa Allah yang setia akan menyediakan jalan keluar bagi kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 47

No comments: