Hitstat

14 July 2011

1 Korintus - Minggu 18 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 9:4-15


Problem-problem di antara orang Kristen timbul tidak hanya karena kerumitan mereka, tetapi terlebih lagi, karena kekurangmurnian mereka. Dalam sebagian besar problem, kerumitan terletak di permukaan. Di bawah permukaan terletak ketidakmurnian. Para penatua, para sekerja, dan orang kudus mungkin tidak murni dalam motivasi atau keinginan mereka. Menjadi murni adalah menjadi sejati, tulus, dan mutlak tidak berpolitik.

Dalam pasal 9 ini kita harus terkesan secara mendalam atas fakta bahwa Paulus murni dan tulus. Sebaliknya, orang-orang Korintus tidak murni. Mereka mengkritik Paulus dan meragukan kerasulannya. Dalam motivasi, pikiran, dan perasaan mereka, mereka tidak murni. Beberapa orang Korintus bahkan mengira bahwa Paulus menipu mereka, bahwa ia berlaku curang kepada mereka secara licik. Jika mereka murni seperti Paulus, mereka tidak akan meragukan Paulus atau kerasulannya.

Saya mengapresiasi perkataan Paulus dalam ayat 15: "Tetapi aku tidak pernah menggunakan satu pun dari hak-hak itu. Aku tidak menulis semuanya ini, supaya aku pun diperlakukan juga demikian." Perkataan sedemikian menyingkapkan orang-orang Korintus itu yang mengira bahwa Paulus menulis secara demikian agar ia diberi tunjangan atau suplai. Paulus menutup pintu pikiran yang tidak murni sedemikian dengan mengatakan secara jelas bahwa ia tidak menulis dengan maksud menerima apa-apa dari orang-orang Korintus. Sekali lagi kita melihat bahwa Paulus sungguh-sungguh satu roh dengan Tuhan dan bahwa ia mutlak murni. Karena kemurniannya, ia dapat terus terang, langsung, dan jujur. Jika tujuan Paulus dalam menulis pasal 9 adalah agar ditunjang oleh orang-orang Korintus, Paulus tidaklah murni. Namun, dalam menulis surat ini, Paulus murni.

Dalam kehidupan gereja hari ini banyak problem tampaknya berasal dari kerumitan; sebenarnya, problem-problem tersebut ditimbulkan karena ketidakmurnian. Tidaklah murni mengatakan atau melakukan sesuatu dengan tujuan agar orang lain akan melakukan sesuatu bagi kita. Juga tidaklah murni berpikiran bahwa orang lain mencoba memanfaatkan diri kita. Dalam kehidupan gereja kita harus menutup pintu pemikiran yang tidak murni. Jika kita tidak murni, kita tidak akan mampu untuk berani, terus terang, atau langsung. Sebaliknya, kita akan seperti tokoh politik, terlihat bersopan santun.

Dalam 1 Korintus 9 kita melihat bahwa motivasi dan keinginan satu-satunya Paulus berhubungan dengan Kristus dan Tubuh-Nya. Paulus sangat murni. Jika kita murni dalam kehidupan gereja, tidak akan ada problem. Sebab utama dari problem-problem dalam kehidupan gereja adalah ketidakmurnian. Di satu pihak, orang-orang Korintus mengajukan pertanyaan kepada Paulus; di pihak lain, mereka mengkritiknya. Mereka menyambutnya, tetapi mereka juga meragukannya. Ini menyingkapkan ketidakmurnian mereka. Tetapi meskipun orang-orang Korintus tidak murni, Paulus bertingkah laku secara murni seperti bapa yang melahirkan. Dalam menulis kepada kaum beriman di Korintus ia mewahyukan dirinya sebagai orang yang bersatu dengan Allah dan mutlak murni. Dalam pekerjaan Tuhan, ia tidak mempunyai motivasi yang lain selain Kristus dan Tubuh.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 45

No comments: