Hitstat

11 July 2011

1 Korintus - Minggu 18 Senin

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 8:1-3


Dalam 8:1 Paulus berkata, "Tentang daging yang dipersembahkan kepada berhala, kita tahu: 'kita semua mempunyai pengetahuan.' Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun." Pengetahuan yang membuat orang menjadi sombong dan kasih yang membangun berkaitan dengan kedua pohon yang ada di Taman Eden. Pengetahuan di sini mengacu kepada pohon pengetahuan, dan kasih mengacu kepada pohon hayat. Ketika Paulus menulis surat ini, ia mungkin mempunyai pemahaman sedemikian terhadap kedua pohon itu. Kemudian, dalam kitab ini kedua pohon itu diilustrasikan, walaupun kedua pohon itu tidak disebutkan secara langsung. Sebenarnya 1 Korintus membahas pohon hayat yang menyuplaikan hayat dan pohon pengetahuan yang membunuh. Jadi, dalam kitab ini ada dua jalur, jalur hayat dan jalur pengetahuan. Pengetahuan membuat orang sombong dan bahkan membunuh, tetapi kasih menyuplaikan hayat dan membangun orang lain dengan hayat. Hayat adalah untuk pembangunan, dan pembangunan dirampungkan melalui hayat.

Dalam ayat 3 Paulus seolah-olah memberi tahu orang-orang Korintus bahwa mereka tidak perlu pengetahuan yang begitu banyak; sebaliknya, mereka perlu mengasihi Allah. Mengasihi Allah adalah dasar dari kehidupan orang Kristen. Jika kita tidak mempunyai kasih yang demikian, kita tidak mempunyai tumpuan, dasar kehidupan orang Kristen. Berkaitan dengan kehidupan orang Kristen, pengetahuan seperti kabut; dapat hilang dengan cepat. Namun, mengasihi Allah, padat dan kuat. Karena itu, kasih adalah dasar kehidupan orang Kristen.

Dalam ayat 3 Paulus mengatakan bahwa jika kita mengasihi Allah, kita dikenal oleh Allah. Kita lebih perlu dikenal oleh Allah daripada mengenal Allah. Ungkapan "dikenal oleh Allah" sangat bermakna. Dikenal oleh Allah berarti dipunyai dan dimiliki oleh Allah. Orang yang dikenal oleh Allah menjadi milik, sukacita, hiburan, dan kesenangan Allah. Pengetahuan kita tidak menyenangkan Allah. Tetapi jika kita mengasihi Allah, kita akan membuat-Nya bahagia. Ia akan mengenal kita, menikmati kita, dan bahagia bersama kita. Ia bahkan akan menemukan hiburan-Nya di dalam kita. Semua ini terkandung dalam perkataan "dikenal oleh Allah".

Dalam ayat 3 Paulus seolah-olah memberi tahu orang-orang Korintus, "Kalian orang beriman di Korintus perlu menyadari bahwa Allah tidak mengenal kalian, Ia tidak berkenan kepada kalian. Mengatakan bahwa Allah tidak mengenal kalian berarti Ia tidak menyetujui cara kalian." Berdasarkan Matius 7:22, banyak orang akan berkata kepada Tuhan Yesus pada saat kedatangan-Nya kembali, "Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?" Tuhan akan menjawab, "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapan-Ku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan!" (ayat 23). Bagaimana bisa Tuhan yang mahakuasa dan mahaada mengatakan bahwa Ia tidak mengenal seseorang, sedangkan Ia mengetahui segala hal tentang diri kita? Alasan Tuhan dapat berkata demikian adalah pernyataan, "Aku tidak pernah mengenal kamu" dalam Matius 7:23 berarti, "Aku tidak pernah menyetujui apa yang kalian lakukan. Aku tidak pernah bersukacita karena kalian, atau menganggap kalian sebagai sukacita dan mustika-Ku." Dikenal oleh Allah berarti Ia menyetujui kita, menikmati kita, dan memiliki kita sebagai mustika.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 44

No comments: