Hitstat

25 October 2011

2 Korintus - Minggu 5 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 4:2-5


Kristus sebagai gambar Allah adalah cahaya kemuliaan-Nya (Ibr. 1:3). Karena itu, Injil Kristus adalah Injil kemuliaan-Nya yang bercahaya dan bersinar. Iblis, ilah zaman ini, telah membutakan pemikiran-pemikiran (angan-angan) dan pikiran-pikiran orang-orang yang tidak percaya, sehingga cahaya Injil kemuliaan Kristus tidak dapat bersinar ke dalam hati mereka. Ini seperti lensa kamera yang ditutup sehingga terang tidak dapat masuk ke dalam kamera.

Apa yang digambarkan Paulus dalam ayat 4 ini adalah semacam fotografi rohani. Kita seperti kamera-kamera dengan lensa dan tombol pemotret. Bila tombol pemotret ini ditekan maka cahaya dengan obyek, bentuk, dan gambar, bisa masuk ke dalam kamera itu dan tercetak pada film. Cahaya ini membawa bentuk gambar itu kepada film dan membentuk satu gambar padanya. Namun, jika lensa kamera itu tertutup, cahaya itu tidak bisa masuk ke dalam kamera. Kadang-kadang ketika kita memberitakan Injil kepada orang lain, mereka seperti kamera dengan lensa yang tertutup. Cahaya tidak dapat masuk ke dalamnya. Puji Tuhan, oleh belas kasihan dan kasih karunia-Nya, selubung setani itu telah disingkapkan dari pikiran kita! Kita bukan hanya memiliki muka yang tidak berselubung, tetapi juga memiliki pikiran yang tidak berselubung.

Muka yang tidak berselubung dalam 3:18 adalah pikiran yang tidak berselubung dalam pasal 4. Menurut konsep Paulus, dua hal ini adalah satu. Karena itu, memiliki muka yang tidak berselubung adalah memiliki pikiran yang tidak berselubung. Ini seperti sebuah kamera yang terbuka kepada sorotan cahaya.

Sewaktu cahaya ini masuk ke dalam kita, maka cahaya ini membawa masuk gambar Kristus. Cahaya ini bersinar ke dalam roh kita melalui pikiran kita. Roh kita dapat dibandingkan dengan film. Ketika cahaya itu masuk ke dalam kita melalui pikiran kita yang terbuka, maka cahaya itu akan mencapai roh kita dan membawa bentuk Kristus, gambar Kristus, ke dalam kita. Dalam gereja kita sedang mempraktekkan fotografi rohani dan surgawi yang demikian ini.

Ayat 5 mengatakan, "Sebab bukan diri kami yang kami beritakan, tetapi Yesus Kristus sebagai Tuhan, dan diri kami sebagai hambamu karena kehendak Yesus." "Sebab" menunjukkan apa sebabnya Injil rasul, yaitu Injil kemuliaan Kristus, seharusnya tidak berselubung: mereka tidak memberitakan atau meninggikan diri mereka sendiri, tetapi memberitakan dan meninggikan Kristus Yesus sebagai Tuhan segala sesuatu, dan mereka sendiri berperilaku sebagai hamba kaum beriman demi Yesus, seperti yang dilakukan Yesus, yang adalah Tuan, namun datang untuk melayani seperti seorang hamba (Mat. 20:26-28).

Kristus Yesus sebagai Tuhan meliputi: Kristus yang ada di atas segala sesuatu, Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya (Rm. 9:5), Firman kekal yang telah menjadi daging, menjadi manusia (Yoh. 1:14), Yesus yang tersalib sebagai manusia untuk menjadi Juruselamat kita (Kis. 4:10-12), dan yang bangkit menjadi Anak Allah (Kis. 13:33); Kristus ditinggikan menjadi Tuhan (Kis. 2:36), yaitu Tuhan semua manusia (Kis. 10:36; Rm. 10:12; Yoh 20:28; 1 Kor. 12:3), Dia adalah gambar Allah, cahaya kemuliaan Allah (Ibr. 1:3). Inilah isi Injil. Karena itu, Injil adalah Injil kemuliaan Kristus yang bercahaya, memancar, dan bersinar dalam hati manusia (ayat 6). Jika hati manusia tidak diselubungi oleh apa pun, juga tidak dibutakan oleh Iblis, ilah zaman ini, ia dapat melihat cahaya Injil (ayat 4).


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 1, Berita 9

No comments: