Hitstat

13 July 2012

Galatia - Minggu 13 Jumat


Pembacaan Alkitab: Gal. 5:10-11


Dalam ayat 10 Paulus berkata, “Dalam Tuhan aku yakin tentang kamu bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain selain pendirian ini.” Kata-kata ini menunjukkan bahwa Paulus memiliki iman yang besar. Namun perhatikanlah, yang Paulus yakini bukanlah orang-orang Galatia, melainkan Tuhan. Paulus tidak berkata, “Aku yakin terhadap kamu”, tetapi ia berkata, “Dalam Tuhan aku yakin.” Karena Paulus senantiasa mendoakan orang-orang Galatia, maka ia dapat yakin dalam Tuhan tentang mereka dan tidak putus asa. Khususnya, Paulus yakin bahwa orang-orang Galatia tidak mempunyai pendirian (angan-angan) lain.

Dalam menyinggung masalah tidak mempunyai pendirian lain, Paulus menjamah sumber yang terpenting dari berbagai kesulitan dalam kehidupan gereja, yakni perbedaan angan-angan. Kita tidak seharusnya berangan-angan lain dalam hal apa pun selama dalam gereja tidak terdapat halhal seperti pemujaan berhala, hal-hal yang asusila, atau perpecahan. Sebaliknya, kita harus menjadi satu dengan gereja dan maju ke depan bersama gereja, tak peduli arah mana yang dituntut gereja. Janganlah berangan-angan lain dalam hal doktrin dan praktek. Sebagai contoh, janganlah berkata bahwa Anda setuju dengan cara penataan atau susunan kursi-kursi yang khas, dan tidak setuju dengan cara penataan lain. Kita pun tidak boleh berkata bahwa kita lebih suka bersidang di rumah dibanding di balai sidang. Berangan-angan lain yang sedemikian itu mutlak bukan berasal dari Allah. Sumbernya adalah Iblis, si musuh itu. Tidak ada seorang pun di antara kita yang boleh memberikan kedudukan bagi masuknya perbedaan angan-angan semacam itu ke dalam kehidupan gereja. Kita harus menutup diri kita terhadap serbuan musuh yang sedemikian itu. Kita semua harus bertanggung jawab untuk tidak berangan-angan lain. Kalau gereja mempraktekkan pemujaan berhala, kita harus menentangnya. Tetapi sekalipun dalam hal ini, kita harus memiliki roh yang wajar, agar dapat membantu orang lain.

Jika kita telah benar-benar nampak kenikmatan atas Kristus dan keesaan gereja, kita tidak akan berangan-angan lain. Kita tidak akan memperhatikan opini, cara, atau praktek khas macam apa pun. Sebaliknya, kita hanya memperhatikan kenikmatan atas Kristus dan keesaan Tubuh.

Dalam 5:11 Paulus berkata, “Dan lagi aku ini, Saudara-saudara, jikalau aku masih memberitakan sunat, mengapa aku masih dianiaya juga? Sebab kalau demikian, salib bukan batu sandungan lagi.” Sunat menjadi bayang-bayang yang berhubungan dengan penanggulangan daging manusia, salib adalah realitas penanggulangan itu (Kol. 2:11-12). Penganut agama Yahudi berusaha membawa orang-orang Galatia kembali kepada bayang-bayang, tetapi rasul Paulus berjuang untuk menjaga mereka tetap di dalam realitas.

Sunat merupakan sebuah lambang salib Kristus. Dalam perlambangan sunat menandakan pengeratan daging. Pengeratan daging sejati dirampungkan oleh salib. Karena itu, salib adalah kegenapan dan realitas lambang sunat. Namun demikian, para penganut agama Yahudi bersikeras mempertahankan praktek sunat, walaupun Kristus telah tersalib. Karena para penganut agama Yahudi itu bersikeras atas masalah sunat dan menentang salib, maka mereka menganiaya orang-orang seperti Paulus, yang memberitakan salib Kristus. Paulus mengajarkan bahwa sunat adalah sebuah lambang, atau sebuah bayangan, yang telah digenapi pada salib Kristus. Karena Kristus sudah tersalib, maka praktek sunat sudah tidak diperlukan lagi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 26

No comments: