Pembacaan
Alkitab: Gal. 5:10-11
Dalam ayat 10 Paulus berkata, “Dalam Tuhan aku yakin tentang
kamu bahwa kamu tidak mempunyai pendirian lain selain pendirian ini.” Kata-kata
ini menunjukkan bahwa Paulus memiliki iman yang besar. Namun perhatikanlah,
yang Paulus yakini bukanlah orang-orang Galatia, melainkan Tuhan. Paulus tidak
berkata, “Aku yakin terhadap kamu”, tetapi ia berkata, “Dalam Tuhan aku yakin.”
Karena Paulus senantiasa mendoakan orang-orang Galatia, maka ia dapat yakin dalam
Tuhan tentang mereka dan tidak putus asa. Khususnya, Paulus yakin bahwa
orang-orang Galatia tidak mempunyai pendirian (angan-angan) lain.
Dalam menyinggung masalah tidak mempunyai pendirian lain, Paulus
menjamah sumber yang terpenting dari berbagai kesulitan dalam kehidupan gereja,
yakni perbedaan angan-angan. Kita tidak seharusnya berangan-angan lain dalam hal
apa pun selama dalam gereja tidak terdapat halhal seperti pemujaan berhala,
hal-hal yang asusila, atau perpecahan. Sebaliknya, kita harus menjadi satu dengan
gereja dan maju ke depan bersama gereja, tak peduli arah mana yang dituntut
gereja. Janganlah berangan-angan lain dalam hal doktrin dan praktek. Sebagai
contoh, janganlah berkata bahwa Anda setuju dengan cara penataan atau susunan
kursi-kursi yang khas, dan tidak setuju dengan cara penataan lain. Kita pun tidak
boleh berkata bahwa kita lebih suka bersidang di rumah dibanding di balai sidang.
Berangan-angan lain yang sedemikian itu mutlak bukan berasal dari Allah. Sumbernya
adalah Iblis, si musuh itu. Tidak ada seorang pun di antara kita yang boleh memberikan
kedudukan bagi masuknya perbedaan angan-angan semacam itu ke dalam kehidupan
gereja. Kita harus menutup diri kita terhadap serbuan musuh yang sedemikian
itu. Kita semua harus bertanggung jawab untuk tidak berangan-angan lain. Kalau
gereja mempraktekkan pemujaan berhala, kita harus menentangnya. Tetapi
sekalipun dalam hal ini, kita harus memiliki roh yang wajar, agar dapat
membantu orang lain.
Jika kita telah benar-benar nampak kenikmatan atas Kristus dan keesaan
gereja, kita tidak akan berangan-angan lain. Kita tidak akan memperhatikan
opini, cara, atau praktek khas macam apa pun. Sebaliknya, kita hanya
memperhatikan kenikmatan atas Kristus dan keesaan Tubuh.
Dalam 5:11 Paulus berkata, “Dan lagi aku ini, Saudara-saudara, jikalau
aku masih memberitakan sunat, mengapa aku masih dianiaya juga? Sebab kalau
demikian, salib bukan batu sandungan lagi.” Sunat menjadi bayang-bayang
yang berhubungan dengan penanggulangan daging manusia, salib adalah realitas
penanggulangan itu (Kol. 2:11-12). Penganut agama Yahudi berusaha membawa
orang-orang Galatia kembali kepada bayang-bayang, tetapi rasul Paulus berjuang
untuk menjaga mereka tetap di dalam realitas.
Sunat merupakan sebuah lambang salib Kristus. Dalam perlambangan
sunat menandakan pengeratan daging. Pengeratan daging sejati dirampungkan oleh
salib. Karena itu, salib adalah kegenapan dan realitas lambang sunat. Namun
demikian, para penganut agama Yahudi bersikeras mempertahankan praktek sunat,
walaupun Kristus telah tersalib. Karena para penganut agama Yahudi itu bersikeras
atas masalah sunat dan menentang salib, maka mereka menganiaya orang-orang
seperti Paulus, yang memberitakan salib Kristus. Paulus mengajarkan bahwa sunat
adalah sebuah lambang, atau sebuah bayangan, yang telah digenapi pada salib Kristus.
Karena Kristus sudah tersalib, maka praktek sunat sudah tidak diperlukan lagi.
Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia,
Buku 2, Berita 26
No comments:
Post a Comment