Hitstat

26 July 2012

Galatia - Minggu 15 Kamis


Pembacaan Alkitab: Gal. 6:11-16


Dalam ayat 12 dan 13 kita nampak kemegahan para penganut agama Yahudi: “Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus. Sebab mereka yang menyunatkan dirinya pun, tidak memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka menghendaki supaya kamu menyunatkan diri, agar mereka dapat bermegah atas keadaanmu yang lahiriah.” Ungkapan yang diterjemahkan “menonjolkan diri” dalam ayat 12 dalam bahasa aslinya berarti roman muka yang baik, karena itu, penampilan yang baik untuk menonjolkan diri, memamerkan diri. Ini digunakan di sini dalam arti negatif. Sunat, seperti salib, bukan untuk menonjolkan diri, tetapi sesuatu yang memalukan. Namun, para penganut agama Yahudi membuatnya menjadi sesuatu untuk dipamerkan sebagai kemegahan diri dalam daging.

Dalam ayat 14 hingga 16 kita melihat kemegahan rasul Paulus. Pada ayat 14 Paulus berkata, “Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.” Salib benar-benar merupakan suatu yang memalukan, namun Paulus membuatnya menjadi kemegahannya. Dunia telah disalibkan bagi kita, dan kita bagi dunia. Ini memang tidak terjadi secara langsung, tetapi melalui Kristus yang tersalib. Penjelasan dalam ayat 15 membuktikan bahwa dunia di sini terutama ditujukan kepada dunia agama, karena dalam kitab ini Paulus menanggulangi para agamis yang bergairah atas hal-hal Allah, tetapi diselewengkan sehingga keagamaan menjadi dunia mereka. Oleh salib Kristus kita dipisahkan dari dunia agama dan bersyarat untuk hidup dalam ciptaan baru. Kata “sebab” pada awal ayat 15 menunjukkan bahwa ayat ini merupakan satu penjelasan dari ayat sebelumnya. Selain itu, sunat sebagai satu masalah agama, menunjukkan bahwa dunia dalam ayat 14 terutama adalah dunia agama.

Dalam ayat 15 Paulus berkata, “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” Ketika kita merenungkan ayat ini bersama ayat 11-14, kita nampak bahwa perhatian Paulus di sini terutama adalah pada dunia agama, bukan dunia sekuler. Orang-orang yang berusaha memaksa kaum beriman Galatia untuk disunat tidak mencoba memperdaya mereka ke dalam dunia sekuler; mereka ingin membawa orang-orang Galatia ke dalam dunia agama untuk memamerkan daging dan untuk menghindari penganiayaan. Karena itu, berbagai hal yang ditulis Paulus dalam ayat-ayat ini bertalian dengan dunia agama, bukan dengan dunia sekuler. Karena itu, dari konteksnya kita nampak dengan jelas bahwa dunia dalam ayat 14 adalah dunia agama.

Dalam ayat 15 Paulus berkata bahwa bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, menjadi ciptaan baru itulah yang ada artinya. Ciptaan lama adalah manusia lama kita dalam Adam (Ef. 4:22), manusia alamiah kita oleh kelahiran alamiah, tanpa hayat dan sifat Allah. Ciptaan baru adalah manusia baru dalam Kristus (Ef. 4:24), diri kita yang dilahirkan kembali oleh Roh (Yoh. 3:6), memiliki hayat dan sifat Allah tergarap ke dalam diri kita (Yoh. 3:36; 2 Ptr. 1:4), dengan Kristus sebagai unsur pokoknya (Kol. 3:10-11). Justru ciptaan baru inilah yang memenuhi kehendak kekal Allah dengan mengekspresikan Allah dalam keputraan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 30

No comments: