Hitstat

27 September 2012

Efesus - Minggu 1 Kamis


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:1-3


Efesus 1:3 mengatakan, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga.” Dalam pujian yang tinggi kepada Allah ini, Paulus tidak berkata, “Terpujilah Allah, bahwasanya untuk se-lama-lamanya kasih setia-Nya.” Banyak orang muda yang suka menyanyikan mazmur, khususnya Mazmur 136 yang mengatakan “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Pujian terhadap Allah semacam ini sedikit pun tidak setinggi yang diucapkan oleh Paulus dalam Efesus 1:3 ini. Walaupun kita sulit memahami Efesus 1:3, tetapi kita mudah sekali mengerti apa artinya kata bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia Allah, sebab ini cocok dengan konsepsi alamiah kita.

Dalam Efesus 1:3 Paulus berkata, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus.” Jika Yesus Kristus itu Allah, mengapa Paulus mengatakan Allah (dari) Yesus Kristus? Bagaimana mungkin Allah menjadi Allah-Nya? Tidak hanya demikian, Paulus juga mengatakan Bapa (dari) Yesus Kristus. Bagaimana mungkin Allah mempunyai seorang Bapa? Ditinjau dari Tuhan Yesus Kristus, kita sebagai Anak Manusia, Allah adalah Allah Tuhan kita Yesus Kristus; ditinjau dari Dia sebagai Anak Allah, Allah adalah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Menurut keinsanian Tuhan, Allah adalah Allah-Nya; menurut keilahian Tuhan, Allah adalah Bapa-Nya.

Dalam ayat 3 Paulus juga membicarakan tentang Tuhan kita Yesus Kristus. Karena Tuhan Yesus Kristus adalah milik kita, maka hakiki Allah terhadap Dia juga merupakan milik kita. “Tuhan kita” mengacu kepada ketuhanan (Lordship) Juruselamat kita (Kis. 2:36); Yesus mengacu kepada Dia sebagai seorang manusia (1 Tim. 2:5); dan Kristus mengacu kepada Dia sebagai Yang diurapi Allah (Yoh. 20:31).

Adalah mutlak benar jika kita mengatakan Allah penuh rahmat dan kasih setia-Nya kekal. Memang ini suatu ungkapan yang indah untuk menyanjung Allah. Namun, ungkapan sedemikian adalah menurut konsepsi alamiah kita semata. Hari ini kita berada di surga, di dalam kekekalan, di dalam kehendak hati Allah, dan di dalam tujuan Allah. Karena itu, kita tidak seharusnya memujimuji Allah menurut konsepsi alamiah kita, melainkan menurut wahyu-Nya tentang diri-Nya sendiri. Pujian atas kasih setia dan keagungan Allah itu bertaraf sekolah dasar, sedang pujian dalam Efesus 1:3 bertaraf pasca sarjana. Dalam sidang kita perlu lebih banyak pujian tingkat tinggi.

Pujian Efesus dalam 1:3 sungguh dalam dan rahasia, karena mencakup seluruh ekonomi Perjanjian Baru. Di sini tidak saja ada penciptaan yang dinyatakan oleh sebutan “Allah”, tetapi juga ada inkarnasi yang ditunjukkan oleh sebutan “Allah Tuhan kita Yesus Kristus”. Wahyu pertama tentang Allah dalam Alkitab terdapat dalam penciptaan, sebab Alkitab dimulai dengan kalimat, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Setelah penciptaan ada inkarnasi. Pada suatu hari, Allah Pencipta berinkarnasi menjadi seorang manusia. Firman yang bersama-sama dengan Allah dan yang adalah Allah itu, telah menjadi daging (manusia) (Yoh. 1:1, 14). Ketika Allah sendiri menjadi manusia, maka Allah yang menciptakan segala sesuatu itu menjadi Allah-Nya. Inilah inkarnasi, bukan hanya keagungan atau kasih setia Allah. Karena itu, Allah Tuhan kita Yesus Kristus dalam Efesus 1:3 mengacu kepada inkarnasi; Bapa Tuhan kita Yesus Kristus mengacu kepada penyaluran hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 2

No comments: