Hitstat

13 September 2012

Galatia - Minggu 22 Kamis


Pembacaan Alkitab: Yoh. 7:39; Rm. 8:16


Dalam Alkitab, Tritunggal, Bapa, Putra, dan Roh bukanlah untuk doktrin, teologi, atau ajaran. Tritunggal adalah untuk ekonomi Allah. Dalam ekonomi-Nya, Allah Bapa adalah Persona yang merancang, yang membuat suatu kehendak yang abadi. Karena Ia mempunyai satu maksud, satu rencana, maka Ia memiliki banyak pengaturan demi menyesuaikan maksud tujuan-Nya itu. Dalam Tritunggal itu Allah Bapa adalah sumber, Persona yang merencanakan untuk merampungkan ekonomi-Nya. Demi melaksanakan ekonomi ilahi ini, dua perkara yang teramat penting harus dilakukan, yakni penebusan dan hak keputraan. Dalam Galatia 4 kita nampak bahwa Bapa mengutus Putra-Nya untuk merampungkan penebusan (ayat 4-5). Kemudian Ia mengutus Roh Putra-Nya untuk mendatangkan hak keputraan. Karena itu, bagi penggenapan ekonomiNya, Bapa mengutus Putra dan kemudian mengutus Roh itu.

Galatia 4:4-5 mengatakan, “Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat. Ia diutus untuk menebus mereka yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.” Demi penggenapan penebusan, Putra Allah perlu menjadi seorang manusia yang dilahirkan dari seorang perempuan dan lahir di bawah hukum Taurat. Untuk mengenakan sifat insani atau keinsanian, haruslah Ia “datang dari seorang perempuan”. Mengatakan Maria adalah ibu Allah itu adalah bidah. Walaupun Yesus adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia, Maria bukanlah ibu Allah. Ia adalah ibu dari seorang manusia Yesus. Melalui datang dari seorang perempuan, Yesus, Putra Allah adalah seorang manusia yang berdarah dan daging (Ibr. 2:14). Kalau Dia tidak berdarah dan daging, Putra Allah tidak bisa merampungkan penebusan. Penebusan mengharuskan tertumpahnya darah.

Sesudah Putra Allah merampungkan penebusan bagi kita, Roh itu diutus untuk melaksanakan hak keputraan dan membuat hal itu menjadi riil bagi kita dalam pengalaman kita. Roh itu diutus guna menjadikan semua orang yang ditebus menjadi anak-anak Allah. Jadi, kedatangan Kristus adalah untuk penebusan, dan kedatangan Roh itu adalah untuk hak keputraan. Kristus menebus kita dan Roh itu menyalurkan hayat ilahi ke dalam kita, sehingga kita menjadi anak-anak Allah.

Istilah “Roh itu” sungguh sangat bermakna. Yohanes 7:39 mengatakan, “Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum ada, karena Yesus belum dimuliakan” (Tl.). Mengapa ayat ini mengatakan bahwa “Roh itu belum ada”? Walaupun Roh Allah, Roh Yehova (Roh TUHAN), dan Roh Kudus sudah ada sebelum Yesus dimuliakan, tetapi, “Roh itu” belum ada. Dalam Kejadian 1:2 kita nampak Roh Allah melayang-layang (mengeram) di atas permukaan air. Perjanjian Lama juga berkali-kali menyinggung Roh Yehova (Roh TUHAN). Ketika Tuhan Yesus hampir dikandung dalam rahim Maria, di situ disebut tentang Roh Kudus, sebab sesuatu yang biasa, sifat insani, telah dijadikan kudus oleh Roh Allah (Mat. 1:18, 20). Akan tetapi, ketika Yesus berseru, “Siapa saja yang haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum” (Yoh. 7:37), Ia berbicara tentang Roh itu. Namun, “Roh itu belum ada”, sebab Yesus belum dimuliakan. Ketika itu Ia belum disalibkan dan belum dibangkitkan. Tetapi sesudah penyaliban dan kebangkitanNya, Roh itu baru datang. Hari ini Roh yang bersaksi bersama dengan roh kita adalah Roh itu. Dua Korintus 3:17 bahkan mengatakan, “Sebab Tuhan adalah Roh (itu).” Perhatikanlah bahwa ayat ini tidak mengatakan, “Tuhan adalah suatu Roh,” melainkan, “Tuhan adalah Roh (itu).”


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 44

No comments: