Hitstat

11 September 2012

Galatia - Minggu 22 Selasa


Pembacaan Alkitab: Gal. 6:15-18


Kita yang percaya kepada Kristus Yesus juga memiliki status ganda. Di satu pihak, kita adalah anak-anak Allah, anggota keluarga ilahi. Di pihak lain, kita adalah calon-calon raja, yang telah ditetapkan menjadi raja-raja. Jabatan Israel berkaitan dengan Israel milik Allah. Kita tidak boleh hanya menjadi anak-anak Allah, tetapi juga menjadi Israel milik Allah. Untuk menjadi anak-anak Allah yang wajar cukuplah kita memiliki buah Roh itu, yaitu pekerti-pekerti yang tercantum dalam 5:22-23. Tetapi untuk menjadi raja-raja, Israel milik Allah, kita perlu suatu kehidupan yang lain, yaitu jenis kehidupan yang khusus oleh Roh itu. Kita perlu kehidupan anak-anak Allah dan kehidupan Israel milik Allah.

Kebanyakan orang Kristen tidak memiliki kehidupan jenis pertama oleh Roh itu, lebih-lebih jenis kedua. Kita bersyukur kepada Tuhan, oleh rahmat-Nya, banyak orang dalam kehidupan gereja hari ini yang memiliki kehidupan oleh Roh yang pertama untuk memperhidupkan Kristus. Namun, Tuhan sekarang sedang memanggil kita untuk maju terus guna memiliki kehidupan oleh Roh jenis yang kedua, yakni kehidupan jenis kedua. Kehidupan ini bukan hanya kehidupan anak-anak dalam keluarga ilahi, tetapi juga kehidupan orang-orang yang akan menjadi raja-raja dalam Kerajaan Allah. Semoga mata kita tercelik dan nampak bahwa kita adalah raja-raja dalam keluarga kerajaan! Nasib kita tidak hanya menjadi anak-anak Allah, tetapi juga menjadi raja-raja yang memerintah dalam Kerajaan Allah kelak.

Kebanyakan orang Kristen yang benar-benar ingin maju bersama Tuhan biasanya hanya memperhatikan kehidupan jenis pertama, mereka hanya damba menjadi orang-orang rohani, kudus, dan menang. Tetapi kita harus juga memperhatikan kehidupan jenis kedua, khususnya kita perlu memperhatikan kehidupan gereja. Akan tetapi, kebanyakan orang Kristen yang “rohani” atau “suci” sema sekali tidak memperhatikan kehidupan gereja. Orang-orang Kristen ini sangat gemar berdoa, mempelajari Alkitab, memberitakan Injil, atau memperbaiki kelakuan mereka. Menurut konsepsi mereka, hal-hal itulah yang paling dibutuhkan. Tetapi, karena mereka tidak hidup menurut prinsip ciptaan baru, maka mustahillah mereka menjadi Israel milik Allah.

Ciptaan baru bersinonim dengan gereja. Istilah Israel milik Allah juga bersinonim dengan gereja. Kalau demikian, mengapa Paulus tidak memakai istilah gereja dalam Galatia 6? Jawabannya, karena maksud Paulus ialah menunjukkan gereja adalah ciptaan baru, susunan baru. Hari ini kita sangat perlu menyadari bahwa gereja adalah satu susunan baru. Bila kita memakai istilah “gereja”, banyak orang yang mengira itu adalah suatu bangunan yang beratap lancip atau suatu organisasi agama tertentu. Namun, berdasarkan Alkitab, gereja adalah satu ciptaan baru. Karena manusia batiniah kita telah disusun oleh sifat ilahi, maka kita telah menjadi satu ciptaan baru.

Ungkapan “ciptaan baru” menunjukkan sifat, susunan organik yang batini di dalam gereja. Gereja merupakan suatu organisme yang memiliki susunan batini. Susunan ini ialah ciptaan baru. Paulus berkata, bahwa bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, agamis atau tidak agamis tidak ada artinya, hanya ciptaan barulah yang ada artinya. Dengan ini ia mengartikan bahwa di alam semesta, satu-satunya yang berarti adalah susunan organik dan batini yang mengandung perbauran Allah dengan manusia. Kita tidak saja harus hidup dan berperilaku dengan pekerti-pekerti tertentu yang mengekspresikan Kristus, kita pun harus hidup dan berperilaku menurut prinsip, kaidah dan ciptaan baru yang demikian.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 43

No comments: