Hitstat

18 September 2012

Galatia - Minggu 23 Selasa


Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:12; 2 Kor. 13:13


Dalam Kejadian 1 dan 2, Adam belum memiliki hayat kekal. Sebaliknya, ia hanya memiliki hayat insani sebagai wadah untuk menampung hayat ilahi. Roma 9 menunjukkan dengan jelas bahwa manusia adalah satu wadah untuk menampung hayat ilahi. Tetapi manusia telah jatuh sebelum menerima hayat yang kekal itu. Karena itulah Allah mengutus Putra-Nya menjadi manusia yang berdarah daging untuk merampungkan penebusan dan membawa manusia yang telah jatuh itu kembali kepada tujuan Allah yang semula. Jadi penebusan memulihkan manusia kepada tujuan Allah. Haleluya, melalui darah Kristus yang teralir di atas salib, kita, orang-orang yang telah jatuh, telah ditebus! Roma 3 dan Galatia 3 kedua-duanya membicarakan penebusan Allah yang menakjubkan ini.

Namun, penebusan bukan merupakan tujuan. Penebusan hanya merupakan satu prosedur, bagian dari satu proses, untuk mencapai sasaran keputraan Allah. Karena itulah Kitab Roma dan Galatia menunjukkan bahwa Kristus menebus kita agar hayat ilahi dapat tersalur ke dalam kita untuk melahirkan kita kembali. Kita telah diciptakan oleh Allah, namun kita tetap perlu dilahirkan kembali. Walaupun kita telah diciptakan dengan hayat insani, kita tetap perlu dilahirkan kembali dengan hayat lain, yakni hayat ilahi. Jadi, penebusan menghasilkan penyaluran hayat ilahi. Itulah kelahiran kembali. Dengan kelahiran kembali oleh Roh itulah kita menjadi anak-anak Allah.

Dalam penciptaan, Allah adalah Pencipta kita, tetapi dalam kelahiran kembali, Ia menjadi Bapa kita. Sekarang, setelah dilahirkan kembali, kita bukan hanya makhluk ciptaan Allah, kita pun anak-anak Allah. Haleluya, Allah adalah Pencipta kita dan Bapa kita! Sebagai Pencipta, Ia menciptakan kita, dan sebagai Bapa, Ia melahirkan kita. Sekarang kita dapat menyatakan dengan berani bahwa kita bukan hanya mempunyai rupa dan gambar Allah secara luaran, juga mempunyai hayat dan sifat Allah secara batin. Kita adalah anak-anak Allah yang hidup! Ekonomi Allah ialah menyalurkan hayat dan sifat-Nya ke dalam kita untuk menjadikan kita anak-anak-Nya.

Sekarang kita akan melihat satu butir yang sangat penting, juga mengajukan satu pertanyaan penting: Karena kita adalah anak-anak Allah, kita hidup sebagai ciptaan Allah, atau sebagai anak-anak Allah? Dengan kata lain, kehidupan manakah yang Allah kehendaki untuk kita tampak; kehidupan makhluk ciptaan atau kehidupan anak? Sudah pasti kedambaan Allah ialah agar kita menempuh kehidupan sebagai anak-anak, bukan sebagai makhluk ciptaan. Namun bagaimanakah kita dapat hidup sebagai anakanak Allah? Pertama-tama, untuk hidup sebagai anak Allah, kita harus menjadi anak Allah. Jalan satu-satunya untuk menjadi anak Allah ialah percaya kepada Tuhan Yesus dan menerima Dia. Yohanes 1:12 mengatakan, “Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anakanak Allah.” Sebagai anak-anak Allah, kita telah dilahirkan “bukan dari darah atau dari daging, bukan pula oleh keinginan seorang laki-laki melainkan dari Allah” (Yoh. 1:13 Tl.). Haleluya, kita telah menjadi anak-anak Allah melalui percaya kepada Tuhan Yesus!

Sekarang karena kita telah menjadi anak-anak Allah, kita perlu memahami bahwa kita lebih daripada makhluk ciptaan. Sebagai orang-orang yang menjadi anak-anak dan tidak hanya menjadi makhluk ciptaan, kita tidak boleh menempuh kehidupan makhluk ciptaan, melainkan kehidupan anak.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 45

No comments: