Hitstat

10 September 2012

Galatia - Minggu 22 Senin


Pembacaan Alkitab: Gal. 6:15-18


Dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah, pertama-tama Ia menjadikan kita anak-anak-Nya dan kemudian menjadikan kita ciptaan baru serta Israel milik Allah. Hingga akhir Kitab Galatia, Paulus membicarakan ciptaan baru (6:15) dan Israel milik Allah (6:16). Dengan menyinggung kedua hal ini pada penutup kitab ini, ia menunjukkan bahwa kedua hal ini cukup penting. Karena itu, kita perlu memiliki pengertian yang tepat atas ciptaan baru dan Israel milik Allah.

Sebelum Paulus membicarakan anugerah (kasih karunia) dalam ayat 18, ia menyisipkan ayat 17, yang mengatakan, “Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus.” Disisipkannya ayat ini adalah satu petunjuk lebih lanjut, bahwa pada akhir Kitab Galatia damai sejahtera dan anugerah disebut dengan persyaratan tertentu. Kalau kita menginginkan damai sejahtera itu turun ke atas kita, perlulah kita memenuhi persyaratannya. Karena damai sejahtera di sini turun dengan cara yang sangat khusus, maka kita perlu memenuhi persyaratan tertentu, yakni persyaratan hidup oleh kaidah ciptaan baru dan menjadi Israel milik Allah.

Kita telah menunjukkan bahwa dalam Kitab Galatia Paulus membicarakan dua jenis kehidupan oleh Roh itu. Kehidupan dalam 5:16 adalah kehidupan yang lebih umum, sedang kehidupan dalam 5:25 dan 6:16 adalah kehidupan yang khusus, yang menurut suatu kaidah atau prinsip tertentu. Memiliki kehidupan jenis kedua ini merupakan suatu persyaratan bagi turunnya damai sejahtera ke atas Israel milik Allah. Damai sejahtera ini tidak turun ke atas umat Allah pada umumnya, melainkan sejenis damai sejahtera yang khusus diturunkan ke atas orang tertentu, yaitu ke atas mereka yang memiliki kehidupan jenis kedua oleh Roh itu.

Dalam 3:26 Paulus berkata, “Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus.” Sebagai anak-anak Allah kita adalah kerabat-kerabat-Nya, anggota keluarga-Nya. Namun, ekonomi Perjanjian Baru Allah bukan hanya menjadikan kita anak-anak-Nya, tetapi juga menjadikan kita Israel milik Allah.

Mungkin kita dapat mengerti perbedaan antara anakanak Allah dan Israel milik Allah kalau kita mengambil perumpamaan bagaimana seorang anak dalam keluarga raja dilatih untuk menjadi raja. Di satu pihak, anak yang demikian bertumbuh besar sebagai salah satu anggota keluarga raja, yakni anak dari raja dan ratu. Di pihak lain, ia juga harus dilatih untuk menjadi raja di kemudian hari. Jadi, ia harus memiliki dua jenis kehidupan: pertama, sebagai anak keluarga raja; kedua, sebagai calon raja. Kalau ia memiliki kehidupan jenis pertama tanpa kehidupan jenis kedua, ia tidak akan memenuhi syarat untuk menjadi raja. Seorang anak kecil tidak mungkin dilatih menjadi raja dalam waktu semalam, ia pun tidak mungkin memenuhi syarat untuk menjadi raja hanya dengan membina pekerti tertentu. Kalau ia periang, pengasih, lemah lembut, setia, dan bisa mengendalikan diri, ia akan menjadi anak yang sangat baik. Tetapi pekerti-pekerti itu sendiri tidak dapat melayakkan dia menjadi seorang raja. Sebagai calon raja, ia harus dilatih untuk hidup dan bertindak tanduk secara rajani. Cara ia duduk atau bertutur kata dengan orang lain harus pula bersifat rajani. Selaku orang yang berstatus ganda — anak dalam keluarga raja, dan calon raja — ia harus memiliki dua jenis kehidupan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 43

No comments: