Pembacaan Alkitab: Gal. 6:15-18
Dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah, pertama-tama Ia
menjadikan kita anak-anak-Nya dan kemudian menjadikan kita ciptaan baru serta
Israel milik Allah. Hingga akhir Kitab Galatia, Paulus membicarakan ciptaan
baru (6:15) dan Israel milik Allah (6:16). Dengan menyinggung kedua hal ini
pada penutup kitab ini, ia menunjukkan bahwa kedua hal ini cukup penting.
Karena itu, kita perlu memiliki pengertian yang tepat atas ciptaan baru dan
Israel milik Allah.
Sebelum Paulus membicarakan anugerah (kasih karunia) dalam ayat
18, ia menyisipkan ayat 17, yang mengatakan, “Selanjutnya janganlah ada
orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus.” Disisipkannya
ayat ini adalah satu petunjuk lebih lanjut, bahwa pada akhir Kitab Galatia
damai sejahtera dan anugerah disebut dengan persyaratan tertentu. Kalau kita
menginginkan damai sejahtera itu turun ke atas kita, perlulah kita memenuhi
persyaratannya. Karena damai sejahtera di sini turun dengan cara yang sangat
khusus, maka kita perlu memenuhi persyaratan tertentu, yakni persyaratan hidup
oleh kaidah ciptaan baru dan menjadi Israel milik Allah.
Kita telah menunjukkan bahwa dalam Kitab Galatia Paulus
membicarakan dua jenis kehidupan oleh Roh itu. Kehidupan dalam 5:16 adalah
kehidupan yang lebih umum, sedang kehidupan dalam 5:25 dan 6:16 adalah
kehidupan yang khusus, yang menurut suatu kaidah atau prinsip tertentu.
Memiliki kehidupan jenis kedua ini merupakan suatu persyaratan bagi turunnya
damai sejahtera ke atas Israel milik Allah. Damai sejahtera
ini tidak turun ke atas umat Allah pada umumnya, melainkan sejenis damai
sejahtera yang khusus diturunkan ke atas orang tertentu, yaitu ke atas mereka
yang memiliki kehidupan jenis kedua oleh Roh itu.
Dalam 3:26 Paulus berkata, “Sebab kamu semua adalah anak-anak
Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus.” Sebagai anak-anak Allah kita
adalah kerabat-kerabat-Nya, anggota keluarga-Nya. Namun, ekonomi Perjanjian
Baru Allah bukan hanya menjadikan kita anak-anak-Nya, tetapi juga menjadikan
kita Israel milik Allah.
Mungkin kita dapat mengerti perbedaan antara anakanak Allah dan
Israel milik Allah kalau kita mengambil perumpamaan bagaimana seorang anak
dalam keluarga raja dilatih untuk menjadi raja. Di satu pihak, anak yang
demikian bertumbuh besar sebagai salah satu anggota keluarga raja, yakni anak
dari raja dan ratu. Di pihak lain, ia juga harus dilatih untuk menjadi raja di
kemudian hari. Jadi, ia harus memiliki dua jenis kehidupan: pertama, sebagai
anak keluarga raja; kedua, sebagai calon raja. Kalau ia memiliki kehidupan
jenis pertama tanpa kehidupan jenis kedua, ia tidak akan memenuhi syarat untuk
menjadi raja. Seorang anak kecil tidak mungkin dilatih menjadi raja dalam waktu
semalam, ia pun tidak mungkin memenuhi syarat untuk menjadi raja hanya dengan
membina pekerti tertentu. Kalau ia periang, pengasih, lemah lembut, setia, dan
bisa mengendalikan diri, ia akan menjadi anak yang sangat baik. Tetapi
pekerti-pekerti itu sendiri tidak dapat melayakkan dia
menjadi seorang raja. Sebagai calon raja, ia harus dilatih untuk hidup dan
bertindak tanduk secara rajani. Cara ia duduk atau bertutur kata dengan orang
lain harus pula bersifat rajani. Selaku orang yang berstatus ganda — anak dalam
keluarga raja, dan calon raja — ia harus memiliki dua jenis kehidupan.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 43
No comments:
Post a Comment