Hitstat

04 April 2013

Efesus - Minggu 28 Kamis


Pembacaan Alkitab: Kol. 1:27


Ekonomi Allah sama sekali berbeda dengan konsepsi alamiah dan agama. Dalam ekonomi-Nya, Allah sedang menggarapkan Kristus ke dalam kita. Pada akhirnya, Kristus akan mempersembahkan gereja yang mulia kepada diri-Nya sendiri, tidak saja datang secara obyektif, tetapi melalui meluasnya di batin kita dan kemudian keluar dari dalam kita.

Roma 8 menunjukkan bahwa Allah tidak saja memanggil kita dan membenarkan kita, tetapi juga akan memuliakan kita. Dulu saya mendapat pengajaran bahwa pada suatu hari Tuhan akan turun secara tiba-tiba dari surga dan membawa kita ke dalam kemuliaan. Namun konsepsi pemuliaan itu tidak sesuai dengan ekonomi Allah. Kristus akan memuliakan kita tidak dengan turun dari surga, melainkan melalui keluar dari batin kita. Pengharapan kemuliaan ini bukan Kristus yang di surga, melainkan Kristus yang di dalam kita (Kol.1:27). Jika kita tidak menerima Kristus sebagai hayat dan persona kita, kita tidak akan bisa menikmati kemuliaan yang di batin kita itu. Kita perlu berkata, “Tuhan Yesus, aku menerima Engkau sebagai hayat dan personaku. Tuhan, aku memberikan hatiku kepada-Mu. Dapatkanlah hatiku, Tuhan, dudukilah hatiku, milikilah hatiku, dan berumahlah dalam hatiku.” Bila Anda mempraktekkan hal ini, dengan spontan Anda akan mengetahui kemuliaan yang ada dalam batin Anda itu.

Berlawanan dengan konsepsi yang agamis, pemuliaan kita bukanlah peristiwa yang terjadi dengan tiba-tiba, melainkan terjadi secara berangsur-angsur ketika Kristus meluas di batin kita dan meresapi kita dengan diri-Nya sendiri. Kristus memuliakan kita ketika Ia “memakan” kita sedikit demi sedikit. Kita semua harus dimakan, dilahap, dan ditelan oleh Kristus sebagai kemuliaan di batin kita. Dalam batin kita, kita tidak saja memiliki Kristus sebagai hayat dan persona kita, tetapi juga sebagai kemuliaan Allah.

Kita dapat memakai metamorfose (perubahan bentuk) seekor ulat bulu yang jelek menjadi seekor kupukupu yang indah untuk menggambarkan pemuliaan. Seekor ulat bulu tidak dengan sekejap mata berubah menjadi seekor kupu-kupu melalui suatu keindahan yang turun ke atasnya dan membungkusnya secara tiba-tiba. Tidak, keindahan kupu-kupu itu terkandung dalam hayat ulat bulu. Ketika hukum hayat ini berfungsi dalam ulat bulu itu, maka ulat bulu itu berangsur-angsur berubah menjadi seekor kupu-kupu. Ketika proses ini berlangsung, keindahan kupu-kupu menelan kejelekan ulat bulu.

Seprinsip dengan itu, Kristus di dalam kita menjadi pengharapan kemuliaan kita. Sebagai kemuliaan yang berhuni di batin, Ia mengambil setiap kesempatan untuk meluas dan berkembang di batin kita. Kemuliaan batiniah ini meresapi bahkan menelan kita. Pada suatu hari seluruh diri kita akan diresapi oleh kemuliaan ilahi. Pada hari itu kita akan dibawa ke dalam kemuliaan dengan sempurna.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 57

No comments: