Hitstat

17 April 2013

Efesus - Minggu 30 Rabu


Pembacaan Alkitab: Why. 3:20


Kesulitan dari kebanyakan orang beriman ialah mereka telah menerima indoktrinasi secara agamis tentang kedatangan Tuhan pada aspek obyektifnya, dan mengabaikan aspek subyektifnya. Mereka menaruh perhatian penuh pada Kristus yang di surga dan percaya dengan teguh pada kedatangan-Nya kelak. Namun, mereka mengabaikan fakta berhuninya Kristus di batin, bahkan mungkin tidak mengetahui bahwa Kristus sekarang berada di batin mereka. Ketika kita menantikan kedatangan Kristus dari surga, kita perlu menikmati Dia di batin. Betapa kita perlu mengalami Kristus yang hidup, subyektif, dan yang berhuni di batin ini!

Lupakanlah segala peraturan dan praktek, marilah kita berkata, “O, Tuhan Yesus, kami dahulu tidak mengetahui betapa perlunya kami menerima Engkau sebagai hayat dan persona kami. Tuhan, kami membuka diri kami kepada-Mu dan kami menerima Engkau sebagai hayat dan persona kami. Kami tidak memperhatikan konsepsi kami tentang cara mempraktekkan hidup gereja. Kami hanya memperhatikan kenikmatan yang hidup, intim, dan pribadi atas diri-Mu.”

Mengenai gereja, kita tidak seharusnya mempunyai maksud meniru atau menentang. Satu-satunya sasaran kita seharusnya menikmati persona Kristus yang hidup dan mengalami Dia di batin sebanyak-banyaknya. Jangan memperhatikan praktek, cara, atau metode. Ambillah ilustrasi dari perabot makan yang beraneka ragam. Orang Tionghoa memakai sumpit, orang Amerika memakai pisau dan garpu, dan mungkin orang-orang Indonesia memakai jari tangan mereka. Kita tidak boleh memperhatikan alat apa yang kita pakai untuk makan, tetapi perhatikan saja apa yang kita makan. Asalkan orang menerima makanan yang tepat, kita tidak perlu memperhatikan apakah mereka memakai sumpit, atau pisau dan garpu, atau jari tangan mereka. Namun, mungkin ada orang yang menganggap cara paling baik adalah memakai garpu dan pisau. Ditinjau dari aspek rohani, kita mung-kin berbuat hal serupa dalam mempraktekkan hidup gereja. Kita mungkin menyombongkan cara kita, tetapi mungkin tidak ada makanan apa pun dalam piring kita. Karena itu jangan memperhatikan tata krama makan rohani kita, perhatikanlah makanan rohani itu saja. Banyak di antara kita yang kelaparan bertahun-tahun karena hanya memperhatikan tata krama, tidak memperhatikan makanan. Di antara sekian banyak kelompok agamis, setiap perkara tersusun begitu rapi dan teratur dengan baik, tetapi tanpa makanan yang dihidangkan kepada umat Tuhan. Karena itu, dalam pemulihan-Nya hari ini, Tuhan sedang memulihkan makanan di atas meja, bukan tata krama untuk memakan makanan itu.

Dalam ekonomi-Nya, Allah tidak memperhatikan perabotan, melainkan memperhatikan bagaimana kita mengalami pengudusan, pembersihan, perawatan, dan pemeliharaan Kristus. Hanya bila kita mengalami Kristus sedemikian barulah Ia dapat mempersembahkan gereja yang mulia kepada diri-Nya sendiri. Terpujilah Dia, proses persembahan ini sedang berlangsung dari hari ke hari di batin kita. Semoga kita semua nampak bahwa dalam ekonomi-Nya Allah tidak menghiraukan tata cara atau praktek, melainkan hanya Putra-Nya yang terkasih, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Semoga kita semua menerima rahmat untuk mengalami dan menikmati Dia.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 60

No comments: