Hitstat

23 April 2013

Efesus - Minggu 31 Selasa


Pembacaan Alkitab: Ef. 6:1-4


Ayat 1 mengatakan, “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena demikianlah yang benar.” Dalam menasihati anak-anak dan para orang tua, rasul terlebih dulu menanggulangi anak-anak, karena pada umumnya kesulitan datang dari anak-anak.

Frase “di dalam Tuhan” ini menunjukkan bahwa anak-anak perlu menaati orang tua mereka (1) dengan bersatu dengan Tuhan, (2) bukan dengan diri mereka sendiri tetapi dengan Tuhan, dan (3) bukan menurut konsepsi alamiah mereka tetapi menurut firman Tuhan. Anak-anak kaum beriman harus menyadari bahwa mereka harus menaati orang tua melalui bersatu dengan Tuhan. Lagi pula, mereka harus menaati orang tua bukan bersandar pada kekuatan mereka sendiri, melainkan bersandar pada Tuhan. Ketaatan mereka adalah menurut perkataan Tuhan, yaitu menurut Alkitab.

Dalam ayat 2 dan 3 Paulus melanjutkan: “Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: Supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” Ini bukan hanya perintah yang penting dengan suatu janji, tetapi juga perintah pertama mengenai hubungan manusia dengan manusia (Kel. 20:12). Janji yang tercantum dalam ayat 3, ialah agar anak-anak berbahagia dan panjang umur di bumi. Berbahagia adalah menjadi makmur dalam berkat-berkat materi; juga ditujukan kepada hidup dalam situasi yang damai sentosa. Hidup lama adalah memiliki umur yang panjang. Berdasarkan perintah ini, kemakmuran dan umur yang panjang adalah berkat-berkat Allah dalam hidup ini bagi mereka yang menghormati orang tua mereka.

Dalam ayat 4 Paulus beralih kepada bapa-bapa, “Dan kamu, Bapak-bapak, janganlah bangkitkan kemarahan di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Membangkitkan kemarahan atau memancing amarah di dalam hati anak-anak akan merusak mereka dengan membangkitkan daging mereka. Orang tua yang memarahi anak-anak akan selalu merugikan. Karena itu, saya mengusulkan agar para orang tua tidak marah-marah ketika menanggulangi anak-anak mereka. Agar tidak memancing amarah anak-anaknya, seorang ayah perlu menanggulangi amarahnya dengan meninggalkannya di atas salib. Satu-satunya cara untuk menghindari diri dari marah-marah adalah tinggal di atas salib. Dalam menanggulangi kesalahan atau kenakalan anak-anak Anda, Anda harus terlebih dulu pergi ke atas salib dan tinggal di sana. Jika tidak, Anda akan marah-marah, dan karenanya akan membangkitkan amarah anak-anak Anda.

Para bapa tidak boleh membangkitkan amarah anak-anak, sebaliknya harus mendidik mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan. Mengasuh (mendidik) anak-anak berarti membesarkan mereka melalui merawat. Membesarkan anak-anak menuntut orang tua memberi mereka instruksi yang diperlukan yang berkaitan dengan kehidupan insani, kehidupan kekeluargaan, dan kehidupan kemasyarakatan. Kata nasihat di sini mencakup instruksi. Paulus mungkin merujuk kepada ketetapan Perjanjian Lama, yaitu para orang tua harus mengajar anak-anak mereka dengan firman Allah (Ul. 6:6-7), mengajar mereka mengenal Alkitab. Seiring dengan instruksi ini, kadang-kadang kita perlu menghajar (mendisiplin) mereka, mengganjar mereka. Penting sekali para orang tua belajar mengasuh anak-anak dengan ajaran dan nasihat Tuhan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 62

No comments: