Hitstat

09 April 2013

Efesus - Minggu 29 Selasa


Pembacaan Alkitab: Ef. 5:25-27


Untuk mengalami pengudusan yang sejati, kita hanya perlu berkontak dengan Tuhan dan menerima-Nya sebagai hayat dan persona kita. Kita perlu berdoa, “Tuhan Yesus, Engkaulah hayat dan personaku. Terimalah aku, dudukilah aku, dan milikilah aku. O Tuhan, masuklah ke setiap pelosok hatiku, penuhilah hatiku dengan diri-Mu sendiri, dan berumahlah dalam hatiku. Tuhan, aku tidak peduli apakah aku berbeda atau tidak, aku pun tidak memperhatikan perilakuku. Aku hanya ingin Engkau memenuhi aku dan tertampil keluar melalui aku.” Bila Anda berkontak dengan Tuhan demikian, Ia akan berangsurangsur dan dengan wajar bertambah di dalam diri Anda. Pertambahan Kristus inilah yang dapat menguduskan Anda.

Pengudusan yang subyektif tidak dapat terjadi melalui ajaran, melainkan melalui pekerjaan Kristus yang hidup di batin. Itulah sebabnya kita menekankan fakta bahwa dalam pemulihan Tuhan kita sangat sedikit memperhatikan doktrin tertulis, tetapi sangat memperhatikan pengalaman atas Kristus sebagai hayat dan persona kita. Saya tidak dapat menyatakan betapa beratnya beban dalam hati saya terhadap masalah ini. Kalau saya dapat membantu kaum saleh memahami apa itu pengudusan, saya percaya barulah beban saya ini akan terlepas. Ingatlah bahwa pengudusan sekali-kali bukan masalah perilaku atau perbaikan secara luaran. Allah damba menyalurkan unsur Kristus ke dalam kita dari hari ke hari. Hanya unsur inilah yang dapat membuat kita dikuduskan.

Dalam pengudusan yang subyektif ada unsur Kristus yang ditambahkan kepada kita, tetapi dalam pembersihan, ada sesuatu dari kita yang terkikis, khususnya sifat alamiah kita. Ketika kita dibersihkan, sifat alamiah kita dibasuh bersih. Sifat adalah aspek yang terdalam dari diri kita, yaitu akar dari diri kita. Sifat tertentu itu sudah ada sejak kita dilahirkan. Maka, sifat sepenuhnya berada di dalam. Akan tetapi karakter, yaitu kombinasi dari sifat, adat-istiadat, dan kebiasaan sebagian di dalam, ada sebagian lagi di luar, sedang perilaku sama sekali berada di luar. Tuhan Yesus tidak begitu memperhatikan perilaku kita, Ia lebih memperhatikan karakter kita, dan Ia paling memperhatikan sifat kita. Ketika Kristus menambahkan unsur-Nya ke dalam kita, Ia juga membersihkan kita dan menyingkirkan sifat alamiah kita. Pembersihan-Nya menyingkirkan unsur alamiah kita dari lubuk batin kita.

Pembasuhan atas sifat alamiah kita tidak dapat dilaksanakan melalui ajaran, melainkan hanya melalui penyaluran unsur Kristus ke dalam kita. Bila unsur Kristus ditambahkan, saat itu pula ada sesuatu yang berasal dari diri kita akan terkikis. Karena itu, di satu aspek, kita beroleh penambahan Kristus, di aspek lain, kita mengalami pengikisan atas sifat alamiah kita. Secara berangsur-angsur Kristus ditambahkan ke dalam diri kita, dan sifat alamiah kita terkikis habis. Hasil dari proses ini ialah transformasi, yaitu suatu perubahan metabolis yang olehnya unsur baru tersusun ke dalam kita, sedang unsur usang kita disingkirkan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 58

No comments: