Hitstat

08 April 2013

Efesus - Minggu 29 Senin


Pembacaan Alkitab: Ef. 5:26, 29


Kehendak Allah dalam ekonomi-Nya bukan ingin mengoreksi atau memperbaiki kita, juga bukan ingin menggantikan orang yang buruk dengan orang yang baik. Da-lam pandangan Allah, baik atau buruk tidaklah penting, satu-satunya perkara yang berharga dalam ekonomi-Nya ialah Kristus itu sendiri. Karena itu, Allah sangat damba menggarapkan Kristus ke dalam kita. Entah kita baik atau buruk, kita perlu menerima unsur Kristus ke dalam kita. Ini mencakup pekerjaan Kristus untuk menguduskan kita. Pengudusan dalam 5:26 tidak hanya berarti dipisahkan dari hal-hal yang umum, tetapi juga berarti memiliki unsur Kristus yang ditambahkan ke dalam kita.

Pengudusan bukan masalah perbaikan diri kita dari luar, agar kita cocok dengan situasi hidup gereja. Sebagai contoh, seorang saudara muda sebelum masuk ke dalam gereja mungkin agak kendur. Kini, karena ia tinggal di perumahan saudara, maka ia terus mengingatkan dirinya untuk berperilaku dengan tepat. Perilakunya itu bukanlah pengudusan, melainkan agama. Dalam pandangan Allah, perilaku yang agamis itu tercakup dalam apa yang disebut sampah oleh Paulus (Flp. 3:8). Tuhan tidak menginginkan koreksi diri atau pembenahan diri semacam itu; Tuhan ingin menjenuhi seluruh diri kita dengan diri-Nya sendiri. Maka, pengudusan bukanlah perilaku, melainkan ditambahkannya unsur Kristus ke dalam diri kita.

Sebagai orang yang tahu Alkitab dan ajaran-ajaran Konghucu, saya mengetahui banyak orang Kristen yang menempuh hidup sehari-harinya seperti murid Konghucu. Di bawah pengaruh konsepsi yang agamis, mereka menganggap Alkitab sebagai sebuah buku doktrin dan ajaran-ajaran etika. Sebagai contoh, seorang saudari mung-kin dengan sekuat tenaga berusaha mematuhi suaminya. Dengan berbuat demikian, sebenarnya ia hidup seperti penganut Konghucu, namun ia percaya bahwa ia adalah seorang Kristen yang baik. Ia menjelaskan tingkah lakunya demikian: menurut Alkitab, suami adalah kepala dan ia harus mematuhi suaminya. Perkataan ini kedengarannya baik sekali, tetapi itu agamis, karena tidak sesuai dengan ekonomi Allah, yakni yang menggarapkan Kristus ke dalam kita. Kita semua tahu bahwa dalam Efesus 5:22 Paulus menasihati para istri agar mematuhi suami mereka sendiri. Akan tetapi jangan lupa, bahwa hal itu menyambung perkataannya tentang dipenuhi di dalam roh (ayat 18). Ini menunjukkan bahwa ketaatan seorang istri harus berasal dari dipenuhi Roh dalam batin, bukan dari usaha taat yang dibuat-buat di luaran.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 58

No comments: