Hitstat

22 April 2013

Efesus - Minggu 31 Senin


Pembacaan Alkitab: Kej. 2:18


Melalui pengudusan, pembasuhan, perawatan, dan pengasuhan, Kristus akan memperoleh satu gereja yang mulia sebagai mempelai perempuan-Nya. Seperti halnya Hawa berasal dari Adam dan kembali kepada Adam menjadi satu daging, begitu pula gereja berasal dari Kristus dan akan kembali kepada Kristus menjadi satu roh dengan-Nya. Allah ingin agar gereja yang berasal dari Kristus dan kembali kepada Kristus akan menjadi satu gereja yang mulia, satu gereja yang mengekspresikan Allah dan menyatakan Dia. Melalui pengudusan, pembasuhan, perawatan, dan pengasuhan, gereja sedang dijenuhi dengan esens Allah. Dengan jalan ini gereja akan menjadi mempelai perempuan untuk mengekspresikan Kristus. Setiap gereja lokal hari ini harus menjadi satu ekspresi Allah yang sedemikian.

Empat pasal pertama Kitab Efesus membahas penggenapan kehendak kekal Allah. Untuk ini Allah memerlukan manusia baru yang universal, gereja sebagai manusia yang dewasa penuh dalam pasal 4. Dalam hubungan ini, manusia baru adalah aspek gereja yang tertinggi. Dari gereja sebagai perhimpunan (kumpulan orang) kita maju kepada gereja sebagai keluarga Allah, kemudian kepada gereja sebagai Tubuh, dan terakhir kepada gereja sebagai manusia yang dewasa penuh.

Seiring dengan kebutuhan tergenapnya kehendak Allah, perlu pula Kristus beroleh kepuasan. Dalam Kristus ada keinginan, hasrat yang dalam untuk beroleh kepuasan. Hanya gereja yang menjadi mempelai perempuan yang dapat memuaskan hasrat dalam hati Kristus itu.

Bahkan dalam hubungan antara suami dan istri, istri harus memperhatikan kepuasan suaminya, tidak hanya melakukan perkara-perkara tertentu bagi suaminya. Sebelum penciptaan Hawa, Alkitab menerangkan, “Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja” (Kej. 2:18). Karena itu, perempuan diciptakan untuk memenuhi kepuasan laki-laki. Berdasarkan Alkitab, kepuasan seorang pria tergantung pada wanita. Dalam Efesus 5 Paulus mempersembahkan gereja sebagai mempelai perempuan bagi kepuasan Kristus. Seperti telah kita lihat, apa yang diperlukan gereja untuk menjadi mempelai perempuan bukan hanya realitas dan anugerah, tetapi juga kasih dan terang.

Gereja yang menjadi manusia baru bagi penggenapan kehendak Allah dan mempelai perempuan bagi kepuasan hasrat hati Kristus, juga pejuang untuk menaklukkan musuh Allah. Melalui peperangan rohani gereja sebagai pejuang, maka problem Allah tentang musuh telah selesai. Jika gereja ingin menjadi pejuang yang menaklukkan musuh, ia harus perkasa dan memiliki perlengkapan senjata dari Allah. Jadi, gereja adalah manusia baru untuk penggenapan kehendak Allah, mempelai perempuan untuk kepuasan Kristus, dan pejuang untuk mengalahkan musuh Allah.

Antara bagian gereja sebagai mempelai perempuan (5:22-33) dengan gereja sebagai pejuang (6:10-20) kita dapati 6:1-9, yang membicarakan hubungan antara anakanak dengan orang tua dan antara para hamba dengan para tuan. Jika kita mengabaikan bagian firman ini, kita tidak dapat menjadi mempelai perempuan dan pejuang yang tepat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 3, Berita 62

No comments: