Hitstat

23 August 2013

Efesus - Minggu 48 Jumat



Pembacaan Alkitab: Ef. 6:10, 18


Sebagai pejuang Allah, gereja tidak dapat berperang dengan kekuatannya sendiri, sebaliknya, kita harus dikuatkan di dalam Tuhan dan di dalam kekuatan kuasa-Nya (6:10). Untuk menanggulangi musuh Allah, berperang melawan kuasa-kuasa gelap yang jahat, kita perlu dikuatkan dengan kekuatan kuasa yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di surga, jauh melampaui semua roh jahat di udara. Dalam peperangan rohani melawan Iblis dan kerajaan jahatnya, kita hanya dapat berperang di dalam Tuhan, bukan di dalam diri kita sendiri. Bila kita berada di dalam diri kita sendiri, kita akan kalah.

Menurut Efesus 6, Tuhan dengan kuasa-Nya adalah perlengkapan senjata yang kita pakai untuk perlindungan kita. Ini berarti sebagai Tubuh, kita perlu mengenakan Kristus sendiri sebagai perlengkapan senjata kita. Untuk berperang dalam peperangan rohani kita harus memiliki Kristus sebagai seluruh perlengkapan senjata Allah.

Dalam Efesus 6:14-17 terdapat enam aspek dari Kristus sebagai perlengkapan senjata: ikat pinggang realitas, baju zirah kebenaran, fondasi Injil damai sejahtera yang kokoh (kasut), perisai iman, ketopong keselamatan, dan pedang Roh. Sebab itu, seluruh perlengkapan senjata Allah ini terdiri atas ikat pinggang, baju zirah, kasut, perisai, ketopong, dan pedang. Perisai untuk pertahanan, sedangkan pedang untuk penyerangan. Sebenarnya pedang merupakan satu-satunya peralatan perang untuk melakukan perlawanan yang ofensif.

Menurut ayat 18, kita menerima ketopong keselamatan dan pedang Roh melalui segala doa dan permohonan. Sebenarnya doa adalah alat yang olehnya kita menerima semua aspek dari seluruh perlengkapan senjata Allah. Tahukah Anda bagaimana menggunakan ikat pinggang realitas? Melalui berdoa di dalam roh. Doa juga adalah cara untuk memakai baju zirah, kasut, perisai, ketopong, dan pedang.

Ketika kita berada di dalam Tubuh, kita sebenarnya bukan menempuh peperangan rohani, melainkan menikmatinya. Tidak saja tidak susah payah dalam peperangan, malahan peperangan itu akan menjadi suatu kenikmatan. Karena kita berdoa di dalam roh untuk memakai seluruh aspek Kristus sebagai perlengkapan senjata, maka peperangan rohani ini menjadi suatu kenikmatan. Kita menikmati Kristus sebagai realitas yang mengikat pinggang kita, dan sebagai kebenaran yang menutupi dan melindungi hati nurani kita. Tidak hanya demikian, kita menikmati Dia sebagai fondasi yang kokoh dari Injil damai sejahtera, dan sebagai perisai iman kita. Kristus sendiri adalah iman bagi kita. Seperti dikatakan Ibrani 12:2, Ia adalah Pencipta dan Penyempurna iman. Dengan Kristus sebagai perisai kita, kita dapat menahan panah-panah api dari si jahat. Tambahan pula, kita menikmati Kristus sebagai ketopong keselamatan yang menudungi kepala kita, dan juga sebagai pedang Roh itu, yaitu firman Allah. Mazmur 23:5 mengatakan, “Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.” Ini menunjukkan medan peperangan itu adalah tempat berpesta. Kita berpesta di hadapan lawan, menikmati Kristus sebagai realitas, kebenaran, damai sejahtera, iman, keselamatan, dan firman Allah yang hidup. Kita menikmati Dia dan memakai Dia melalui berdoa di dalam roh.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 97

No comments: