Hitstat

24 August 2013

Efesus - Minggu 48 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ef. 6:18


Kita telah menunjukkan bahwa melalui doa-baca kita menerima firman Allah ke dalam kita. Biasanya bila kita mengatakan menerima firman Allah ke dalam kita, kita menganggap firman sebagai makanan. Tetapi dalam Efesus 6 penekanannya tidak pada firman yang memberi makan, melainkan firman yang membunuh. Firman yang memberi makan itu untuk membangun kita, sedang firman yang membunuh adalah untuk menanggulangi musuh. Dalam konteks ini, kita harus melakukan doa-baca firman terutama bukan untuk menerima makanan, melainkan untuk mengalami pedang sebagai alat pembunuh. Semakin kita melakukan doa-baca firman, kita akan semakin mengalami kuasa pembunuh dari firman tersebut.

Kita sudah menunjukkan bahwa pedang adalah satu-satunya aspek perlengkapan senjata untuk melakukan peperangan secara ofensif, yaitu satu-satunya perlengkapan senjata Allah yang dipakai untuk menyerang musuh. Mungkin Anda heran apa hubungannya hal ini dengan pengalaman subyektif kita atas kuasa pembunuh dari firman itu. Jika kita ingin mengerti hal ini, kita harus nampak bahwa dalam peperangan rohani kita tidak saja harus menanggulangi musuh-musuh yang obyektif, tetapi juga menanggulangi lawan-lawan yang subyektif. Iblis tidak saja adalah musuh yang di luar kita, ia pun adalah lawan yang di dalam kita. Hari ini kita menghadapi problem yang lebih besar karena lawan yang di dalam daripada karena musuh yang di luar. Serangan-serangan musuh dari luar tidak sehebat serangan lawan dari dalam. Untuk menanggulangi lawan di dalam kita perlu mengalami kuasa pembunuh dari firman. Benar, musuh berada di luar kita, tetapi unsur-unsur musuh berada di batin kita, maka kita perlu kuasa pembunuh dari firman yang diterapkan secara subyektif ke dalam diri kita. Musuh telah menyuntikkan dirinya sendiri ke dalam diri kita, maka yang kita perlukan ialah penerapan kuasa pembunuh dari firman ke dalam kita untuk menanggulangi unsur-unsur musuh yang ada di batin kita.

Jika Anda merenungkan pengalaman rohani Anda, Anda akan menyadari bahwa serangan musuh atas Anda kebanyakan berasal dari dalam. Panah-panah api kebanyakan tidak datang dari musuh di luar, melainkan dari musuh di dalam. Jika Anda mengasingkan diri, Anda akan diserang dari dalam oleh panah-panah api lawan. Dengan ini kita nampak bahwa kita harus menghadapi lawan dan musuh. Dalam pengalaman kita, pada akhirnya kita akan menyadari bahwa musuh kita yang tersulit ialah diri (ego) kita. Ego adalah musuh kita yang terjahat. Sering kali kita tergoda bukan oleh musuh yang obyektif, tetapi oleh ego, yaitu diri kita sendiri.

Karena ego merupakan musuh yang terbesar, maka kita perlu mengalami kuasa pembunuh dari firman Allah. Ketika kita melakukan doa-baca, kita akan beroleh makanan di satu pihak, tetapi ada beberapa unsur akan terbunuh di pihak lain. Boleh jadi Anda diganggu oleh kecurigaan, kebencian, kecemburuan, kesombongan, atau keegoisan. Tahukah Anda bahwa hal-hal itu dapat terbunuh melalui doa-baca firman? Semakin kita menerima firman bersama kuasa pembunuhnya, maka kesombongan kita dan semua unsur negatif yang di dalam kita akan semakin dimatikan. Melalui doa-baca, lawan yang di dalam itu akan terbunuh. Setelah sesaat melakukan doa-baca firman, kita nampak bahwa lawan yang menyerang kita akan lenyap. Lawan-lawan itu dengan praktis telah terbunuh oleh firman yang kita terima ke dalam kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 4, Berita 97

No comments: