Hitstat

26 August 2013

Filipi - Minggu 1 Senin



Pembacaan Alkitab: Flp. 1:20-21


Dalam menulis kitab Filipi Paulus tidak bermaksud menyajikan doktrin. Itu tidak berarti dalam kitab ini tidak ada unsur yang doktrinal. Seluruh kitab Perjanjian Baru mengandung unsur yang doktrinal. Tetapi jika diteliti dengan cermat, Kitab Filipi tidak berkaitan dengan doktrin, melainkan dengan pengalaman akan Kristus.

Dalam 1:20 Paulus mengatakan, “Kristus dengan nyata diperbesar di dalam tubuhku” (Tl.), dan dalam 1:21 ia mengatakan, “Bagiku hidup adalah Kristus.” Kedua pernyataan ini mewakili konsepsi pokok dari keseluruhan kitab ini. Dalam kitab ini kita disuruh memperbesar Kristus dan memperhidupkan-Nya. Memperbesar Kristus bukan hanya berarti mengekspresikan Dia, melainkan mengekspresikan Kristus dengan memperluas Dia. Kita wajib memperbesar Kristus lewat memperhidupkan-Nya secara riil dari hari ke hari. Kehidupan kita sehari-hari harus merupakan satu kehidupan yang memperhidupkan Kristus. Ada ajaran-ajaran etis tertentu menganjuri orang untuk hidup dengan budi pekerti yang khas. Tetapi, Kitab Filipi tidak menyuruh kita hidup menurut etika atau pekerti tertentu, melainkan menurut Kristus. Kristus harus menjadi segala sesuatu dalam kehidupan kita sehari-hari, bahkan Ia harus menjadi pekerti-pekerti, seperti kerendahan hati, kebaikan, dan lain-lain.

Sebelum Paulus beroleh selamat, hidupnya berpusat pada hukum Taurat dan memperhidupkan hukum Taurat. Tetapi setelah ia berpaling kepada Kristus dan dilahirkan kembali, ia mulai memperhidupkan Kristus. Kristus tidak saja menjadi hayat Paulus, juga kehidupannya. Akhirnya, menurut pengalamannya, Paulus dapat menyatakan bahwa baginya hidup adalah Kristus.

Kitab Filipi tidak mengatakan dengan nyata dan tegas apa latar belakangnya. Tetapi jika kita membahas pernyataan-pernyataan dan nasihat-nasihat Paulus dalam kitab ini, kita akan menemukan beberapa petunjuk mengenai latar belakangnya. Jika kita membaca keempat pasal dari kitab ini dengan cermat, kita akan memperoleh keempat unsur yang berkaitan dengan latar belakang itu.

Pada saat Kitab Filipi ditulis, para penganut agama Yahudi menggunakan pengaruh mereka terhadap kaum beriman dalam Kristus (3:2-4). Para penganut agama Yahudi itu sangat kuat mempertahankan agama Yahudi. Mereka tidak saja mempraktekkan agama mereka, tetapi juga mempromosikan bahkan memperjuangkannya. Para penganut agama Yahudi yang paling fanatik ialah orang-orang Farisi, yaitu orang-orang yang paling ortodoks dalam agama nenek moyang mereka. Karena penyebaran orang-orang Yahudi, maka para penganut agama Yahudi itu pun tersebar ke seluruh wilayah Laut Tengah. Di mana ada orang Yahudi, di situ selalu ada para penganut agama Yahudi. Tidak ada kelompok manusia lainnya yang dapat menandingi kefanatikan para penganut agama Yahudi dalam mempromosikan agama mereka. Bahkan di Filipi, sebuah kota di Makedonia, mereka pun menggunakan pengaruh mereka terhadap kaum beriman.

Dalam 3:1 Paulus mengatakan, “Akhirnya, Saudara-saudaraku, bersukacitalah dalam Tuhan. Menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat bagiku dan memberi kepastian kepadamu.” Kata-kata ini menunjukkan bahwa bersukacita di dalam Tuhan adalah suatu perlindungan, pengamanan. Bila kita bersukacita dalam Dia, kita akan aman. Sukacita itulah yang melindungi kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 1, Berita 1

No comments: