Hitstat

05 December 2013

Filipi - Minggu 15 Kamis



Pembacaan Alkitab: Flp. 4:10, 14-20


Dalam berita ini kita akan membahas persekutuan kaum beriman dalam keperluan rasul. Kebanyakan orang Kristen tidak mempunyai persekutuan dalam pemberian mereka. Persekutuan tidak sekadar berarti berkomunikasi atau saling mengambil bagian, persekutuan juga mencakup pelayanan hayat. Ketika kita bersekutu satu sama lain, kita melayankan hayat kepada satu sama lain. Ketika saling memberikan sesuatu sebagai persembahan, kebanyakan orang Kristen tidak mempunyai perasaan yang dalam bahwa “transaksi” ini mengandung pelayanan hayat. Tetapi bila kita mendoabacakan ayat-ayat yang tertera di atas, kita akan menjamah pelayanan hayat baik dari pihak rasul maupun dari pihak kaum beriman yang mengirimkan pemberian kepada Paulus. Sudah pasti kaum saleh di Filipi tidak hanya mengirimkan suplai materi kepada Paulus, tetapi juga memberikan pelayanan hayat kepadanya. Jadi, antara kedua pihak, rasul dan kaum beriman, terdapat persekutuan hayat dan pelayanan hayat timbal balik. Kita sangat perlu belajar memberikan suplai dalam persekutuan dan pelayanan hayat yang demikian.

Dalam 4:10 Paulus berkata, “Aku sangat bersukacita dalam Tuhan bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku.” Mungkin ada keadaan tertentu yang membuat kaum beriman Filipi tidak dapat meneruskan pengiriman suplai materi kepada Paulus. Ketika mereka mengirimkan suplai itu melalui Epafroditus, maka Paulus menganggap ini adalah bertumbuhnya kembali pikiran mereka terhadap Paulus. Menurut perasaan Paulus, pengiriman suplai melalui Epafroditus itu merupakan bertumbuhnya kembali perhatian mereka terhadap dirinya.

Kita harus menaruh perhatian seksama atas kata “bertumbuh”. Kata ini menyiratkan bahwa pemberian benda-benda materi yang kita lakukan kepada setiap gereja, kepada hamba-hamba Tuhan, atau kepada setiap orang kudus harus merupakan sesuatu yang hidup yang dapat berbunga. Persekutuan ini melebihi mengambil bagian, juga mencakup peredaran arus hayat. Menurut Alkitab, persekutuan selalu berasal dari hayat. Surat 1 Yohanes 1:2-3 mewahyukan bahwa persekutuan berasal dari hayat; sumber persekutuan adalah hayat. Karena itu, dalam Filipi 4:10 Paulus memakai kata bertumbuh, dan dalam ayat 14 memakai kata “mengambil bagian” (akar kata dalam bahasa aslinya adalah persekutuan): “Namun baik juga perbuatanmu bahwa kamu telah mengambil bagian dalam k esusahanku”. Paulus seolah-olah berkata, “Kalian telah melayani aku dengan hayat dan telah menolongku serta menopangku pada saat aku dipenjara. Ketika aku menderita, kalian telah membantuku dengan menyuplaikan hayat kepadaku. Kalian pasti akan menerima suplai hayat sebagai gantinya.”

Persekutuan dalam hayat dapat diilustrasikan seperti peredaran darah dalam tubuh manusia. Di satu aspek, ketika darah beredar, darah itu mengalir keluar; di aspek lain, darah itu mengalir kembali lagi. Demikian pula, persekutuan hayat kita selalu ada keluar dan ada kembalinya. Setiap pengaliran keluar yang tanpa pengaliran masuk yang seimbang bukanlah persekutuan yang wajar. Persekutuan selalu mengandung peredaran. Hayat mengalir keluar, hayat juga mengalir kembali. Hayat mengalir keluar dengan suplai untuk pihak lain, kemudian ia mengalir kembali dengan suplai dari pihak lain. Setiap kali kita memberikan benda-benda materi di bawah pimpinan Tuhan, kita seharusnya mengalami persekutuan hayat yang demikian; seharusnya ada yang berbunga dan menyuplaikan hayat satu sama lain.

Persekutuan yang terdapat di antara kaum beriman Filipi dengan Paulus adalah persekutuan untuk kemajuan Injil (1:5). Pengiriman suplai benda-benda material adalah demi memajukan Injil. Seperti telah kita tunjukkan, Injil di sini sama dengan pergerakan Allah di bumi bagi ekonomi-Nya. Injil tidak saja mencakup kabar baik tentang keselamatan, penebusan, pengampunan, pembenaran, dan hayat kekal. Khususnya dalam Filipi ini, Injil berarti pergerakan Allah dalam ekonomi-Nya. Karena itu, persekutuan, bahkan dalam hal pengiriman suplai materi, adalah untuk perluasan pergerakan Allah dalam ekonomi-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 30

No comments: