Hitstat

28 December 2013

Filipi - Minggu 18 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ef. 6:17-18


Ketika kita membaca firman, kita harus membaurkan pembacaan kita dengan doa. Seperti kita melatih mata dan pikiran kita, kita pun harus melatih roh kita untuk menjamah Roh itu. Kemudian semua yang ada dalam firman akan menjadi suplai yang limpah lengkap dari Roh itu di dalam pengalaman kita.

Di satu pihak, makanan yang kita makan tiap hari merawat kita; di pihak lain, makanan juga mengandung unsur-unsur yang dapat membunuh kuman-kuman dalam tubuh kita. Kita hanya perlu makan dengan tepat dan membiarkan unsur-unsur dalam makanan yang kita makan itu merampungkan pekerjaan tersebut. Demikian pula, melalui doa baca firman, kita akan mengalami perawatan dan pembunuhan hal-hal negatif dalam batin kita. Ketika kita melakukan doa baca, tanpa disadari dan secara otomatis kita akan mengambil bagian dalam unsur-unsur dasar dari kekayaan Kristus: sifat ilahi, sifat insani, kehidupan insani, kematian, kebangkitan, kenaikan, dan pemuliaan. Di satu pihak, unsur kematian Kristus yang almuhit membunuh halhal negatif dalam diri kita. Di pihak lain, kebangkitan-Nya menguatkan kita dan membangun kita. Hal ini bukan berasal dari ajaran yang di luar, melainkan dari perawatan yang di dalam.

Jika kita menerima kekayaan Kristus melalui mendoabacakan firman, tidak perlulah kita memutuskan untuk melakukan kebaikan atau memperbaiki diri kita sendiri. Kita akan memperhidupkan Kristus dengan spontan. Kita akan menempuh suatu kehidupan yang penuh dengan unsur dasar dari kekayaan Kristus. Dalam kehidupan kita akan ada sifat ilahi, sifat insani, penyaliban, kematian Kristus, dan penguatan di dalam hayat kebangkitan-Nya. Hidup dengan cara demikian berarti menyatakan firman hayat dan memperbesar Kristus.

Walaupun saya tidak tahu banyak tentang komposisi makanan jasmani yang saya makan setiap hari, tetapi saya telah memakannya lebih dari 70 tahun. Sejauh yang menyangkut makanan, yang penting bukanlah mengetahui, melainkan menerima makanan itu ke dalam tubuh kita melalui makan. Kemudian, semua unsur dan bahan makanan itu akan masuk ke dalam kita dan berfungsi di dalam kita, yakni merawat kita, menguatkan kita, membangun kita, dan membunuh kuman-kuman, sehingga kita menjadi sehat dan memiliki kehidupan sehari-hari yang tepat. Seperti telah kita tunjukkan, kehidupan kristiani pun demikian. Kehidupan kristiani bukan suatu kehidupan etika, agama, kebudayaan, atau moral. Kehidupan kristiani sebenarnya adalah Kristus itu sendiri, yang lebih tinggi daripada etika yang tertinggi atau moralitas yang top. Jika kita ingin menempuh kehidupan kristiani yang tepat, Allah menghendaki kita memahami bahwa kita telah dilahirkan oleh Dia dan sekarang kita adalah anak-anak-Nya. Sebagai anggota Kristus, kita memiliki hayat dan sifat ilahi. Selain itu, kita memiliki Roh dan firman, yakni sarana untuk menerima transmisi ilahi. Setiap hari kita harus datang kepada firman dengan roh berdoa untuk menerima kekayaan Kristus sekaligus suplai limpah lengkap dari Roh itu. Jika kita dirawat oleh firman dengan cara demikian, kita akan bertumbuh dan dengan spontan menempuh suatu kehidupan yang penuh dengan berbagai unsur kekayaan Kristus. Dalam kehidupan kita akan ada sifat insani yang ditinggikan, operasi kematian Kristus yang ajaib, dan keharuman dan kuasa kebangkitan-Nya. Semua hal negatif di dalam kita — daging, ego, dan hayat alamiah — akan dilenyapkan. Kemudian, kita akan menyatakan pada firman hayat. Inilah artinya memperbesar Kristus.

Saya memuji dan bersyukur kepada Tuhan karena Dia menunjukkan jalan untuk menerima firman ini kepada kita. Ini adalah cara yang alkitabiah, cara yang hayati. Alangkah ajaibnya bahwa Allah Tritunggal telah menggarapkan diri-Nya sendiri ke dalam kita dan juga memberikan firman kudus-Nya di luar serta Roh-Nya di dalam! Sekarang kita dapat datang kepada firman dan melalui melatih roh kita menerima segala kekayaan yang terwujud di dalam firman itu serta menerapkan Roh almuhit itu ke seluruh diri kita. Dengan demikian kita dapat memperhidupkan Kristus.
 

Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 36

No comments: