Hitstat

26 February 2014

Filipi - Minggu 27 Rabu



Pembacaan Alkitab: Flp. 3:10-14


Dalam ayat 10 ada empat perkara yang penting: mengenal Kristus, mengenal kuasa kebangkitan-Nya, mengenal persekutuan penderitaan-Nya, dan diserupakan dengan kematian-Nya. Sebenarnya diserupakan dengan kematianNya berkaitan baik dengan mengenal kuasa kebangkitan Kristus maupun dengan mengenal persekutuan penderitaanNya. Kata “diserupakan” menunjukkan bagaimana kita dapat mengenal kuasa kebangkitan Kristus dan persekutuan penderitaan-Nya.

Kita telah menunjukkan bahwa kematian Kristus berlangsung dalam keseluruhan kehidupan-Nya di bumi. Sewaktu Dia hidup, Dia pun selalu mati; mati terhadap ciptaan lama untuk hidup dalam ciptaan baru. Inilah makna “kematian-Nya” dalam ayat 10. Kita perlu diserupakan dengan kematian Kristus baik dalam hidup gereja (church life) maupun dalam kehidupan keluarga, yakni mati terhadap ciptaan lama, supaya kita dapat memperhidupkan ciptaan baru.

Jika seorang saudara telah mencapai kebangkitan yang unggul dalam pengalamannya, maka kasihnya terhadap istrinya juga berada dalam ciptaan baru. Kasihnya tidak lagi kasih yang alami, kasih dalam ciptaan lama. Seorang saudara boleh jadi sangat mencintai istrinya, namun kasihnya mungkin tidak ada sangkut-pautnya dengan kebangkitan yang unggul itu. Demikian pula seorang istri mungkin sangat taat kepada suaminya menurut etika dan latar belakang kebudayaan, tetapi ketaatannya itu juga mungkin mutlak berada dalam alamiahnya, dalam ciptaan lama, dan sama sekali tidak di dalam ciptaan baru. Misalkan, seorang saudari bertekad menaati suaminya. Sebenarnya ia tidak mau mematuhinya, tetapi mungkin dengan meneteskan air mata ia memaksa dirinya untuk berbuat demikian. Ketaatan semacam ini adalah ketaatan dalam ciptaan lama. Allah tidak menghendaki kasih atau ketaatan yang alamiah, kasih dan ketaatan yang bukan di dalam kebangkitan yang unggul; sebaliknya, Dia menghendaki kita memperhidupkan kehidupan yang diwahyukan dalam Filipi 3. Untuk ini kita perlu memperoleh Kristus dan ditemukan di dalam Dia untuk mengenal kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, diserupakan dengan kematian-Nya agar kita dapat mencapai kebangkitan yang unggul.

Pada waktu Paulus menulis Surat Kiriman ini kepada orang Filipi, ia tidak menganggap dirinya sendiri telah mencapai kebangkitan yang unggul. Karena itu ia berkata, “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena aku pun telah ditangkap oleh Kristus Yesus.” Paulus hanya memperhatikan satu perkara — melupakan apa yang telah di belakang, dan mengarahkan diri kepada apa yang di depan. Dia berlari ke sasaran yang di depan untuk meraih hadiah atau pahala panggilan surgawi Allah dalam Kristus Yesus. Semua perkara yang di belakang adalah milik ciptaan lama, tetapi perkara yang di depan adalah milik ciptaan baru. Allah telah menyelamatkan kita dari ciptaan lama dan meletakkan kita dalam suatu perlombaan menuju sasaran untuk memperoleh pahala. Sekarang kita harus berlari-lari dalam perlombaan ini untuk mencapai kebangkitan yang unggul dari antara orang mati dan segala perkara milik ciptaan baru.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 53

No comments: