Hitstat

06 August 2015

Ibrani - Minggu 11 Kamis



Pembacaan Alkitab: Kis. 3:21


Bagaimanakah Allah menggenapkan kehendak-Nya? Pertama, Ia menciptakan manusia. Dalam susunan alamiahnya, manusia itu bukan yang benar-benar menggenapkan kehendak Allah, ia hanyalah selembar foto atau sebuah gambar pendahuluan. Walaupun demikian, dalam foto ini kita dapat melihat bahwa Allah telah merasa puas. Seluruh Perjanjian Lama terutama mewahyukan dua hal : Allah menciptakan manusia dan memanggil manusia. Allah menciptakan Adam, dan memanggil Abraham. Abraham, termasuk Ishak, Yakub, dan semua anak Yakub, merupakan manusia terpanggil yang korporat. Seluruh umat Israel telah menerima panggilan di dalam Abraham. Maka, Abraham adalah satu manusia korporat, yang merupakan gambar pendahuluan yang sekali lagi memuaskan Allah. Dalam manusia korporat ini kita dapat melihat lebih banyak daripada Adam, sebab Adam hanya merupakan satu manusia individual, sebagai foto kepuasan Allah, sedang Abraham, termasuk semua keturunannya, merupakan satu gambar korporat, yang lengkap dari kepuasan Allah. Perjanjian Lama mewahyukan kedua gambar pendahuluan dari kepuasan Allah ini; yang satu individual dan yang lain korporat. Pada prinsipnya, keduanya ini sama-sama mewahyukan apa yang telah memuaskan Allah. Kita perlu penglihatan yang menyeluruh seperti ini, agar kita dapat memahami Alkitab.

Perjanjian Lama menunjukkan kepada kita pralambang, Perjanjian Baru mewahyukan realitasnya. Allah sendiri telah datang menjadi seorang manusia, dan seperti sebutir benih, Ia telah menaburkan diri-Nya ke dalam manusia, tanah ladang ini. Kita tidak boleh memisahkan manusia dengan tanah, karena keduanya sama dalam sifat hakikinya. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa manusia berasal dari debu tanah dan milik tanah. Bagaikan sebutir benih, Allah datang dan menaburkan diri-Nya ke dalam manusia, tanah sejati ini. Setelah benih gandum ini ditanam ke dalam tanah manusia. Ia mati, lalu di dalam kebangkitan ia menghasilkan banyak butir, dan butir-butir ini kemudian dijadikan seketul roti, yakni gereja (Yoh. 12:24; 1 Kor. 10:17). Di dalam roti, gereja ini, Allah dapat mengekspresikan diri-Nya juga dapat berkuasa. Di dalam gereja ada Kerajaan Allah, tempat kekuasaan Allah diterapkan dan gambamya diekspresikan. Karena itu, gereja adalah perhentian Allah, juga adalah tahap pertama penggenapan kehendak Allah secara riil.

Akan tetapi masih perlu tahap yang lain. Tahap kedua akan dimulai dari kedatangan-Nya kali kedua. Untuk merampungkan kehendakNya secara riil, Ia perlu datang dua kali. Dalam kedatangan-Nya kali pertama Ia telah menaburkan diri-Nya ke dalam manusia, dan dalam kedatangan-Nya kali kedua, Ia akan menuai apa yang telah Ia tabur dalam kedatangan-Nya kali pertama. Dalam kedatangan-Nya kali pertama sudah ada hal-hal yang terjadi, misalnya gereja telah dihasilkan, perhentian telah ada, tetapi kehendak-Nya masih belum genap seluruhnya. Kedatangan-Nya kali kedua akan merampungkan lebih banyak, dan akan mendatangkan hari Sabat yang lebih sempurna. Kehendak kekal Allah tidak mungkin genap sepenuhnya sebelum kedatangan Tuhan kali kedua. Tanpa masa Kerajaan Seribu Tahun, kehendak kekal Allah tidak mungkin genap dengan sempurna.

Kerajaan Seribu Tahun akan merupakan bagian terakhir dan yang paling penting dari penggenapan kehendak kekal Allah. Ketika Tuhan Yesus kembali, masa Kerajaan Seribu Tahun yang indah akan dimulai. Tetapi bagaimanapun indahnya Kerajaan Seribu Tahun, langit lama dan bumi lama masih tetap ada. Jadi, masa Kerajaan Seribu Tahun paling jauh merupakan masa pemulihan (kebangunan) (Kis. 3:21). Ketika itu langit dan bumi akan mengalami pemulihan (kebangunan), tetapi tetap sebagai langit dan bumi lama, belum diganti dengan yang baru. Langit dan bumi lama diganti dengan langit dan bumi baru seribu tahun kemudian. Setelah seribu tahun terakhir ini berlalu, alam semesta yang lama akan diganti dengan yang baru. Ketika itulah langit baru, bumi baru, dan Yerusalem Baru akan dimulai.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 22

No comments: