Hitstat

27 August 2015

Ibrani - Minggu 14 Kamis



Pembacaan Alkitab: Ibr. 5:1, 4-6


Harun tidak mengambil kehormatan bagi dirinya sendiri untuk menjadi Imam Besar, melainkan berdasarkan panggilan dan ketetapan Allah (5:4, 1). Terlebih pula halnya dengan Kristus. Ia bukan memuliakan diri‑Nya sendiri untuk menjadi Imam Besar, melainkan Ia dilantik oleh Allah menjadi Imam Besar menurut aturan Melkisedek dalam kebangkitan‑Nya (5:5‑6). Sebagai Imam Besar, Harun mengurus hal‑hal yang berkaitan dengan Allah untuk umat Israel (ayat 1). Kristus lebih unggul daripadanya dalam hal melayani segala urusan kita di hadapan Allah. Harun mempersembahkan kurban penghapus dosa bagi seluruh umat dan dirinya sendiri, yang merupakan lambang belaka (5:1, 3). Kristus dalam realitasnya mempersembahkan diri‑Nya sendiri sebagai kurban penghapus dosa.

Dalam 5:2 dikatakan bahwa sebagai imam besar, "Ia harus dapat mengerti orang‑orang yang tidak tahu apa‑apa dan sesat, karena ia sendiri penuh dengan kelemahan." Walaupun tidak dipengaruhi oleh kelemahan seperti Imam Besar yang dipilih dari antara manusia, Kristus sebagai Imam Besar kita, telah dicobai dalam segala hal seperti kita. Karena itu, Dia dapat bersimpati kepada kelemahan kita, membelaskasihani kita, orang‑orang yang tidak tahu dan sesat ini.

Sebagai Imam Besar, Kristus dimuliakan oleh Allah melalui kebangkitan (5:5). Pada Imam Besar yang dipilih dari antara manusia, hanya ada kehormatan, suatu perkara kedudukan. Tetapi pada Kristus sebagai Imam Besar, bukan hanya ada kehormatan, juga ada kemuliaan, bukan hanya ada kemustikaan kedudukan‑Nya, juga ada kemegahan persona‑Nya. Dalam ayat 5 ini terdapat sebuah kutipan dari Mazmur 2:7 ‑ "Anak‑Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini." Ini mengacu kepada kebangkitan Kristus (Kis. 13:33), yang melayakkan Dia menjadi Imam Besar kita. Untuk menjadi Imam Besar kita, Kristus harus berbagian dalam keinsanian kita, dan juga harus membawa keinsanian ini masuk ke dalam kebangkitan. Dikatakan dari segi keinsanian‑Nya, Dia dapat bersimpati kepada kita, membelaskasihani kita (4:15; 2:17). Dikatakan dari segi keilahian‑Nya, dalam, kebangkitan, Dia dapat melakukan segala sesuatu bagi kita, dan setia terhadap kita (7:24‑25, 2:17).

Dalam ayat 6 terdapat sebuah kalimat yang dikutip dari Mazmur 110 yang mengatakan, "Engkau adalah Imam untuk selama‑lamanya, menurut aturan Melkisedek." Ini mengacu kepada kenaikan dan penobatan Kristus (Mzm. 110:14). Ini adalah syarat yang lebih maju di luar kebangkitan‑Nya, yang melayakkan‑Nya menjadi Imam Besar kita (7:26). Kristus tidak hanya bangkit dari antara orang mati, bahkan telah naik ke tempat tertinggi di alam semesta. Bila kita menjamah‑Nya, kita menjamah Dia, Tuhan yang mengungguli segala‑galanya, dan kita pun akan mengungguli segala‑galanya. Tarikan bumi, setan‑setan, penguasa‑penguasa, dan semua hal negatif telah ditaklukkan oleh Dia.

Kristus menjadi Imam, Besar kita adalah menurut aturan Melkisedek (5:6). Aturan Melkisedek lebih tinggi daripada aturan Harun. Aturan Harun hanya untuk keimaman dalam keinsanian, sedangkan aturan Melkisedek adalah untuk keimaman dalam keinsanian dan keilahian.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 2, Berita 28

No comments: